HAYY INI CERITA PERTAMA AUTHOR
SUPPORT DENGAN CARA FOLLOW AKUN WP AUTHOR YAA (✷‿✷)
KALO ADA TYPO TULIS AJA DI KOLOM KOMENTAR YAA NANTI AUTHOR REVISI (◠‿・)-☆SELAMAT MEMBACA (。♡‿♡。)
Waktu menunjukkan pukul 17.25 WIB. Di perjalanan menuju rumahnya, langit sudah tidak bersahabat. Suara petir terdengar jelas di pendengaran Arumi, dia mencoba kuat tapi kenangan² buruk di masa lalunya terus menghantui Arumi. Arumi terpaksa menghentikan motornya di pinggir jalan.
Suara petir terus mengingatkan Arumi pada masa lalunya. Kenangan itu terus bersarang dipikiran Arumi, masa dimana kedua orangtua beserta kakaknya meninggalkan dia sendirian di tengah hujan yang begitu deras, suara petir terus bersambaran. Arumi kecil takut, dia menangis di tengah jalan yang begitu sepi. Kedua orangtuanya melepas tanggungjawabnya kepada Arumi. Kakak laki laki Arumi dibawa oleh ayahnya, sedangkan ibunya pergi ntah kemana. Arumi ditinggal sendiri, bahkan Arumi tidak tau dia berada dimana.
Arumi kecil terus berteriak memanggil orang tuanya. Tapi suara Arumi kecil begitu tenggelam dengan suara derasnya hujan.
Kenangan kenangan itu sungguh menghatui Arumi. Dengan keadaan seperti ini, Arumi tidak sanggup menjalankan motornya. Arumi mengambil ponsel di dalam tas sekolahnya. Dia mencari nama seseorang yang sudah lumayan lama singgah di hatinya, Radhitya.
Layar ponselnya memperlihatkan nama "Radhit🤍" dengan tulisan di bawahnya, berdering. Namun Radhitya tidak mengangkat telepon dari Arumi. Setelah beberapa kali Arumi menelpon Radhit, akhirnya teleponnya tersambung.
"Dhit bisa tolong jemput aku, gak?"
"Sorry Rum aku gak bisa. Aku harus ke rumah Zura, dia pingsan."
"Tapi disana kan a...."
"Sorry ya, Rum. Aku tutup telponnya."
Arumi beralih mencari nomor kakaknya, Refal. Setelah itu dia memanggil nomor kakaknya. Nomornya langsung tersambung.
"Hallo Rum, kenapa?"
"Kak a...aku boleh minta tolong jemput, gak?"
"Maaf Rum. Kakak harus jaga Azura, kakak takut dia kenapa kenapa. Kamu naik taksi aja, ya."
Setelah mengatakan itu, sambungan teleponnya langsung terputus sepihak oleh kakaknya.
"Gue juga adik lo, adik kandung lo kak. Apa lo gak khawatir sama gue?" Air mata Arumi tidak bisa ia bendung lagi, Arumi menangis. "Gue yang punya ikatan darah sama lo kak, TAPI KENAPA YANG LO PRIORITASIN MALAH ORANG YANG SAMA SEKALI NGGAK PUNYA IKATAN DARAH SAMA LO. SEBEGITU PENTINGNYA YA DIA BUAT LO, GUE JUGA BUTUH LO, KAK." Arumi menangis sejadi jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI ALIVIA RAZETA
Fiksi Remaja"𝑨𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂." ***** Pandangan Arumi mulai kabur, Arumi jatuh terduduk di atas aspal. Arumi melihat sekeliling dengan pandangan kabur, terlihat ke 3 preman itu sedang t...