Bangkok, 8 Agustus 1998
Di sebuah rumah sakit, seorang wanita sedang kesakitan melahirkan bayi yang ada di dalam kandungannya. dokter dan beberapa perawat mencoba mengarahkan wanita tersebut agar menarik nafas dan mendorong bayinya keluar, keringat terus membasahi tubuh wanita tersebut, dia merasakan sakit yang luar biasa, wanita itu bahkan berteriak karena bayinya belum juga keluar sementara dia sudah merasakan lelah, hingga akhirnya setelah berjuang selama satu setengah jam, suara tangisan bayi terdengar di ruangan itu. Dokter mengangkat bayi itu dan meperlihatkannya kepada ibu baru yang sedang mengatur nafasnya itu, "selamat nyonya Engfa, anda melahirkan bayi perempuan", ucap dokter.
Di luar rumah sakit seseorang sedang berdiri menatap ruang bersalin itu, dia menyunggingkan senyumnya, "Selamat datang sayang, dia sudah lama menunggumu", wanita itu kemudian berjalan meninggalkan rumah sakit tersebut,
Bangkok 2023
Suara alaram terus menggema di dalam kamar yang di dominasi dengan warna abu-abu itu, sejak tadi alaram itu berbunyi tapi seseorang yang sedang tertidur itu malah tidak terganggu sama sekali. dia tertidur sangat pulas sekali tanpa menghiraukan suara alaram, sepuluh menit kemudian gadis itu mencoba meraba alaram yang berbunyi di nakasnya lalu mematikan alaram tersebut.
Gadis itu lalu bangun, dia mencoba meregangkan tangan dan otot-ototnya tak lupa dia meminum segelas air yang memang sudah dia siapkan di nakasnya semalam. dia menghembuskan nafas saat melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi. gadis itu lalu beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
"Pagi mom", sapa gadis itu kepada ibunya yang sedang merangkai bunga di ruang tamu, "pagi sayang, sarapan dulu", suruh ibu gadis itu.
"Daddy sudah ke kantor?", tanya gadis itu
Ibunya menatap sekilas ke arah putrinya yang sedang memakan roti di tangannya, "ini sudah jam berapa?, daddy kamu sudah berangkat kerja dari tadi".
"Mom, hari ini Freen pulang telat yah, mau ada revisi skripsi ke dosen dan mau ke galeri seni juga sama Nam", ucap gadis berambut panjang yang bernama Freen itu.
"minta izin ke daddy mu juga, jangan sampai mommy lagi yang kena nanti", ucap wanita berparas cantik di usia yang sudah kepala empat itu.
"Siap mom, Freen berangkat yah", gadis itu lalu mencium pipi ibunya dan pergi ke kampus.
Di kampus Freen langsung menemui dosen dan melakukan revisi pada skripsinya, dia hanya perlu sedikit perubahan pada skripsi itu, tidak butuh waktu lama dan revisi pun selesai. sekarang dia hanya tinggal menunggu waktu untuk prosesi wisuda.
"Revisinya gimana? udah selesai belum?", tanya Nam
Freen lalu mengambil draf skripsi dari tasnya dan memperlihatkan kepada sahabatnya itu, "Taraaaaaa, selesai dong, finally aku tinggal menunggu seremoni wisuda saja", ucap Freen bangga.
"Ishhh...punyaku masih dicoret lagi, kenapa sih dosen pengujiku harus dosen kiler semua", ucap Nam kesal. Freen mencoba menghibur sahabatnya itu, "tenang saja, aku tidak akan diwisuda tanpa dirimu", ucap Freen dan disambut senyuman oleh Nam, "itu baru bilang sahabat sejati", pujinya pada Freen.
Pukul dua siang Freen dan Nam pergi ke galeri seni, Freen merupakan seorang wanita yang sangat menyukai bidang seni terutama melukis, dia bahkan tidak tanggung-tanggung merogoh kocek hanya untuk sebuah lukisan anjing berwarna putih yang di jual mahal atau menghabiskan waktu senggang untuk melukis apa pun yang dia sukai.
"Nam, aku mau mampir ke toko barang antik, kau mau ikut?", tanya Freen, saat ini dia dan Nam baru saja selesai melihat pameran lukisan. "kayaknya aku pulang saja, kaki ku sakit sekali kau ajak berkeliling galeri seni ini", ucap Nam, "Baiklah, maaf tidak bisa mengantarmu, kamu tidak apa-apa naik taksi?", tanya Freen lagi dan diangguki oleh Nam, "tidak apa-apa, taksi ada kendaraan favoritku", ucap gadis itu dan mereka pun berpisah di depan gerbang galeri seni tersebut.
Skip....
Freen sedang berada di dalam toko barang antik, selain memiliki hobi melukis dia juga menyukai barang-barang jadul, suasana toko itu sangat sunyi. Freen berkeliling melihat-lihat barang-barang antik yang terpajang di rak-rak.
"Freen",
Langkah kakinya terhenti, seperti ada yang memanggilnya tapi disitu tidak ada siapa-siapa. Freen kembali melanjutkan aktivitasnya berkeliling melihat barang antik di tempat itu.
"Freen".
Suara itu kembali terdengar, Freen merasa itu berasal dari bagian sebelah kirinya, gadis itu berjalan menuju arah suara yang dia dengar, kakinya berhenti tepat di depan sebuah lukisan tua, bahkan gambar dalam lukisan tua itu sudah tidak terlalu jelas, sepertinya umur lukisan itu sudah tua sekali. Freen terus menatap lukisan itu, seperti ada yang menarik dirinya untuk menatap lukisan itu.
"Namanya Rebecca",
Freen terkaget bukan main, dia memegang dadanya saking kaget dengan suara yang tiba-tiba muncul dari arah belakangnya.
"Maafkan saya telah mengagetkan anda", ucap wanita pemilik toko.
"Tidak apa-apa, saya pikir tidak ada orang disini", ucap Freen, dia kembali melihat lukisan itu, "apa anda mengatakan sesuatu tadi?", tanya Freen
Wanita itu tersenyum, "Wanita di lukisan itu, namanya Rebecca",
"Rebecca?", Freen tampak berpikir lagi, "apa dia nyata?, maksudku pemilik nama itu, apa dia memang ada?", tanyanya lagi.
"Iya, dia nyata".
"Berapa umur lukisan ini nyonya?",
"25 tahun", jawab wanita itu
Freen mengerutkan dahinya, "seumuran denganku, dua bulan lagi aku akan berusia 25 tahun",
"Wah, berarti kalian berjodoh, kau dan Rebecca yang ada di lukisan itu", ucap Wanita pemilik toko
Freen tertawa, "itu hanya kebetulan saja, seseorang melukis Rebecca di tahun yang sama dengan tahun kelahiranku",
Wanita tua itu mendekati lukisan tersebut, "lukisan ini dibuat pada tanggal 8 Agustus 1998", ucapnya.
Freen menatap terkejut ke wanita itu, "apa anda bercanda? itu tanggal dan bulan kelahiranku", ucap Freen.
"Benarkah? siapa namamu nona?",
"Freen...Freen Patricia Chankimah",
Wanita itu menatap Freen, "Nama asli Rebecca adalah Rebecca Patricia Amstrong, kalian memiliki nama tengah yang sama, sepertinya ini bukan kebetulan nona Freen".
Freen terdiam, dia menatap kembali lukisan di hadapannya itu, bagaimana bisa ada hal yang begitu mirip seperti ini.
"Bawalah lukisan ini, anggap kalian berdua berjodoh, ini aku berikan secara gratis kepadamu", ucap Wanita pemilik toko tersebut lalu dia beranjak pergi meninggalkan Freen.
Freen masih mematung di hadapan lukisan itu, dia melihat dengan seksama wanita di lukisan tersebut, bagaimana bisa karya itu dibuat bertepatan dengan hari kelahirannya, bahkan nama tengah mereka juga sama, "Apa dia ini artis?, nama Tengah kami sama, sepertinya dia seseorang yang terkenal di tahun itu sampai kedua orang tuaku memberi nama tengahku mirip dengan namanya", ucap Freen dalam hati
"Rebecca Patricia Amstrong, siapa dirimu sebenarnya?", Freen lalu menyentuh lukisan itu dengan tangannya. "Aku akan memperbaikimu", ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebecca
FantasyFreen Sarocha adalah mahasiswa semester akhir yang memiliki hobi melukis, suatu hari Freen membeli lukisan tua dari sebuah toko barang antik, dengan keterampilan melukisnya ia mencoba memperbaiki kembali lukisan tua tersebut, siapa sangka lukisan it...