Chapter 31

923 60 27
                                    

Suara alam di pagi hari membuat kedua pasangan terusik. Hal pertama yang terbangun adalah Arrabela, ia merasakan kehangatan di dalam tubuhnya dan saat dirinya membuka matanya wajahnya tertegun melihat wajah Gabriel yang sangat dekat dengan wajahnya, tangan pria itu juga memeluk nya hangat membuat seulas senyum manis terpancar di wajahnya.

Arrabela tidak bergerak meski ia sudah bangun sebab ia tak ingin membangunkan Gabriel yang tertidur pulas sekali. Kedua matanya memperhatikan setiap pahatan sempura di wajah Gabriel sampai ia melihat kedua mata itu mengerjap. Dengan cepat Arrabela menutup matanya, entah kenapa ia malah melakukan hal ini. Harusnya dirinya tidak pura-pura tidur saat Gabriel bangun namun entah kenapa tanpa ia sadari kedua matanya tertutup.

"Sial! Aku ketiduran." umpah Gabriel di dengar oleh Arrabela. Diri nya juga merasakan tangan pria itu bergerak melepaskan tubuhnya dengan hati-hati. Kemudian perlahan dirinya membuka matanya.

"Hmm." Arrabela berpura-pura seakan baru bangun tidur.

"Kakimu sudah baikan?" tanya Gabriel sembari membersihkan pakaian nya yang terkena tanah.

Arrabela mengerakkan kakinya lalu mengangguk. "Sudah."

"Baguslah. Ayo, kita bersiap untuk mencari jalan keluar." ujar Gabriel.

Selama perjalanan Arrabela berjalan cukup lambat karena perutnya lapar sekali namun ia tidak mengatakan nya sampai suara di dalam perut terdengar oleh Gabriel.

"Kau lapar?"

Kenapa perutnya malah berbunyi?

"Eh? Tidak. Aku tidak lapar." bohong nya. Gabriel memandang Arrabela sejenak kemudian melihat sekeliling.

"Tidak ada buah-buahan sama sekali di sini." kata Gabriel.

"Aku sudah bilang, aku tidak lapar." Arabela menyakinkan Gabriel.

"Tapi aku lapar." sahut Gabriel kembali jalan di ikuti Arrabela yang terseok-seok mengejar langkah lebar Gabriel.

Mereka terus saja berjalan entah kemana tujuan nya dan tambah teriak matahari yang semakin panas. Keringat bercucuran di wajah Gabriel dan Arrabela tapi mereka tetap berjalan sampai akhirnya Arrabela tak kuat dengan rasa lapar dan teriak matahari.

"Aku tidak sanggup lagi." lirih Arrabela sembari berjongkok.

Katakanlah dirinya memang wanita lemah yang baru saja seharian di dalam hutan tapi sudah menyerah, tapi memang kenyataan nya dirinya tidak kuat dengan rasa lapar, lelah dan teriak matahari ini. Dirinya siap di marahi atau di hina oleh Gabriel.

"Aku lelah.. Aku lapar.. Aku kepanasan." lirihnya menahan tangisan.

"Sepertinya aku akan mati di sini. Kau pergilah, aku tidak bisa melanjutkan nya lagi." kata Arrabela tapi tidak ada sahutan dari Gabriel sampai ia mendongak melihat Gabriel tidak ada di depan nya lagi, melainkan sedang memanjat sebuah pohon kelapa.

" kata Arrabela tapi tidak ada sahutan dari Gabriel sampai ia mendongak melihat Gabriel tidak ada di depan nya lagi, melainkan sedang memanjat sebuah pohon kelapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SECOND WIFE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang