13

8.4K 649 122
                                    











Zalion mengedarkan pandangannya ke sekitar, ia meneliti setiap sudut taman namun tak kunjung menemukan batang hidung Hanara yang sedari tadi di carinya.

Hembusan nafas keluar bersamaan dengan langkah yang berbelok menuju arah lain, Zalion melewati koridor menatap setiap murid yang berlalu lalang, ia harap bisa menemukan Hanara secepatnya.

Sudah empat tempat ia cari dimana kemungkinan Hanara berada, namun hasilnya tetap nihil. Entah dimana saat ini Hanara berada, Zalion masih ingat jelas gadis itu mengajaknya makan bersama saat istirahat nanti.

Mata yang tengah mengedar mencari Hanara langsung teralih saat bahunya menyenggol seseorang. Decakan kasar langsung terdengar begitu Zalion menoleh.

"Maaf." Zalion menelan salivanya, kepalanya kembali menoleh ke kanan dan ke kiri masih berusaha mencari keberadaan Hanara.

Gio yang baru saja di senggol menatap Zalion yang sepertinya mencari seseorang. Ia ikut mengedar untuk mencari tahu siapa yang tengah di cari.

"Kamu tau Hanara?" Zalion kembali menoleh pada Gio yang langsung menatapnya dengan wajah datar. Gio hanya diam, ekspresinya seperti tengah meneliti raut Zalion yang saat ini kelimpungan.

Gelengan keluar sebagai jawaban. Zalion mendesah lelah, ia memilih berjalan kembali menyusuri koridor untuk menemukan Hanara.

Sedangkan Gio masih berdiri di tempat, tubuhnya bergerak menyamping mengikuti arah Zalion pergi. Matanya masih menatap punggung Zalion yang semakin menjauh.





















***













"Sumpah ini enak banget gila!" Laudra memasang wajah sumringah, sekali lagi melahap makanan yang belinya.

"Harus banget makan di gudang gini?" Hanara mengedarkan pandangannya menatap seisi gudang yang sedikit berantakan. Lalu fokusnya teralih pada Laudra. Entah apa yang terjadi pada sahabatnya ini sehingga memohon untuk menemaninya makan di gudang.

"Di bilang gue gak mood ketemu banyak orang, Na. Disini tenang." Laudra menenggak minumannya.

Hanara mengunyah pelan makanan di mulut, ia tidak terlalu memusingkan alasan yang di beri Laudra.

"Balik ini lo kerja? Gue ikut, ya?" Laudra menaruh sendoknya, ia bergerak merapat hingga menubruk siku Hanara.

"Apa, sih? Tumbenan banget deh lo." Hanara menggeser tubuhnya menjauh. Laudra mencebikkan bibirnya, ia menghela nafas lalu kembali memakan makanannya.

"Gue sayang lo, Na. Jahat banget jadi orang."

Hanara mendecih, ia sudah tidak aneh dengan sikap Laudra yang memang seperti ini. Tapi entah mengapa rasanya sedikit berbeda.

"Lo ada masalah apa, sih?" Hanara kali ini bertanya. Ia yakin jika ada yang mengganggu pikiran Laudra selama ini.

Mendengar itu, Laudra menghentikan tangannya di udara.

"Enggak, kok!" Ia menoleh pada Hanara, memasang senyum lalu lanjut menyuapkan makanan.

Hanara mendecih, tak percaya jika sahabatnya ini baik-baik saja.

"Nih nih! Cobain!" Laudra menyendok makanannya lalu mengulurkan pada Hanara.


Klek!

"Hana?"

Keduanya langsung menoleh seketika. Hanara mengambil suapan Laudra terlebih dahulu, mengunyahnya dengan pelan sambil menatap siapa yang saat ini berada di ambang pintu.

SCAREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang