Ada Apa dengan Rasa (part 1)

128 9 3
                                    

Hari itu adalah hari dimana gua bertemu seorang ikhwan yang lumayan populer di sekolah. Gk populer gimana coba, dia udah jago main gitar, anak paskib, suka baca Al-Qur'an, ganteng, manis, dan.. udahlah gausah di lanjut, intinya dia perfecto bagi sebagian orang. Hari jum'at itu adalah jum'at berdakwah. Perwakilan beberapa kelas dipilih untuk berdakwah di lapangan belakang, termasuk dia. Saat itu, gua masih blm kenal sih sama dia. Tapi waktu dia naik panggung, dalam hati "kek pernah liat, tapi siapa ya?"

"naya, kenapa?" temen sebelah

" gapapa, cuma keinget pernah liat, tapi gatau namanya "

Kebetulan, temen di depan kenal

"eh, dia namanya siapa sih? "

"oh itu, namanya Syahdan"

Ohh namanya Syahdan, baru tau gua namanya seindah parasnya, astagfirullah..sadar nay sadar. Dia membawakan dakwah tentang "La tahzan, innallaha ma ana" yang artinya "Jangan bersedih, karena Allah selalu bersama kita". Dengan pembawaan dakwah yang santai, serpihan lawakan receh yang bikin suasana makin hangat sampai gk sadar kalau gua nyaman sama dakwah dia wkwk..

Setelah acara selesai, seperti biasa gua sebagai bendahara mengambil kotak amal di ruang TU. Di situlah awal pertama kami bertemu. Dia datang bersama teman akrab nya, namanya Fadli.

" Naya itu ketua kelas ?" tanya Syahdan

next??

Berubah untuk melupakan (SUDAH DIBUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang