Mood Hancur (part 1)

36 3 0
                                    

 Aku merasa sangat bersalah. Tapi karena sikap marah dia seperti itu, aku juga seperti yang lainnya, marah. Antara marah, merasa bersalah, campur aduk. Hati seakan bergelut dengan hati yang sama namun rasa yang berbalik arah.

Hari senin tiba, perlombaan berjalan dengan lancar, dan setelah perlombaan selesai kita kembali ke kelas masing-masing untuk melaksanakan pembelajaran. Setelah jam pelajaran selesai, sebelum pulang gua ke ruang guru untuk mengumpulkan tugas proyek ipa

"Assalamu'alaikum bu, saya Kanaya mau mengumpulan tugas pro.." ucap gua.

"Sudah praktek?" pertanyaan guru killer itu memotong pembicaraan gua.

"Sudah bu" jawab gua dengan tegas.

"Mana buktinya?"

"Harus ada bukti bu?" tanya gua dengan aneh.

"Iya lah harus ada bukti! Gimana sih kamu, harusnya kalau praktek nya di rumah, bukti video itu harus ada, ngerti gk!" bentah si guru killer itu.

"(dlm hati : astaghfirullah gausah bentak gitu juga bisa kan etdahh) siap, faham bu. Saya akan praktek ulang nanti malam." Jawab gua.

"Kelas kamu itu kok lelet banget sih ngumpulinnya, ingat! Besok itu sudah ulangan harian. Kalau setelah ulangan kalian belum mengumpulkan, saya akan menyobek kertas ulangan kalian. Paham!"

"Siap, faham bu. Terimakasih. Assalamu'alaikum" jawab gua yang lagi-lagi dengan tegas.

"Waalaikumsalam"

Setelah keluar dari ruang guru. Syahdan tiba-tiba datang sambil senyum.

"haii, eh buat ipa ya?" pertanyaan Syahdan

Karena gua masih marah sama dia. Bukan marah sih, cuma ini mengarah ke ngambek aja. Karena kemarin, kali ini gua cuek tingkat tinggi sama dia. Gak sebel gimana, dia cuma read chat gua, trus gk dibalas. Jengkel banget gua.

Gua gk jawab apa-apa, hanya diam, cuek, lalu pergi.

"ehh, Nay kenapa. Jangan marah" teriak Syahdan

Maaf dan, tapi gua gabisa memaafkan lu kali ini. Lu harus paham!

Setelah gua pulang, lalu praktek. Setelah praktek, guabelajar IPA sambil buka chat whatsapp, mungkin ada kabar dari sekolah.Tiba-tiba

comment down below

Berubah untuk melupakan (SUDAH DIBUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang