Chapter 23

761 69 44
                                    

Setelah bertemu dengan Justin, Arrabela pulang ke rumah karena ia tak ingin menyia-yiakan waktu libur Gabriel, ya hari ini adalah hari minggu yang artinya Gabriel di ada rumah. Arrabela sering memanfaat kan hari minggu untuk agar makin dekat dengan Gabriel meski kenyataan nya tetap saja mereka tidak dekat bahkan jarang mengobrol karena Gabriel lebih suka menghabiskan waktu dengan Valerie.

Kedua sahabatnya juga sering menelpon nya menanyakan perkembangan hubungan nya dengan Gabriel dan Arrabela menjawabnya dengan jujur. Mereka kecewa dan menyarankannya berbulan madu berdua agar hubungan mereka jauh lebih dekat tapi Arrabela ragu apakah Gabriel mau bulan madu dengan nya sebab pria itu telah mengatakan kepada Valerie kalau dia tidak ingin berbulan madu dengan nya. Saat tiba di rumah Arrabela melihat Gabriel menemani Valerie yang sedang menyiram tanaman nya. Aktifitas Gabriel saat tidak bekerja dia akan selalu menemani Valerie di taman bunga nya. Sedangkan dirinya? Seakan tidak di anggap.

Cemburu sudah tak perlu di tanyakan lagi tapi Arrabela harus belajar terbiasa dengan semua ini bukan?

Arrabela yang awalnya akan pergi malah sibuk memperhatikan Gabriel yang berdiri di samping Valerie. Wajah pria itu sangat hangat dan sesekali tersenyum berbeda sekali saat bersamanya, Gabriel hanya memberikan wajah dingin dan perkataan yang menyakitinya. Dan juga tidak ada tanda sedikitpun Gabriel alergi bunga mawar seperti yang pria itu katakan kepadanya. Seketika perasaan nyeri menyapanya karena kebohongan Gabriel.

Ingin sekali bertanya kenapa dia bohong, apa benar dia berbohong karena tak ingin ia merengek meminta di belikan bunga mawar, bunga kesukaan nya. Namun sejak menikah mereka tidak ada waktu mengobrol banyak, setiap hatinya Gabriel akan sibuk dengan Valerie dan pekerjaan kantor nya yang di bawa ke rumah.

Arrabela melangkah ke sana untuk menyapa mereka berdua namun langkah kakinya terhenti saat mendengar nama orang yang tak pernah ia dengar di sebut.

"Ingin ke makam Vans?" tanya Gabriel membuat Valerie terdiam.

"Kalau kau ingin aku akan mengantarmu."

"Tidak, aku ingin berusaha melupakan nya." jawab Valerie sambil tersenyum.

"Kalau kau ingin ke sana, tidak masalah. Aku bisa mengantarmu, kau cukup bilang saja kepadaku." ucap Gabriel. Valerie menoleh lalu tersenyum manis sambil merentangkan tangan nya tanda ingin di peluk. Gabriel membungkuk untuk memeluknya.

"Arra, kau sudah kembali." Valerie melepaskan pelukan Gabriel.

Arrabela tersentak kaget saat Valerie menyadari keberadan nya. Jantungnya berdebar kencang melihat tatapan tajam dari Gabriel.

"Eh, iya. Aku baru saja pulang." Arrabela tersenyum malu karena kepergok menguping mereka.

"Oh."

"Kalau begitu lanjutkan saja mengobrol nya. Aku akan ke atas." Arrabela akan pergi tapi Valerie mengatakan sesuatu.

Di kamar Arrabela berguling ke sana kemari karena bosan terus saja di kamar. Semenjak menikah ia memutuskan menyerahkan segala urusan kosmetiknya kepada pegawainya karena ia ingin fokus di rumah saja agar bisa memperbaiki hubungan nya dengan Gabriel. Tapi seperti yang sudah-sudah Gabriel malah mengabaikan nya dan itu membuat nya bingung bagaimana meluluhkan hati pria berhati dingin itu. Sudah banyak cara Arrabela lakukan bahkan saat ia masih sekolah tapi tidak ada perubahan.

"Kenapa hatimu keras sekali, Gab?" gumam nya pelan.

Kata orang banyak sekeras-kerasnya batu di hujani air akhirnya akan meleleh juga tapi kenapa Gabriel tidak? Ia sering menunjukan cinta nya kepada Gabriel tapi tidak ada balasan. Sekarang saat mereka menikah Gabriel masih tetap sama tidak memperdulikan nya. Ia menoleh kearah jam yang menunjukkan pukul 6. Sebentar lagi ia akan bersiap untuk acara makan malam pertama nya di rumah mertua nya.

SECOND WIFE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang