Sudah satu bulan Freen menjalani kehidupan normalnya lagi, tidak ada bisikan aneh atau apa pun itu yang mengganggunya, saat ini gadis itu sedang mempersiapkan diri untuk prosesi wisuda yang tinggal seminggu lagi.
"Kau sudah memikirkan tawaran Daddy?", tanya Tong kepada putrinya itu.
"Dad, harus berapa kali aku bilang, aku sama sekali tidak tertarik dengan dunia bisnis, aku lebih menyukai dunia seni, bagaimana kalau daddy membuatkan aku galeri seni saja", Freen mencoba melakukan penawaran kepada Daddynya.
Lelaki itu hanya tertawa menanggapi ucapan putrinya, "kenapa putriku tidak tertarik dengan perusahaan", Tong menggelengkan kepalanya. "Nanti daddy pikirkan lagi", jawab ayahnya.
Skip...
Hari ini Freen ada janjian dengan seorang pria yang bernama Win Metawin, dia adalah pria yang dikenal Freen saat mengunjungi galeri seni dua minggu yang lalu, bisa dikatakan mereka sedang pendekatan sekarang. Dengan menggunakan short berwarna denim yang dipadukan dengan kaus berbentuk v pada lehernya membuat Freen terlihat cantik dengan gaya kasual itu.
Freen sedang menunggu di jemput oleh Win di rumahnya.
"Wah, kayaknya ada yang mau kencan nih?", goda Engfa pada putrinya.
Freen tersipu malu, "Nanti Freen kenalkan dia sama mommy, tapi tidak sekarang", jawabnya.
Engfa mengangguk, "Buat mommy asal kamu bahagiah saja". Engfa sangat menyukai bunga, ada banyak sekali bunga yang ia tanam di taman depan maupun belakang rumahnya. Freen melihat sebuah bunga, "mawar hitam", ucapnya dalam hati. Seketika dia mengingat Rebecca, mawar hitam sangat identik dengan wanita itu, karena di kastelnya dia menanam bunga itu. Freen menatap bunga itu lama, hingga iya terkaget dengan getaran hp di tangannya.
"Kau mau makan apa?", tanya Win pada Freen, saat ini mereka sedang berada di restoran yang ada di MBK.
Freen melihat menu makanan, "aku pilih ini saja", ucapnya. Akhirnya mereka memesan makanan yang ada di restoran itu.
"Win, aku ke toilet dulu yah", ucap Freen dan diangguki oleh pria itu.
Di dalam toilet tidak ada orang, Freen langsung masuk ke dalam salah satu bilik toilet, saat sedang buang air kecil dia melihat dari bawah bayangan orang masuk ke dalam toilet dan itu tepat di samping toiletnya, tidak ada yang aneh gadis itu menyelesaikan hajatnya. Selesai buang air kecil Freen keluar dari toilet, dia mencuci tangannya di washtafel yang ada di depan bilik toilet itu, sesuatu menusuk indra penciumannya, "bau ini?", dia merasa tidak asing dengan aroma yang tiba-tiba muncul di dalam toilet itu, aroma bunga mawar yang sangat menyengat penciumannya.
Freen mencoba menenangkan diri, dengan cepat dia ingin keluar dari toilet itu.
"Freen".
Dia mendengar suara panggilan itu lagi, dengan keberanian Freen melihat ke semua arah hingga matanya terpaku pada salah satu bilik toilet, sepertinya ada orang di dalam sana, "apa ada orang di dalam?", dia bertanya namun tidak ada balasan dari dalam. perlahan Freen mendekati pintu itu dan mendoronganya, hasilnya tidak ada siapa pun di dalam, disitu di atas kloset hanya ada setangkai mawar hitam. Freen mengambil mawar itu, "dia tidak mungkin disini", ucapnya dalam hati.
Malamnya, Freen mondar mandir di kamar dia masih memikirkan soal kejadian di toilet Mall, pikirannya terus tertuju pada Rebecca, entah kenapa dia merasakan sesuatu yang tidak enak di hatinya. tak mau berpikir aneh, akhirnya gadis itu memutuskan untuk tidur.
"Kobaran api dimana-mana, semua orang sedang memegang obor di tangannya, di dalam sebuah kastel beberapa orang sedang berusaha menarik keluar seorang gadis berambut panjang, gadis itu terus menangis, sudut bibirnya berdarah, bahkan gaun tidurnya sudah sobek dan memperlihatkan baju dalamannya.
"Bakar dia", ucap orang-orang yang berada di luar.
Gadis itu terus meronta, "tolong jangan bunuh aku, aku tidak bersalah", tapi orang-orang itu tidak memperdulikannya, mereka terus menarik gadis itu ke arah kobaran api, mereka ingin membakarnya.
"tolong aku, tolong selamatkan aku"
"Freeeeeeeeenn", teriak wanita itu"
"Aaaaaaa....huuff...huufff", Freen terbangun dari mimpinya, nafasnya naik turun dengan cepat dan keringat sudah membasahi dirinya, "Rebecca", dia berucap, barusan dia bermimpi tentang wanita itu. Air matanya keluar, dia menangis?, tiba-tiba perasaanya jadi kacau karena mimpinya itu, Freen menghapus air matanya, "ini cuma mimpi", ucapnya.
Freen melihat jam di handphone, waktu menunjukan pukul tiga dini hari, ini masih malam sebenarnya. dia mencoba mengambil air yang biasa dia siapkan sebelum tidur tapi gelas itu kosong, akhirnya dia memutuskan turun ke dapur mengambil minuman. Freen menuruni tangga menuju dapur, namun tiba-tiba aroma bunga mawar itu kembali menyengat ke penciumannya, "bau ini lagi", heran Freen.
"Freen",
Dia mendengar suara itu lagi, arahnya berasal dari kolam renang, gadis itu kemudian berjalan menuju kolam renang, tidak ada siapa-siapa disitu,
"Freen, tolong aku".
Freen mencoba mencari dimana asal suara itu, suara itu terdengar sangat dekat tapi tidak ada siapa-siapa disana, "Rebecca?", Freen mencoba memanggil. dia merasakan hawa dingin menyapu tubuhnya, aroma bunga mawar semakin tercium di dekatnya,
"I'm here", jawaban itu di dengar oleh Freen, seketika dia menatap ke dalam kolam renang, jantungnya berdetak kencang, tubuhnya bergetar hebat, di dalam kolam renang dia melihat Rebecca yang sudah penuh dengan darah, ada pisau yang tertancap di dadanya,
"Tolong aku Freen",
Wanita itu bicara pada Freen, dia seperti kesakitan hingga sedetik kemudian Freen menyeburkan diri ke dalam kolam renang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebecca
FantasyFreen Sarocha adalah mahasiswa semester akhir yang memiliki hobi melukis, suatu hari Freen membeli lukisan tua dari sebuah toko barang antik, dengan keterampilan melukisnya ia mencoba memperbaiki kembali lukisan tua tersebut, siapa sangka lukisan it...