Chapter 5

1K 44 2
                                    

Arrabela sudah tiba di kantor Gabriel dan sepertinya keberuntungan ada padanya sebab ia melihat Gabriel turun dengan tergesa-gesa sekali. Apa dia akan bertemu dengan rekan kerja nya? Buru-buru ia menghampiri Gabriel.

"Gab!" sapa Arrabela tapi ia sedikit heran melihat wajah terkejut pria itu tapi sedetik kemudian wajah Gabriel berubah menjadi dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gab!" sapa Arrabela tapi ia sedikit heran melihat wajah terkejut pria itu tapi sedetik kemudian wajah Gabriel berubah menjadi dingin.

"Kenapa ke sini?" tanya Gabriel dingin. Arrabela sudah terbiasa dengan sikap Gabriel seperti ini bahkan dari SMA jadi ia tidak memusingkan nya.

"Aku ke sini membawakanmu makan siang lagi, aku takut kau terlambat makan." jelas Arrabela.

"Aku sudah katakan bukan jangan melakukan ini lagi." nada suara Gabriel sangat kesal tapi berusaha menjaga sikap agar para pegawainya tidak melihat nya berdebat dengan Arrabela di depan umum.

Namun, Arrabela tidak mendengar nya, ia malah menyerahkan makanan itu kepada Gabriel.

"Ini ambilah." kata Arrabela, setelah itu Arrabela penasaran akan kemana lagi Gabriel sampai terburu-buru sekali berjalan.

"Kau akan kemana?" tanya Arrabela penasaran tapi ia mengernyit heran melihat Gabriel yang terlihat gelisah? Ada apa dengan pria itu? Apa ada masalah?

"Gab?" panggil nya pelan memandang Gabriel.

"Aku harus pergi." Gabriel melangkah lebar meninggalkan Arrabela dengan kebingungan nya.

Sejak pertemuan nya di kantor saat itu Arrabela tidak tahu kalau pertemuan itu adalah pertemuan terakhir mereka sebab setelah itu Arrabela jarang bertemu dengan Gabriel lagi. Pria itu sering sekali pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis dan Arrabela tidak tahu kapan Gabriel kembali. Dan sudah 6 bulan berlalu Arrabela tidak pernah bertemu Gabriel lagi.

Itu membuat Arrabela putus asa bagaimana cara nya bertemu Gabriel, ia sering datang ke kantor pria itu tapi hanya ada Randy dengan jawaban nya tetap sama. Gabriel masih memiliki urusan bisnis di san.

Saat ini Arrabela berada di kamar sahabatnya yaitu Camilla bersama Rasya untuk menghiburnya.

"Ar, sudah jangan menangis terus. Mau sampai kapan kau seperti ini terus." kata Camilla kepada sahabatnya Arrabela.

"Aku juga tidak ingin menangis, Mil. Tapi tangisan ini selalu saja keluar saat mengingat Gabriel." isak Arrabela di pelukan Raisa yang menepuk punggung sahabatnya.

"Sudah, Mil. Kasian Ara kalau terus di marahi." ujar Rasya tak tega melihat kondisi sahabatnya yang makin hari makin menyedihkan.

"Aku tidak memarahinya, Ra, tapi aku hanya menasehati nya. Aku juga ikut sedih melihat kondisi dia seperti ini, bagaimana kalau keluargamu tahu kondisimu seperti ini? Mereka pasti akan sedih juga." ucap Camilla.

Bahu Arrabela bergetar hebat mengingat keluarganya, ia tidak ingin mereka tahu tentang masalahnya sebab mereka juga sudah di pusingkan dengan masalah kakaknya Steve dan Miranda yang tak kunjung selesai permasalahan nya. Arrabela tidak ingin menambah beban masalahnya kepada kedua orang tua. Maka dari itu Arrabela selalu ceria saat bersama keluarganya agar mereka tidak tahu kalau sebenarnya di dalam hatinya yang terdalam ia menangis menahan rindu kepada Gabriel.

SECOND WIFE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang