Tapi hati ini masih sakit setelah kejadian itu. Hingga akhirnya gua memutuskan untuk meredam hingga semua rasa ini kembali tenang. hari demi hari sudah dilewati, dan progess untuk gua berubah mulai membaik, gua sudah menikmati hari-hari tanpa adanya lingup percintaan. Sangat tenang dan bebas. Setelah pandemi berlalu, gua dan teman-teman kembali dekat dan akrab seperti dulu, termasuk Syahdan. Tapi saat ini gua dan Syahdan hanya sebagai teman pada umumnya.
[in voice call]
"eh nanti kita kumpul bareng lagi yuk, udah lama nih nggak ketemu" ucap Ardi.
"ayo lahh, pengen keluar nih setelah hampir 2 Tahun di rumah aja" balas Maiza.
"ayo deh gua ngikut terserah kemana aja, gua juga bosen di rumah mulu ahahahah" celetuk gua.
"oke besok ketemuan di mall A ya jam 1" balas Syahdan.
semua serentak mengucap "oke!"
Keesokan harinya gua sudah siap dan berangkat, di tengah jalan, gua menelpon teman2 lainnya untuk memastikan titik pertemuan kita.
[in voice call again]
"P INGFO POSISI"
"Lah lu udah berangkat Nay? aduh bentar yak gua masih make up dikit lagi" kata Maiza
"oke Za gua tunggu yak, yang lain gimana?"
"Sorry guys gua agak telat dikit, ini baru bangun tadi gua ketiduran" Ucap Ardi
"iya guys gua juga, gua rapih-rapih nya sebentar kok, habis ini gua cau" Ucap Syahdan
"Hah kalian baru bangun?? y-yaudah deh cepet gua udah mau nyampe nih"
"oke oke" ucap mereka serentak.
Kek mana nih anak2 kok belum ada yang berangkat, yang cowo-cowo juga malah baru bangun. Atau gua yang terlalu excited ya mau ketemu mereka. Kayak nya emang iya sih, hehe :)
Beberapa teman sudah berkumpul dan akhirnya kita jalan-jalan di mall tersebut. Tak terasa hari sudah mulai malam, waktunya untuk apa teman2? yap benar untuk pulang.
"guys udah larut nih, gua pulang dulu ya?"
eh iya baru inget ucap ayah (nanti kalau pulang bareng Syahdan aja ya, Syahdan bawa motor kan? bareng Syahdan aja ya) kek apenih tiba-tiba weh, yaudah lah ya karena aku anak yang berbakti sehingga aku harus menuruti apa kata ayahanda.
"Syahdan, gua nebeng lu yak"
" ciiieeeeeee" ucap teman-teman serentak.
"apesih, gua disuruh ayah gua nihh" bales gua sambil menahan malu
"oh oke, ayo Nay. Guys gua duluan yak"
"okee tiati yak kalian berdua" bales Ardi.
di perjalanan ke parkiran
"eh Dan, gapapa kan gua nebeng lu?"
"gapapa udah santai aja, kayak sama siapa aja" balas Syahdan dengan santainya.
"o-oke, Dan"
Di perjalanan yang sunyi, hanya keramaian jalan raya yang terlintas di daun telinga ini. Tetapi kesunyian itu dihentikan Syahdan yang membuka obrolan.
"gimana hari ini, seru nggak?"
"seru, banget malah" balas gua
"iya ya, setelah sekian lama kita dipisahkan pandemi"
"iya bener, seneng banget bisa jalan-jalan gini"
"btw, aku pertama kali loh bonceng perempuan selain ibuku"
"a-aku juga pertama kali dibonceng temen laki-laki"
"ahahaha sama-sama pertama kali ya"
lampu-lampu jalan menghiasi jalan raya, sangat indah dan bersinar.
"aku suka melihat lampu-lampu"
"aku juga suka"
"sangat indah bukan?"
"indah sekali, apalagi aku melihatnya bersama perempuan spesial disini"
weh coiiii terbang gua, tetap kalem tetap diam, sedang berada di motor nih ya, tolong komprominya, saltingnya pending dulu.
"ah, sa ae lu wkwkwk"
"Nay, gua mau mondok, gapapa kan?"
waaaww mondok, keputusan yang tepat bgt, kan ilmu agamanya biar makin dalam makin baik. Eh lah kenapa dia minta izin ke gua anjaii ngapain, lah gua siapanya? wkwkwk the real perempuan istimewa kah ini?
"gapapa dong justru bagus ga si?"
"iya si tapi jadi jauh dari kamu, dari temen-temen"
"yaa demi ilmu, kan cuma beberapa tahun kan? ya walaupun agak sedih bakal jarang ketemu tapi demi ilmu gamasalah, Dan"
"iya juga, makasih ya"
Akhirnya kami sampai di depan rumah gua.
"ayah umi, Kanaya pulang, nih ada Syahdan nih"
"Assalamualaikum, tante, om"
"eh iya waalaikumsalam, ayo masuk dulu Syahdan" Ucap Umi
"gausah tante, sudah ditunggu ibu di rumah"
"eh bentar, Dan, gua mau ngasih sesuatu. Lu mau mondok kan? bentar yak, tunggu disini"
"eh jangan lama-lama ya"
"iyaa bentar doang kok"
di dalam "untung baru inget sekarang kalau tadi mau berangkat mau bawa hadiahnya Syahdan. Kan beberapa hari yang lalu dia ultah. mana ya kadonya"
dan akhirnya gua menemukannya,"buat suratnya dulu aja deh, kan dia mau mondok jadi say goodbye juga"
beberapa saat kemudian
"ini Dan, cocok bgt buat tambahan barang buat lu mondok"
"eh yaampun repot-repot, makasih ya" sambil melihat kadonya
"ini juga tanda selamat tinggal buat kita, karna lu mondok, dan juga gua mau pergi"
"pergi mondok juga?"
"enggak, gua mau magang di Jogja"
"lahh ini lebih jauh daripada tempat pondok gua"
"ahahaha, gapapa Dan, pasti ada waktunya kita bertemu lagi, kan ada waktu liburan, pasti gua pulang"
"terimakasih ya untuk selama ini, terimakasih juga untuk hari ini, jika kita berjodoh pasti Allah akan pertemukan kita lagi di waktu yang tepat"
"iya, jangan sedih ya, takdir Allah lebih indah loh, tapi kita belum tau aja ada apa kedepannya"
"kamu juga sangat sedih ya, yaudah sudah malam, pulang dulu ya, Assalamualaikum, Kanaya"
"Waalaikumsalam, Syahdan. hati-hati ya, baik baik di Pondok"
Dan setelah semua itu gua menjalani kehidupan dengan aman, dan mengikhlaskan semua yang terjadi di kehidupan ini. Gua yakin takdir Allah setelah ini akan jauh lebih baik. Gua fokus dengan permagangan ini, dan Syahdan pun fokus dengan pesantrennya.
- TAMAT -
KAMU SEDANG MEMBACA
Berubah untuk melupakan (SUDAH DIBUKUKAN)
RandomKanaya Fahima Hawa alias Kanaya. siswi sekolah menengah yang berkeinginan untuk hijrah. ia bertemu dengan laki-laki yang menurut dia sempurna. dia adalah Syahdan, laki-laki famous di sekolahnya. diam-diam Kanaya mengagumi Syahdan. tanpa ia sadari...