Chapter 26

771 63 16
                                    

Setelah dari rumah kedua orang tua nya Arrabela tidak langsung pulang melainkan bertemu dengan Justin. Pria itu menelpon nya untuk datang ke sebuah restoran yang cukup pribadi. Tiba di sana ia sudah di sambut dengan pelayan yang memperlihatkan nya untuk masuk ke dalam. Tidak ada seorang pengunjung pun di sini dan itu membuatnya heran.

"Justin?" panggilnya melihat sekeliling tapi pria itu tidak ada. Kemana dia? Apa dia mengerjainya? Lalu tiba-tiba sebuah layar memperlihatkan beberapa gambar Arrabela dari samping yang ia tidak ketahui nya.

"Happy birthday to you. Happy birthday to you. Happy birthday, happy birthday. Happy birthday my love." Justin berjalan mendekatinya sambil membawa kue bergambar Arrabela.

Arrabela terhentak melihat Justin yang membawa kue. Perasaan bersalah menyapanya sebab tadi malam ia tidak mengangkat telpon dari Justin, dirinya mengabaikan panggilan dan pesan dari pria itu. Hari ini ia bersedia datang karena ingin mengatakan kejujuran nya tapi setelah apa yang pria itu lakukan membuatnya tak tega lagi.
"Jus, kau.."

Justin tersenyum hangat kearahnya. "Berdoa dan tiup lilin nya."

Arrabela pun berdoa dan meniup lilin nya. Lalu Justin memeluk Arrabela dan akan mencium bibirnya tapi Justin terkejut saat Arrabela memalingkan wajahnya menandakan wanita itu tidak ingin di cium. Justin merubah wajahnya menjadi biasa lagi.

"Aku harap yang terbaik untukmu, Ar. Dan semakin sayang kepadaku." ucap Justin tersenyum tulus.

Ya Tuhan! Apa yang ia lakukan sekarang? Dirinya mempermainkan hati Justin yang begitu tulus mencintainya. Kedua matanya berkaca-kaca karena perasaan bersalahnya sebab dirinya telah menjadi istri orang lain.

"Kenapa? Apa kau tidak suka dengan kejutan ku? Maaf, sebenarnya tadi malam aku ingin memberikanmu kejutan hanya saja kau tidak mengangkat telpon ku. Ingin ke rumahmu tapi aku melihat lampu rumah kalian mati jadi aku memutuskan pergi dari sana."

Penjelasan Justin membuat air mata Arrabela turun. Pengorbanan Justin membuat nya sedih sebab dirinya tidak mampu membalas perasaan nya. Hatinya sudah terisi penuh dengan Gabriel sampai pria manapun tidak bisa masuk.

"Sayang! Kau kenapa?" Justin makin panik melihat air mata Arrabela. Ia mendekapnya sambil mengelus rambutnya.

"Kenapa kau begitu baik, Justin? Kenapa?" isak Arrabela di pelukan Justin. Kenapa Gabriel tidak seperti Justin yang baik kepadanya? Kenapa ia malah mencintai pria arogan dan jahat seperti Gabriel?

"Hei! Kau kekasihku, tentu aku baik. Apa kau ingin aku jahat kepadamu?" kekeh Justin membuat tangisan Arrabela makin pecah. Di saat seperti ini Justin masih saja membuat lelucon.

"Sudah, jangan menangis. Ini hari bahagiamu. Ayo, kita makan." ajak Justin menuju meja makan.

"Sebenarnya aku sudah makan di rumah." jujur Arrabela.

"Ah, benarkah? Apa kau ingin makanan ringan saja?" tanya Justin dan Arrabela pun mengangguk samar. Justin memesankan makanan ringan untuk mereka berdua.

"Kenapa tidak ada orang di sini? Ini sudah siang." Arrabela melirik ke sana kemari tetap saja tidak ada pengunjung yang datang.

"Aku sudah menyewa nya dari semalaman." jawab Justin membuat Arrabela diam. Justin memegang tangan Arrabela lembut.

"Jangan merasa bersalah. Kau pasti lelah tadi malam jadi langsung tidur." kata Justin. Arrabela melihat tangan nya di pegang oleh Justin perlahan menariknya dengan senyum tipisnya.

Sekarang Arrabela akan memberitahu Justin kejujuran nya kalau ia sudah menikah dengan Gabriel dan ingin hubungan mereka selesai. Entah apa yang akan Justin pikirkan tentang nya, mungkin pria itu akan membencinya dan menjauhinya.

SECOND WIFE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang