SEBELAS

2.6K 115 82
                                        

Besoknya Arumi dan juga Opa beserta Oma nya pulang dari tempat itu.

Sepanjang perjalanan Arumi tidak henti hentinya berbicara. Ntah membicarakan teman temannya, sekolahnya, ataupun membicarakan dirinya sendiri. Arya dan Almira sesekali menimpal pembicaraan Arumi jika ada hal yang lucu ataupun pada saat Arumi meminta pendapat Arya maupun Kamila.

Akhirnya setelah lama menempuh perjalanan yang lumayan cukup jauh, mereka pun tiba di rumah.

"Padahal Arumi masih betah disana. Tapi sayang, kita harus kembali karna besok Arumi sekolah." ucap Arumi dengan raut wajah bersedih. "Lain kali kita ke sana lagi ya Opa, Oma?" ajak Arumi dengan raut wajah seketika kembali bahagia.

"Kalau ada waktu kita kesana lagi ya, sayang." jawab Kamila.

"Ya udah, Arumi ke atas dulu ya. Mau mandi, gerah." ucap Arumi.

Arumi pun berjalan naik ke atas. Arya terus melihat ke arah Arumi sampai Arumi masuk ke dalam kamarnya dengan tatapan sendu.

Tatapan Arya semakin lama semakin buram, Arya hampir terjatuh jika Kamila tidak sigap memegang Arya.

Dari tadi Kamila sudah melihat gerak gerik Arya, Arya kelihatan lelah. Tapi jika sedang berhadapan dengan Arumi, Arya seolah olah bersemangat kembali.

Dan lihat sekarang. Pada saat Arumi sudah memasuki kamarnya, Arya hampir saja kehilangan keseimbangan tubuhnya.

"Opaa.." ucap Kamila. Terlihat dari wajahnya Kamila khawatir sekali pada Arya.

Arya mengangkat tangannya sambil berkata, "Tidak apa apa." namun dengan suara sangat pelan sekali.

Untung saja seorang penjaga rumah yang bernama Pak Dimas masuk ke dalam rumah sedang membawa barang barang dari mobil Arya.

Pak Dimas melihat Arya seperti akan pingsan. Akhirnya Pak Dimas berjalan ke arah Arya dan Kamila.

"Bapak kenapa, Bu?" tanya Dimas.

"Tolong bantu bawa Bapak ke mobil." pinta Kamila.

"Ya Alloh. Bapak kenapa, Bu?" tanya Bi Asih khawatir. Ia baru kembali dari dapur.

"Saya mau bawa bapak ke Rumah Sakit ya, Bi. Kalau Arumi tanya bilang saja saya nganter bapak buat meeting." jawab Kamila.

"Baik, Bu."

~o0o~

Arumi turun dengan rambut yang setengah basah. Ia berjalan ke dapur, di dapur hanya ada Bi Asih sedang menyiapkan makanan.

"Kok rumah sepi, Bi? Oma sama Opa kemana?"

"Ibu tadi berangkat sama bapak, katanya mau nganter bapak buat meeting."

"Kan ini hari minggu, Bi?"

"Bibi juga kurang tau, Non."

"O iya, Bi. Tadi Oma bilang gak, mau meeting dimana?"

"Ngga, Non."

"Ya udah kalo gitu. Arumi makan dulu ya, Bi."

"Iya silahkan, Non."

Arumi berjalan menuju meja makan. Baru saja Arumi duduk di kursi meja makan, Bi Asih datang menghampiri Arumi.

"Non, tadi ada kiriman paket." Ucap Bi Asih.

"Paket? Paket apa Bi? Soalnya Arumi gak pesen paket apa apa." bingung Arumi.

"Tadi kurir nya bilang dari Pak Bayu katanya Non." balas Bi Asih.

"Dari Papah." guman Arumi pelan.

"Tadi Bibi simpen di meja ruang tamu, Non." ucap Bi Asih kembali.

Arumi pun melihat ke arah ruang tamu, tepatnya untuk melihat kiriman dari Papahnya itu.

ARUMI ALIVIA RAZETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang