"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu.
Tapi aku terlalu pengecut jika sudah berhadapan denganmu."- Refaldy Arya Mahendra -
*
*
*
*
*"Radhit." teriak Arumi.
Radhit berbalik ketika mendengar namanya di panggil. Radhit sudah menduga yang memanggilnya adalah Arumi, ternyata benar. Radhit pun tersenyum pada Arumi.
Arumi mempercepat jalannya agar cepat sampai pada Radhit, sedangkan Bella mengikuti langkah Arumi dari belakang.
"Mau ke kantin, Dhit?" tanya Arumi.
"Iya, tapi mau ke kelas Zura dulu. Mau ikut?" tanya balik Radhit.
Arumi terdiam sejenak, "Kapan kamu kayak dulu lagi, Dhit?", "Ngga." jawab Arumi sambil menggelengkan kepalanya, "Yaudah aku duluan ke kantin, Dhit." setelah mengatakn itu, Arumi berjalan meninggalkan Radhit.
"Azura lagi.. Azura lagi. Lo bener bener udah berubah ya, Dhit. Sekarang lo lebih memilih Azura daripada kita?"
"Terserah lo mau mikir apa tentang gue, Bel. Tentang Arumi, dia masih punya lo sama temen temen yang lain. Tapi Zura sendiri, gak ada yang mau nemenin dia."
"Terserah lo, Dhit." Bella pun berjalan menyusul Arumi.
..........
"Lo mau beli apa, Rum?" tanya Bella setelah mereka sampai di kantin.
"Gue mau bakso." jawab Arumi.
"Hemm, oke. Gue baksonya aja, jangan pake mie. Jangan lupa..."
"Pedesnya dikit."
"Nahh... good." ucap Bella sambil mengacungkan jempolnya. "Lo mau minum apa?" tanya Bella.
"Es teh manis dingin aja." jawab Arumi.
"Okee. Kalu gitu gue beli minumnya dan lo beli bakso nya, oke?" ucap Bella yang di balas anggukan oleh Arumi.
Karna penjual bakso dan es teh manis berada di kedai berbeda, akhirnya Arumi dan Bella membagi tugas dengan Arumi yang membeli bakso dan Bella membeli es teh manis.
Setelah selesai membeli bakso dan es teh manis, Arumi dan Bella duduk di meja yang sama dengan Arsen dan Bagas.
"Sekala mana?" tanya Arumi.
"Biasa, kumpulan anak OSIS." jawab Bagas.
Disaat mereka sedang asyik mengobrol sambil memakan makanan yang mereka beli, tiba tiba Radhit datang ke meja yang diduduki Arumi. Radhit datang tidak sendiri, melainkan bersama Azura.
"Gue sama Zura boleh duduk di sini?"
~o0o~
DI RUANG OSIS
"Akan lebih baik kalo lo sendiri yang ngasih hadiah itu ke Arumi." ucap Sekala sambil menunjuk hadiah yang ada di tangan Refal.
"Gue gak berani, Kal." Ucap Refal.
"Terus kapan lo beraninya, Fal?" tanya Sekala.
Refal hanya terdiam, dia pun tidak tau harus menjawab apa. Jujur, Refal sangat merindukan adiknya itu. Tapi setiap Refal berhadapan dengan Arumi, Refal selalu teringat kenangan buruk di masa lalunya. kenangan itu... membuat Refal selalu menyalahkan dirinya sendiri.
"Lo harus lawan, Fal. Lo harus menang melawan masa lalu lo itu. Kalo lo terus terusan begini, mungkin lo bisa kehilangan Arumi."
~o0o~

KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI ALIVIA RAZETA
Jugendliteratur"𝑨𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂." ***** Pandangan Arumi mulai kabur, Arumi jatuh terduduk di atas aspal. Arumi melihat sekeliling dengan pandangan kabur, terlihat ke 3 preman itu sedang t...