"Pagi semua. Sesuai perjanjian kita, hari ini akan melaksanakan ulangan harian. Tapi sebelumnya, kalian saya kasih waktu 15 menit untuk belajar kembali. Silahkan" ucap guru itu dengan dingin sedingin kulkas. Suasana kelas menjadi hening.
"maaf bu, saya ingin mengumpulkan bukti praktek kelompok saya kemarin." Ucap gua dengan nada melembut sopan.
"oh, oke baik. Saya cek dulu ya" ucap guru itu dengan lembut. Gua kaget, wah ternyata guru killer bisa baik juga kalau gua tepat waktu. Wkwk.. oke lah.
"ooh.. kamu praktek sama ayah kamu ya, hahaha"
"hehe.. iya bu"
"oke saya terima ya kelompok kalian, terimakasih" ucap guru itu dengan senang. Tapi..
"Siapa yang sampai saat ini belum mengumpulkan tugas proyek ini ?! ingat ya, janji saya kalau kalian belum mengumpulkan, saya akan kasih nilai proyek kalian 0 plus ulangan harian kalian akan saya sobek di depan kalian, Paham!" bentak guru itu.
Gua lega akhirnya gak ada beban lagi untuk tugas ini. Ancaman-ancaman udah gak mempan lagi sama gua. Hanya tinggal menyelesaikan ulangan harian itu dengan semampu gua.
Setelah selesai ulangan harian IPA, masuk di pembelajaran berikutnya, BDR.
"oke anak-anak. Hari ini kita akan melaksanakan ulangan harian."
"maaf bu, tapi kok mendadak ya bu?" ucap teman gua.
"iya gapapa. Biar kalian terbiasa sudah selalu siap kapanpun kalau akan ulangan." Ucap guru itu dengan tenang.
"njiir, kenapa pake acara dadakan segala sih ahh" bisik Maiza ke gua.
"sabar, Za. Ujian kesabaran buat kita, wkwk" ucap gua.
***
Keesokan harinya, Fadli tiba-tiba dateng ke bangku gua. Feeling gua nih, pasti membahas Syahdan, atau nggak mbahas pelajaran.
"Nay, tadi gua gak lihat Syahdan tuh. Biasanya kita bareng." Ucap Fadli
"Serius? Ah, masa sih?" balas gua, heran.
"iya serius, tapi nanti gua liat lagi deh."
Gua yakin pasti Syahdan masuk. Karena firasat gua dia ada di sekolah ini. Gua yakin firasat gua gk akan salah.
Disaat shalat dhuhur, biasanya dia terlihat di wilayah itu. Tapi sekarang dia gak ada. Apa yang Fadli kata itu benar ya?
Oke Naya, lupakan dulu tentang Syahdan. Di sini tempat untuk beribadah, bukan untuk mencari Syahdan, oke.
Setelah shalat dhuhur Fadli tiba-tiba
next?? comment down below
KAMU SEDANG MEMBACA
Berubah untuk melupakan (SUDAH DIBUKUKAN)
RandomKanaya Fahima Hawa alias Kanaya. siswi sekolah menengah yang berkeinginan untuk hijrah. ia bertemu dengan laki-laki yang menurut dia sempurna. dia adalah Syahdan, laki-laki famous di sekolahnya. diam-diam Kanaya mengagumi Syahdan. tanpa ia sadari...