Firasat Tak Pernah Salah (part 1)

31 2 0
                                    

Fadli tiba-tiba datang ke arah gua.

"ternyata Syahdan beneran gak masuk."

"Beneran?"

"iya, di masjid tadi gk ada dia. Trus waktu mau ke kelas, biasanya gua bareng sama dia. Sekarang gk."

Percaya apa gak ya? Gua sih mau nya percaya. Tapi cara bicara Fadli...

"hai Naya. Tadi gua ketemu Syahdan, trus dia nanya, Naya masuk gak? Gitu." Ucap Haykal.

Tuh kan, apa yang gua bilang bener..

"Loh, tapi tadi Syahdan gak masuk kan? Iya kan?" Ucap Fadli dengan matanya yang berkedip sebelah.

Oke Nay. Pasang muka percaya aja Nay, pura-pura percaya aja dah biar yang bohong seneng.

Saat jam kokulikuler, seperti biasa kita melaksanakan piket. Untuk hari rabu, jadwal piket kita adalah piket taman. Tapi air deras yang jatuh dari langit ini menghalangi kita untuk piket. Jadi, daripada berdiam diri di kelas, mending jalan-jalan ke kelas lainnya. Yenggak..

Saat gua akan kembali ke kelas, bertemulah gua dengan sobat-sobatnya. Awalnya gua berkeinginan untuk bertanya. Tapi rasa gengsiku menolak untuk bertanya. Sebelum ke kelas, gua tanya Maiza.

"Za, jadi.. Syahdan beneran gak masuk ya?" tanya gua.

"lahh.. masuk diaa!" ucap Maiza.

"Tapi, tadi katanya Fadli, dia gak masuk."

"Ayo dah, buktikan ke kelasnya." Ucap Maiza lalu menarik lengan gua.

"eh, gak usah deh" ucap gua

"udah lah, ayo!"

"Cuma lewat doank? Gak penting."

"penting woy! Antar gua ke kamar mandi."

Ada-ada aja Maiza, kamar mandi kan bukan cuma di sana. Okelah gua nurut aja. Dan ketika sampai di depan kelas dia. Gua cuma lihat sekilas, dan hasilnya nihil. Tapi mata Maiza fokus dan akhirnya ketemu.

"Nah, yang main gitar itu siapa?" Ucap Maiza sambil tersenyum.

"oh, yaudah ayo cepet." Ajak gua dengan menarik lengannya.

"eh, di lihat dulu napa. Tuh tuh.. dia tuh."

"udahlahh, ayo"

"eits, kita mau kemana?" menahan tarikan gua.

"ke kamar mandi, kan lu yang ngajak, gimana sih"

"Gajadi, ayo putar balik."

"Hadeuh, yaudah lah. Ayo cepet.. ihh.."

Padahal jalan lain masih bisa dilewati, tapi kenapa harus putar balik sih.

"iihh.. dilihat dulu tuhh" kata Maiza yang berkali-kali menahan gua.

"eh Nay, dia kesini tuh. Azekk.."

"Ada apa?" tanya Syahdan di depan jendela kelasnya.

Kan gara-gara dipancing dia jadi muncul. Aduhh jantung gua seakan-akan mau copot.

"Fadli tadi bilang.. 

Next?? comment down below

Berubah untuk melupakan (SUDAH DIBUKUKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang