Selamat membaca 🙇🏻
-
-
-
-Keesokan harinya Chika bangun tanpa ada semangat. Matanya terlihat sembab. Semalaman dia menangis karena Ara pergi. Ia juga sudah mendengarkan semua lagu yang Ara ciptakan untuknya. Semua lagunya bagus dan Chika suka.
Tok tok tok
"Chika, udah bangun apa belum?" Tanya Nenek dari luar kamar
"Udah bangun Nek" jawab Chika sedikit berteriak
"Jangan lupa sarapan ya, Kakek sama Nenek mau ke kebun harus ngitung barang kiriman" ucap Nenek
"Iya" balas Chika
"Nanti ke rumah Mbak Sari ya, dia yang nganterin kamu sekolah" ucap Nenek
"Iya nek"
Nenek Wati menghela nafasnya. Ia tau jika sang cucu semalaman menangisi Ara. Nenek Wati juga kaget saat mendengar kabar jika Ara pindah, begitu juga Kakek Agus. Bagi mereka, Ara sudah dianggap seperti cucu sendiri karena sebelum Chika pindah, Ara selalu membantu mereka berdua.
Chika mendengar suara pintu di tutup. Dengan malas Chika beranjak dari kasurnya. Ia mengambil handuk dan membawanya ke kamar mandi. Ingat, hari ini Chika ada ulangan jadi dia tetap harus masuk sekolah meskipun sang mood booster sudah tidak satu sekolah lagi.
15 menit kemudian, Chika kembali ke kamar. Ia segera memakai pakaian dalam dan seragam batiknya, tak lupa juga rompi sekolahnya. Setelah itu, Chika memperhatikan penampilannya di depan cermin. Ia sedikit memoles wajahnya karena sedikit pucat, terlebih ada lingkaran hitam dibawah matanya.
"Gini banget efek patah hati" gumam Chika
Tak sadar setetes air mata kembali keluar dari matanya. Chika dengan sigap langsung menghapusnya. Ia kembali memoles wajahnya dengan sedikit makeup. Setelah selesai, Chika pergi ke meja makan. Ia melaksanakan sarapannya sendiri.
Chika merasa nafsu makannya turun, jadi dia hanya mengambil sedikit saja untuk dimakan. Baru 2x suapan, Chika kembali meneteskan air matanya. Biasanya jika Kakek dan Neneknya pergi ke kebun, di kursi sebelah sudah Ara yang menemaninya sarapan. Tapi sekarang? Dia benar-benar sendirian. Chika menarik ingusnya dan kembali menyuapi makanan ke mulutnya.
Poor Chika🥺🥺
Setelah menghabiskan sarapan yang ala kadarnya itu, Chika langsung mengambil tas dan memakai sepatunya. Ia mengunci pintu rumah dan berjalan beberapa langkah menuju rumah yang berjarak 2 rumah.
"Mbak Sari!" Panggil Chika
Beberapa saat kemudian keluarlah Mbak Sari, seorang perempuan 34 tahun yang baru saja pulang dari Arab karena baru menyelesaikan kontrak kerja sebagai TKW.
"Udah mau berangkat ya?" Tanya Mbak Sari sembari mengusap tangannya yang basah ke dasternya
"Iya mbak" jawab Chika
"Ya udah bentar, ambil kunci motor dulu" ucap Mbak Sari
Chika menunggu sembari melihat-lihat isi hp nya. Pesan yang kemarin ia kirim pada Ara masih centang satu, begitu juga beberapa pesan yang dikirim pada Ibu Kirana dan Kak Ajeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIKA ARA • ✓
Fanfiction❗GXG STORY❗ Aku Chika, gadis remaja 17 tahun yang pindah dan tinggal bersama Kakek Nenek di sebuah Desa. Disinilah aku bertemu dengannya. Namanya Ara, dia perempuan yang aku pikir adalah laki-laki karena penampilannya yang terlalu manly. ~ Published...