11. Quadruple Honeymoon

1.9K 230 18
                                    

〔༻ 𝟓𝟐𝟎 ༺〕

Delapan orang dengan koper di sisinya itu tengah berdiri melingkar di teras bandara Soekarno-Hatta sembari saling melempar tatapan penuh tanya.

"Kalian?!" Itu seruan kaget Gretha dibarengi telunjuknya yang bergerak memutar.

"Kebetulan banget ketemu di sini." Karin bicara dengan mulutnya yang masih setengah menganga. "Kalian pada mau ke mana?"

"Bali," jawab Nila yang tanpa disengaja bersamaan dengan Wina dan Gretha yang mengucapkan jawaban serupa. Menyebabkan ketiga wanita itu saling bertukar pandang bingung.

"Kok bisa samaan juga?" Wina tampak kebingungan sekaligus kaget. "Lo sendiri mau ke mana, Kak?"

"Gue mau ke Bali juga." Sahutan Karin membuat ketiga wanita itu semakin bingung.

Pada akhirnya, mereka menoleh ke pria yang berdiri di sisi masing-masing yang sejak tadi kompak tutup mulut dan memasang muka tembok. Mata mereka sama-sama melempar tatapan penuh selidik ke sang suami.

"Heksa, lo serius ini honeymoon? Bukan liburan bareng bestie?" tanya Gretha pelan dengan mulut yang ia dekatkan ke telinga Heksa.

Heksa mengangguk yakin. "Serius, Tha. Mereka gak bilang-bilang, jadi mana gue tau kalau bisa kebarengan gini?"

Karin menepuk pelan pundak Jeco. "Lo kenapa nggak bilang kalau kita liburannya bareng mereka juga?"

"Enggak, Rin." Jeco geleng-geleng kepala menyangkal. "Gue gak ngajak mereka."

"Lan, beneran ini cuma kebetulan?" Tatapan penuh selidik Wina masih tertuju pada Alan.

"Beneran, Sayang. Aku bahkan nggak tau kalau hari ini mereka mau ke Bali juga," jelas Alan berusaha meyakinkan.

Nila menyikut pelan lengan Arel kemudian berbisik, "Rel, lo bilang cuma kita berdua."

"Hah? Iya, emang cuma berdua kok." Arel menanggapi dengan bisikan pula. "Gue sendiri baru tau sekarang kalau mereka juga mau ke Bali."

Melihat Nila yang masih mendelik kepadanya dengan ekspresi wajah cemberut itu, Arel sedikit menunduk guna menatap mata wanitanya, "Udah, nggak usah peduliin yang lain, fokus ke kita berdua aja."

Arel kembali menghadap depan kemudian merangkul bahu Nila. "Guys, kita duluan, ya!"

"Woke! Jangan lupa kasih kabar kalo dah sampe, Rel!" sahut Heksa.

"Siap, kalian juga!"

***

Agaknya saling berbagi kabar ketika sudah sampai itu tidak diperlukan. Sebab sejak di teras bandara sampai sudah tiba di lobi resort, empat pasang pasutri itu selalu bersama. Naik di pesawat yang sama, duduk di barisan yang sama, dan akan menginap di resort yang sama pula.

Para istri tengah duduk manis di sofa yang ada di lobi. Menikmati pemandangan para suami yang sedang melakukan check in sembari berbincang serius.

"Kalian masih percaya ini cuma kebetulan?" Wina membuka topik dengan raut wajah yang penuh kecurigaan.

Nila menyedekapkan tangan di depan dada sembari mendengus. Matanya terarah ke punggung Arel, pria itu sedang sibuk bicara dengan resepsionis. "Ini udah pasti rencana mereka."

"Kalau nanti vila kita juga sebelahan, udah deh. Ketauan banget mereka udah rencanain ini diem-diem," timpal Karin dengan keyakinan seratus persen.

Gretha menautkan alis, mencoba berpikir keras. "Gue gak paham apa maksud mereka rencanain honeymoon barengan gini."

520 | aedreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang