Part 40 : Miss you, Double Z.

2.2K 47 12
                                    

Kiki berlari menyusuri lorong rumah sakit mencari ruangan tempat Zulfi berada. Sudah tak terbendung lagi rasa sakitnya cukup untuk ditinggal Zayn kini dia mungkin akan kehilangan Zulfi. Kiki duduk menunggu dokter yang menangani Zulfi keluar. Dia menanti kabar baik yang akan diberikan sang dokter.

"Bagaimana dok ?" Matanya berharap kabar baik yang akan dia dengar

Namun si dokter hanya menggeleng pelan. Refleks Kiki jatuh terduduk dan menangis keras.

Apa lagi ini Tuhan ? Bukankah Zayn saja sudah cukup ?

Zulfi sendiri tertabrak sebuah truck sampah yang remnya blong. Zulfi sedang dalam perjalanan ke o2 arena untuk nonton konser bersama Kiki.

Kiki masuk ke dalam ruangan Zulfi dan mendapati badan Zulfi yang sudah kaku dan masih bersimbah darah tepat di kepalanya. Kiki mengambil kacamata Zulfi yang disimpan oleh seorang suster. Kacamata yang selama ini jadi ciri khas Zulfi. Kacamata kebanggannya.

"Lu kenapa harus ninggalin gue secepet ini Fi ? Lo kan udah janji mau nonton konser sama-sama, Lo bilang lo harus liat gue kuat. Kalo lo sekarang aja ninggalin gue gimana gue bisa kuat Fi." ujar Kiki terisak

Kiki berjalan sempoyongan dalam perjalanan ke flat nya. Kehilangan Zayn sudah cukup sakit, kini ditambah harus kehilangan Zulfi.

------

1minggu setelah meninggalnya Zulfi

Kiki berkunjung ke apartmen Zulfi bersama dengan Bunda Zulfi. Bundanya datang untuk mengambil beberapa barang-barang Zulfi untuk dibawa ke Indonesia. Kiki terpaku saat melihat salah satu sudut tembok kamar Zulfi yang penuh dengan foto-foto dirinya. Mulai dari foto saat mereka masih SMP sampai saat Kiki di London sekarang. Tidak heran Zulfi yang seorang photographer sudah sejak masih remaja sangat menyukai dunia photografi.

"Upi sudah sejak SMP suka sama kamu." ujar Bunda zulfi

Upi adalah nama panggilan Zulfi dari Bundanya sejak kecil. Zulfi memang anak yang sangat manja dulu.

Namun Kiki hanya terdiam memandangi Foto-fotonya. Yang ditempel secara indah di sudut kamar Zulfi.

"Kamu belum tau kan kenapa dia nolak kamu dulu ?"

Kiki menatap wajah Bunda Zulfi dalam-dalam. Ia merasa iba dengan wanita paruh bayah itu. Zulfi adalah anak laki-laki satu-satunya dan paling dibanggakan oleh keluarganya.

"Dia itu anaknya pemalu banget, dia tuh udah dari SMP loh suka sama kamu. Kenapa dia nolak kamu soalnya dia takut ketauan pacaran sama tante. Padahal dia senengnya bukan main loh waktu di tembak sama cewek secantik kamu" ujarnya

Kiki hanya tersenyum malu mendengarnya.

"Ini buku hariannya Upi waktu SMP, tante rasa kamu berhak buat nyimpen ini." ujarnya sambil memberikan Buku harian berwarna biru dongker.

Kiki memeluk Bunda Zulfi dengan erat. "Tante, maafin Kiki Tan. Kiki yang bikin Zulfi jadi gini. Seharusnya kita gak ke konser itu pada hari itu. Coba Kiki pergi bareng Upi pasti Upi gak mungkin kayak gini Tan." Kiki menangis terisak di pundak Bunda Zulfi

"Kamu gak salah Ki, ini emang udah jalannya Tuhan. Hidup mati punyanya Tuhan. Bukan cuman kamu yang kehilangan Upi. Tapi Tante juga. Upi anak laki-laki Tante satu-satunya." ujar Bunda Zulfi sambil mengelus bahu Kiki pelan

"Maafin Kiki Tan, Maafin Kiki yang dulu gak tau perasaan Upi yang sebenernya. Maafin Kiki Tan." Kiki menumpahkan semua airmatanya di pundak Bunda Zulfi

"Tante udah ikhlas ditinggal Upi. Kamu juga harus ya." katanya sambil mencoba tersenyum di sela-sela tangisnya

Kiki tak menjawab pertanyaannya bunda Zulfi. Iya hanya diam dan terus terisak. Sulit untuk Kiki harus kehilangan dua orang yang paling dia sayangi. Double Z yang paling dirinya kasihi. Double Z yang selalu membuat dirinya tanpa sadar tersenyum. Tanpa sadar tertawa. Double Z yang pernah membuat hatinya berdebar. Kiki harus menyadarinya ini memang takdir yang telah diberikan Tuhan. Tidak ada yang bisa melawan takdir.

London and Jakarta is in Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang