prolog

22.7K 1K 14
                                    


"Hanara..."

"Hanara..."

"Hana..."

"HANA!!!!!!"

Teriakan itu terdengar semakin dekat dan keras, berhasil membuat sosok yang meringkuk di dalam lemari menghentikan deru nafasnya dalam sekejap.

Ketegangan memenuhi raganya, sampai-sampai ia tidak peduli lagi pada tetesan darah yang mengucur dari pergelangan tangan. Mulutnya masih ia bekap dengan kencang, berusaha mungkin untuk tidak menimbulkan suara.

Langkah kaki yang di seret terdengar memasuki ruangan. Bersamaan dengan itu, degup jantung Hanara meningkat dengan cepat. Tubuhnya bergetar dengan jelas, ia bahkan tidak ingin menghembuskan nafas meski raganya sudah sesak.

"Hanara?" Panggilan halus terdengar sangat jelas. Bisa di tebak dimana keberadaan pemilik suara tersebut dalam sekali dengar.

Hanara membisu.

Pemikiran untuk kabur mendadak lenyap saat menyadari bahwa hal itu tidak akan mungkin terjadi. Maka, tepat saat pintu lemari terbuka dengan pelan, Hanara hanya bisa menoleh dengan raganya yang mendadak lemas.

"Ketemu!" Suara riang dari lelaki gila itu terdengar antusias, tangan kanannya mengangkat palu yang di lumuri oleh darah.

"Bajingan itu udah lenyap, sekarang ... Hanya tinggal kita berdua, Hanara. Hanya aku dan ... Kamu!"

SCAREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang