Part 42 : Bad News

2.1K 48 12
                                    

"Bagaimana kabarmu ?" tanya Eliz yang duduk di depan Kiki dengan secangkir kopi favoritnya.

"Baik. Bagaimana sekolahmu ?"

"Menyenangkan. Aku mendapat nilai A+ di pelajaran Kimia, terimakasih atas bantuanmu." ucap Eliz berterimakasih karena dalam ujian Kimia nya kemarin Kiki mengajari Eliz dari A-Z.

"Benarkah ? Aku tidak menyangka aku sepintar itu." ujar Kiki memuji dirinya sendiri

Eliz hanya merungut menunjukkan raut wajah sebal "A+ itu hasil kerja keras ku sendiri tau."

"Iya-iya aku mengerti."

"Bagaimana. Sudah bisa melupakannya ?" tanya Eliz sesaat sebelum menyeruput kopinya

"You must be joking. Aku bukan seorang pengidap Alzheimer. Maksudku walau sudah 2tahun berlalu, melupakannya masih sangat sulit untuk dilakukan."

"Bagaimana dengan Dane ? Sepertinya dia sangat menyukaimu. Pergi berkencanlah dengannya."

"Kencan ?" Kiki menaikkan sebelas alisnya. Kiki sudah sangat sering pergi bersama Dane. Entah itu untuk makan malam atau sekedar jalan-jalan biasa. Tapi, dirinya tidak pernah menganggap itu sebagai kencan. Dia hanya menganggap semua makan malam yang dia pernah lakukan bersama Dane hanyalah makan malam biasa tidak lebih hanya makan malam biasa titi.

Tapi benar juga. Bukankah Dane juga baik padanya. Dane juga sangat perhatian padanya. Dane juga sama dengan Zayn mencintainya dengan tulus. Tapi, tidak apakah jika sekarang dirinya menyukai Dane ? Salahkah jika ia mencintai Dane juga dan akhirnya menyakiti Zayn. Dan apa yang akan terjadi jika ia menikah dengan Dane dan akhirnya Zayn kembali ke kehidupannya ?

Ponsel Eliz berdering, suara deringannya membuyarkan lamunannya. Setelah membaca pesan singkat yang dikirimi seseorang padanya. Eliz pamit pada Kiki dan pergi.

Kiki kembali pada lamunannya lagi. Apa harus menyetop semua rasa ini dan menerima bahwa Zayn benar-benar sudah pergi darinya dan berfikir untuk menjalani hidup barunya dengan Dane ? Cepat atau lambat dia harus menentukan semuanya. Kiki juga tidak mau membuat Dane terus berharap padanya. Jadi memutuskan untuk terus berteman atau memutuskan untuk bersama sebagai seseorang yang saling cinta. Kiki harus segera memutuskannya.

------

Dane membukakan pintu mobilnya dan menunggu Kiki masuk. Seperti biasa Kiki tidak pernah ingin berpakaian berlebihan hanya kemeja bergaris merah dan jeans berwarna hitam dengan sepatu converse yang sudah dia pakai sejak di kelas 3 SMA. Kiki memang sedikit tomboy. Tapi justru alasan kenapa Zayn sangat menyukainya adalah karena Kiki selalu menjadi dirinya sendiri.

Kiki sibuk mendengarkan lagu di ponselnya. Orang-orang bilang mendengarkan musik bisa membuat rasa nervous sedikit berkurang. Entah mengapa Kiki merasa sangat nervous padahal, ini bukan kali pertama Kiki dinner dengan Dane. Kiki sangat nervous seperti ada puluhan bahkan ribuan kupu-kupu diperutnya. Dane dan Kiki sama-sama dengan perasaan yang sangat nervous.

It's been awhile since I've felt butterflies.
Do you feel the same way too?


"Kau mau pesan apa ? " tanya Dane yang sedang memegangi buku menu

"Sama sepertimu." jawab Kiki datar

Flashback

"Aku mungkin akan melakukannya hari ini. Doa kan aku berhasil ya." ujar Dane pada ponsel yang melekat di telinganya

"Kau serius ? Aku doakan kau berhasil." Jawab seseorang dari seberang sana

"I'm pretty seriuos. You better call 911 cause I'm about to explode now. Aku sangat grogi Zayn." ucap Dane di atas sofanya dia nampak sangat grogi.

'Hahaha. Ku doakan kau berhasil kawan."

Tak lama setelahnya Dane menutup perbicangan mereka.

Zayn merasa senang sekaligus hancur. Semua ini idenya untuk meninggalkan Kiki dan sejuta kenangan yang telah mereka berdua ukir. Semua idenya untuk meminta Dane untuk menjaga Kiki. Semua salahnya sehingga Dane jatuh cinta pada Kiki.

Dane mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah tempat Cincing berbentuk hati berwarna merah marun.

"Ki, Will you be my wife ?" ucap Dane sambil membuka tempat cincinnya

Kiki yang tengah sibuk dengan makanannya tercengang. Kaget bukan main Kiki yang tengah asik dengan makanannya di tawari untuk menjadi istri Dane.

Dane masih dengan posisi tadi masih menunggu jawaban dari Kiki yang melongo dengan mulut penuh makanan. Sungguh cara melamar yang sangat lucu dan tidak elit.

Kiki menguyah makanannya perlahan dan menelannya tak lupa dengan bantuan satu gelas air.

"Apa jawabanmu ?" tanya Dane yang sepertinya sudah mulai pegal dengan posisinya

"Uhm.. bagaimana yah." Kata Kiki sambil menggit bibir bawahnya. Kiki sudah memprekdisikan hal ini pasti terjadi. Kiki bingung setengah mati harus menjawab apa.

"Uhm Dane. Aku tahu kita sudah saling berteman lumayan lama. Tapi...." Kiki menggantungkan perkataannya

Pandangan mata Dane penuh harap. Berharap kabar baik lah yang akan ia dengar.

Kiki menarik nafasnya dalam-dalam " Maaf Dane, aku selalu suka diajak kau makan malam selain karena selalu kau yang membayarnya. Tapi untuk menjadi istrimu aku rasa aku tidak akan bisa. Selain karena aku takut berumah tangga denganmu dengan bayang-bayang Zayn. Tapi aku tidak bisa mencintai orang yang aku tidak cintai. Jadi aku minta maaf. Aku harap kita masih tetap bisa berteman." ucap Kiki lirih. Kiki langsung meletakkan beberapa lembar uang di atas meja dan bergegas pergi.

Kiki berjalan keluar dari restoran. Namun, Dane menarik tangannya dan Kiki jatuh ke pelukannya.

"Aku menyerah. Kau memang belum bisa dan tidak akan bisa melupakannya. But i want you to know that, kehadiranmu adalah keajaiban bagiku." ucap Dane lirih

Kiki sangat tersentuh dengan perkataan Dane padanya. Semua orang yang ada di area parkir melihat mereka penuh tanya membuat Kiki merasa risih.

"Dane. Semua orang memandangi kita." kata Kiki berusaha melepaskan pelukan Dane

"Sebentar hanya sebentar biarkan seperti ini." ucap Dane yang mendekap erat Kiki

To be continued.

Hope you guys like it :)


London and Jakarta is in Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang