"Rasa sakit ini tak bisa di bicarakan, tapi bisa di rasakan."
- Arumi Alivia Razeta -
*
*
*
*
*Perayaan ulang tahun Arumi pun selesai, semua orang sudah pulang. Hanya tinggal Bella yang berada di rumah Arumi, niatnya ingin menginap. Orangtua Bella? Mereka pun sudah pulang.
KAMAR ARUMI
Setelah selesai acara, Arumi dan Bella langsung membersihkan badan mereka. Dan sekarang Arumi dan Bella sudah berada di atas tempat tidur dengan posisi tidur menghadap langit langit.
"Rum, lo sadar gak sih kalau lo terlalu baik sama Azura? Lo tau kan, dia udah ngerebut sumber kebahagian lo. Azura bahkan ngerebut Radhit dari lo, Rum. Azura itu sama kaya ibunya, perusak kebahagiaan orang. Mereka pengen buat lo semakin menderita."
"Gue tau, Bel. Jujur, gue benci sama Azura. Gue juga benci ibunya, mereka udah buat keluarga gue hancur. Setiap kali gue liat dia deket sama kakak gue, gue benci dia Bel. Setiap kali gue liat dia sama papah, gue juga benci dia Bel. Gue benci setiap liat dia bahagia di atas penderitaan gue. Tapi apa yang bisa gue perbuat, Bel? Gue cuma bisa diem, gue gak bisa apa apa. Gue mau nyakitin dia, tapi di pihak dia ada kakak sama papah. Gue takut mereka benci sama gue kalau gue nyakitin Azura. Tapi gue gak bisa bohong Bel, hati gue hancur setiap ngeliat interaksi mereka." Air mata Arumi pun tidak bisa ia bendung lagi, Arumi menangis.
Bella melihat ke arah Arumi dengan mata berkaca kaca mendengar curhatan Arumi. Bella kasihan kepada sahabatnya itu, Bella pun mendekat ke arah Arumi lalu memeluk sahabatnya itu.
"Kenapa harus gue, Bel. Kenapa harus gue yang ngalamin semua ini." Ucap Arumi di sela tangisnya.
"Karna tuhan tau lo kuat, Rum. Tuhan tau lo bisa ngelewatin semua ini. Tapi inget Rum, lo jangan ngerasa sendiri. Lo punya Opa sama Oma, lo punya Ayah sama Bunda, Lo punya temen temen yang akan selalu ada saat lo butuh, dan lo punya gue yang akan selalu ada di sisi lo."
"Tapi gue juga butuh mereka, Bel. Gue butuh Orangtua gue."
~o0o~
"Woy bangun, nanti telat." Ucap Arumi sambil menggoyang goyangkan tubuh Bella.
"Bentar lagi, Rum. Gue masih ngantuk." Ucap Bella dengan suara pelan.
"Ck, yakin gak mau bangun? udah jam setengah tujuh loh." Ucap Arumi sambil berjalan menuju meja rias.
Mendengar perkataan Arumi barusan, Bella langsung bangun dari tidurnya dengan mata melotot dan langsung melihat jam yang berada di atas lemari kecil di samping tempat tidur. Dan ternyata benar saja waktu menunjukkan pukul 07.29.
"ARUMI KENAPA LO GAK BANGUNIN GUE? GIMANA KALAU NANTI GUE TELAT TERUS GAK MASUK SEKOLAH TERUS NANTI DIMARAHIN BUNDA TERUS NANTI LO MAU TANGGUNG JAWAB?"
"Gue udah bangunin lo dari tadi, ya emang lo nya aja yang kebo."
"TAPI KAN LO BI...."
"Dari pada lo ngoceh terus, nanti makin telat yang nantinya jadi gak masuk sekolah dan ujung ujungnya di marahin bunda, mending lo buruan mandi deh. Sana cepetan."
"Bener juga, ya. Ya udah gue mau mandi dulu, bye." Bella turun dari tempat tidur dan langsung berlari ke arah kamar mandi.
..........
Arumi turun ke bawah untuk makan, Arumi turun sendiri karna Bella belum selesai bersiap siap. Arumi berjalan menuju meja makan.
Di meja makan sudah ada Kamila, neneknya Arumi. Kamila sedang menyiapkan sarapan untuk Arumi dan Bella yang di bantu oleh Bi Asih, salah satu pembantu yang sudah bekerja sangat lama. Pada saat Arumi belum lahir pun, Bi Asih sudah bekerja di kediaman Arya. Bi Asih termasuk salah satu orang kepercayaan Arya dan juga Kamila.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI ALIVIA RAZETA
Ficção Adolescente"𝑨𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂." ***** Pandangan Arumi mulai kabur, Arumi jatuh terduduk di atas aspal. Arumi melihat sekeliling dengan pandangan kabur, terlihat ke 3 preman itu sedang t...