Juliet
Pernikahan... Pernikahan... Astaga... Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh ku, tenang aku masih normal, aku juga mengharapkan bisa mendapat pria tampan dan kaya, tetapi tidak seperti Romeo, tidak pria itu, pria aneh, cerewet, jahil, menyebalkan, sok humoris, aku ingin mendapatkan pria cool, tidak banyak bicara tetapi romantis dan pintar.
Huftt.... Aku menghela nafas ku dan menenggelamkan kepalaku kedalam bantal favoritku, pikiranku melayang membayangkan saat aku dan Romeo mengucapkan janji suci nanti, aku yakin pasti Romeo akan sangat memalukan nanti, seperti menginjak gaun ku hingga aku terjatuh atau mungkin mantan kekasih gay nya datang dan menghancurkan resepsi kami.
"July, kau mau makan?" aku mendengar suara Romeo dari luar kamar ku.
"Tidak" balas ku dengan lesu.
"Serius?" Romeo membuka pintu kamarku lalu berjalan mendekat kearahku, "kau kenapa?"
"Aku rasa aku terkena Wedding Syndrom" ucapku asal.
"Penyakit? Aku tidak pernah mendengarnya, penyakit macam apa memang?"
Dasar bodoh... Memang tidak ada.
"Penyakit ketakutan saat pernikahan nanti"
"Kau takut menikah dengan ku? Tenang July, aku tidak akan berubah menjadi makhluk hijau yang gendut dengan kuping besar saat kau menciumku sehabis mengucapkan janji suci" Romeo terkekeh pelan.
"Bukan itu, idiot"
"Lalu?"
"Aku takut kau membuat ku malu dipesta nanti"
"Misalnya?"
"Emm---" aku mengangkat kepalaku menata Romei, "menginjak gaun ku hingga aku terjengkang kedepan atau mungkin mantan kekasih gay mu datang dan menghancurkan pesta"
"Hanya itu?"
"Banyak lagi, atau mungkin kau tidak sengaja mendorong tubuh ku kedepan dan membuat wajahku terjatuh tepat diatas cake pernikahan kita, oh atau mantan kekasih agresif mu datang dengan gaun seksinya yang menampilkan dada besarnya lalu berkata 'Romeo lihatlah dada ku lebih besar dari istrimu' seperti itu" gumamku sedikit kesal membayangkan hal terakhir tadi.
"Tenang Juliet, dada mu sudah cukup untuk ku"
Aku memutar kedua mataku lalu kembali menenggelamkan wajahku kebantal, "shut up, idiot, go away"
"Oke, kalau kau lapar, ada ayam mentega dimicrowave" Romeo terkekeh lalu beranjak pergi.
Aku mendengar suara langkah kaki menjauh dariku, aku mulai kembali membayangkan betapa buruknya pernikahanku nanti, uh menyebalkan, tiba tiba saja pikiranku melayang kearah malam pertama kami nanti.
Hell, tidak ada malam pertama, jika saja pria aneh itu menyentuhku, aku akan menendangnya dari atas balkon, atau mungkin mendorongnya keluar kamar lalu aku susul dengan timpukan selimut dan bantal.
***
Aku melangkahkan kaki ku memasuki caffe yang Cameron katakan padaku, hari ini Cameron---lelaki yang aku sukai mengajak bertemu dicaffe terdekat, dia bilang dia ingin mengatakan sesuatu padaku, jantung ku terua berpacu kencan penasaran dengan apa yang ia ingin katakan, apa ia ingin menyatakan cinta padaku? Atau ia ingin menyuruhku menjauh karna dia ingin menikah dengan gadis lain?
Demi tuhan, jika dia mengatakan hal yang terakhir itu, aku akan menangis tersedu sedu dikamar lalu mogok makan tiga minggu lamanya, dan dilanjut dengan Romeo yang menggendongku memasuki UGD.shit. aku tidak mungkin selebay itu karna seorang pria, ya paling tidak aku pulang keapartemen lalu membanting gucci China milik Romeo lalu Romeo akan berkata 'ayolah July, gucci itu seharga 1500 Dollar!'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo and Juliet
RastgeleBertemu dengan pria seperti seorang Romeo cukup menyebalkan bagi Juliet, sikap Romeo yang terbilang banyak berbicara, humoris dan ramah sangat berbanding balik dengan sikap Juliet yang pendiam, tegas dan dingin, berawal dari pertemuan meeting tender...