DUA

4.3K 195 13
                                        

"Awal yang pahit, namun semoga menjadi akhir yang manis."

- Bella Zalfa Azalea -

*
*
*
*
*

Kini di Ruang Kelas IPS 2 yaitu kelas Arumi dan juga Bella sedang mengadakan ulangan harian Pelajaran Matematika.

Bella melihat ke arah Arumi, bukan ingin menyontek tapi ingin melihat keadaan Arumi. Arumi terlihat tenang seakan akan kejadian pas waktu istirahat tidak ada apa apanya. Tapi Bella tau di dalam hati dan pikiran Arumi tidaklah setenang yang terlihat. Bella sudah mengenal Arumi sejak duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD), jadi dia tau sifat Arumi bagaimana.

Bella tersenyum mengingat waktu pertama kali bertemu dengan Arumi. Dulu... Arumi adalah murid pindahan. Karena parasnya yang cantik, dia disukai oleh banyak orang termasuk Daffa, orang yang disukai Bella. Bella tidak terima kalau Daffa juga mendekati Arumi, tidak masalah jika teman temannya mendekati Arumi asalkan jangan Daffa. Dari situlah Bella mulai membully Arumi mulai dari mengejek, memusuhi hingga sesekali mengerjai Arumi.

Anehnya kenapa Arumi tidak marah atau sekedar membalas perbuatan Bella, Arumi seakan tidak peduli dengan apa yang Bella perbuat padanya. Apakah Bella kurang mengerjai Arumi? Tapi Bella rasa tidak. Malahan dulu juga Bella pernah membully murid lainnya, alasannya? karna Daffa lagi.

Karna Bella terus terusan membully murid itu, akhirnya murid itu pindah sekolah ntah kemana. Tapi yang anehnya kenapa Arumi tidak terganggu dengan apa yang Bella perbuat?

3 bulan sudah Arumi sekolah ditempat barunya dan selama itu pula Bella tidak berhenti membully Arumi. Ada satu kejadian yang membuat Bella penasaran.

Saat itu semua murid sedang mengerjakan tugas, pada saat yang sama sedang turun hujan lebat. Sabagian murid memang terlihat takut saat petir berbunyi, tapi tidak sampai menangis. Berbeda dengan Arumi, Arumi malah menangis. Melihat itu, Bella menertawakan Arumi hingga teman temannya ikut menertawakan Arumi. Karna Bella pikir Arumi anak yang lemah, dengan suara hujan saja takut.

Bella terdiam saat Arumi berteriak, "mamah jangan pergi, jangan tinggalin Via sendiri. Via takut." Via, Bella pernah mendengar pada saat Daffa memanggil Arumi dengan sebutan Via. Arumi bilang Daffa adalah orang ke dua yang memanggil Arumi dengan sebutan Via setelah ibunya.

Saat sudah tiba di rumah, Bella menceritakan kejadian yang terjadi di sekolah pada Bundanya.

"Arumi lemah banget ya, Bun. Masa sama hujan aja takut."

Bundanya Bella tersenyum kemudian menjawab, "Mungkin Arumi sebenarnya tidak lemah, sayang. Tapi karna ada sesuatu yang terjadi di masa lalu Arumi yang belum bisa dia lupakan sampai sekarang, jadi kejadian itu membuat dia trauma terhadap hujan."

Bella terlihat berpikir, "Kira kira kejadian apa ya, Bun. Sampai Arumi jadi trauma kayak gitu?"

"Kamu bisa cari tahu sendiri, sayang."

"Hah, gimana caranya Bunda?"

Bundanya tersenyum, "Berteman dengan Arumi."

...........

Besoknya Bella mulai mendekati Arumi dengan niat ingin berteman dengan Arumi. Dan ternyata Arumi welcome sekali pada Bella, Arumi mudah sekali menerima Bella sebagai temannya seakan akan apa yang pernah Bella perbuat pada Arumi tidak pernah terjadi.

Hari demi hari berlalu. Bella, Daffa dan Arumi semakin dekat. Mereka sering sekali menghabiskan waktu bersama. Karna Bella dan Daffa sering sekali main ke rumah Arumi dan selalu melihat Arumi latihan Bela Diri, akhirnya Bella dan Daffa juga ikut latihan Bela Diri bersama Arumi. Setiap pulang sekolah ataupun pada saat hari libur sekolah, Bella dan Daffa selalu menghabiskan waktunya di rumah Arumi, baik untuk latihan Bela Diri ataupun sekedar bermain bersama.

Kurang lebih 3 tahun berlalu. Pertemanan Arumi, Bella dan Daffa semakin lengket. Bella dan Daffa pun sudah tau kalau Arumi memiliki trauma di masa lalunya. Walaupun mereka bertiga tidak mempunyai ikatan darah, namun mereka bertiga saling menyayangi dan menjaga satu sama lain.

Namun sayang setelah lulus Sekolah Dasar (SD), Arumi dan Bella harus berpisah dengan Daffa. Ayahnya Daffa dipindahtugaskan, sehingga Daffa mau tidak mau harus ikut bersama Orangtuanya keluar kota.

Bella dan Arumi memutuskan untuk satu sekolah lagi. Akhirnya hari yang ditunggu tunggu pun tiba, Bella dan Arumi memasuki lingkungan sekolah barunya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dan disinilah mereka bertemu dengan Radhitya, Sekala, Arsen dan juga Bagas. Mereka berenam memutuskan untuk menjalin pertemanan.

Selama mereka berteman, Radhitya selalu mendekati Arumi. Radhit selalu menomor satukan Arumi. Kalau ada apa apa atau hal sesibuk apapun jika menyangkut soal Arumi, Radhit selalu menomor duakan itu. Arumi dan Radhit semakin dekat, hubungan mereka terlihat lebih dari sekedar pertemanan.

Namun semuanya berubah pada saat mereka memasuki masa SMA, lebih tepatnya sih Radhit yang mulai berubah. Setelah Radhit bertemu dengan Azura, hubungan Arumi dan Radhit menjadi renggang. Radhit mulai memprioritaskan Azura dan selalu menomor duakan Arumi.

Arumi juga menjadi satu sekolah dengan kakaknya, Refal. Mereka selalu bertemu, tapi setiap kali bertemu Refal terlihat cuek pada Arumi. Arumi yang selalu mencari topik pembicaraan ketika bertemu dengan kakaknya. Tapi jika di dekat Azura, Refal terlihat berbeda sekali. Refal berubah menjadi sosok yang hangat, Refal memperlakukan Azura khas seperti perlakuan kakak pada adik kandungnya sendiri.

Hari hari berlalu. Radhit semakin dekat dengan Azura, Arumi seakan akan terlupakan oleh Radhit. Tapi setelah Azura tau kalau Arumi adalah saudara tirinya, Azura selalu mendekati Arumi. Radhit juga mulai dekat lagi dengan Arumi, tapi tetap yang menjadi prioritas Radhit adalah Azura. Hampir setiap hari Arumi selalu melihat Radhit, Refal dan Azura bersama. Mereka terlihat bahagia.

Dulu Arumi terbuka sekali pada Bella, tapi sekarang Arumi seakan akan menutupi dirinya. Sekarang Arumi memang terlihat seolah olah tidak mempunyai masalah apapun, Arumi selalu terlihat baik baik saja. Namun Bella tau Arumi tidak baik baik saja. Walaupun Arumi selalu terlihat ceria, tapi Bella tau dibalik keceriaan Arumi, dia menyimpan banyak luka. Bella sudah beberapa kali memergoki Arumi sedang menangis, tapi pada saat Bella bertanya mengapa Arumi menangis, Arumi selalu saja menghindar dari pertanyaan Bella.

Jujur, jika diingat ingat memang pertemuan Bella dan Arumi bukanlah awal yang manis. Tapi Bella beruntung sekali mempunyai teman seperti Arumi. Bahkan Bella sudah menganggap Arumi sebagai saudaranya sendiri.

 Bahkan Bella sudah menganggap Arumi sebagai saudaranya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bel... Bel... Bella."

"Hah."

"Hah hoh hah hoh, lo ngapain senyam senyum sambil liatin gue kayak gitu? Takut gue liatnya. Lo kayak orang gila tau."

"Bangsat, orang secantik gue lo kata orang gila. Lo kalo ngo..."

"Bella... Arumi... Jangan berisik, kasian yang lain keganggu. " Tegur Bu Guru. "Kalian sudah selesai mengerjakannya?" Tanya Bu Guru.

"Hehe.. Belum, bu." Ucap Arumi dan Bella bersamaan.

"Ya sudah cepat kerjakan. Waktu tinggal 15 menit lagi."

"Baik, bu." Ucap Arumi dan Bella bersamaan lagi.

Seketika tawa teman teman di kelasnya pecah mendengar Arumi dan Bella bicara bersamaan untuk yang kedua kalinya. Bahkan Bu Guru pun ikut tertawa.

"Sudah.. sudah.. cepat kerjakan sebelum waktunya habis." Ucap Bu Guru.

Teman teman dikelasnya mulai melanjutkan tugasnya. Sedangkan Arumi dan Bella malah saling menatap satu sama lain.

ARUMI ALIVIA RAZETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang