18. Too Late

1.4K 191 5
                                    

Disebuah tempat seorang wanita tua sedang duduk di depan sesajian, dia baru saja menyalakan dupa dan meletakkan dupa itu di depan kepala seekor sapi. Wanita itu lalu mengambil sebuah foto dan meletakkan foto itu di antara sesajian, "sudah waktunya kau bangun, aku tidak akan membiarkan Charlote menggagalkan rencana ini", ucap wanita itu dengan senyuman licik di wajahnya.

Skip...

Sementara itu Freen sedang dalam perjalanan ke rumahnya, Charlote mengatakan kepada Freen cukup hanya berbicara seperlunya saja dengan Becca dan dia meminta Freen untuk jangan terlalu bersikap ramah pada wanita itu, Sebenarnya Freen sendiri masih ragu apa dia bisa melakukan itu pada Becca, mengingat dia sudah terlanjur mencintai wanita itu.

Freen sudah tiba di rumahnya, jantungnya berdetak kencang, dia harus bergerak cepat dan membawa ibunya pergi secepatnya. Freen lalu masuk ke rumah, anehnya dia tidak menemukan ibunya dan juga Becca di situ, "Mommy?", Panggil Freen, dia terus mencari tapi ibunya tidak ada, bahkan ART pun entah kemana, rumah itu menjadi sangat sepi sekarang.

"Freen",

Freen mendengar suara panggilan dari lantai dua rumahnya, itu seperti suara Becca, perlahan dia berjalan menaiki tangga rumah menuju sumber suara, "Becca?", panggilnya.

"Freen, kemarilah", suara itu berasal dari dalam kamarnya.

Freen merasa jantungnya berdetak sangat kencang, dia merasa sangat takut sekarang, "Becca?, dimana Mommyku?", tanya Freen dari luar pintu, dia sangat takut masuk ke dalam kamar.

"Freen".

Betapa kagetnya wanita itu saat dia mendengar panggilan itu justru berada di belakangnya, dia lalu berbalik perlahan, "Rebecca", ucapnya dengan suara bergetar. Di belakangnya saat ini ada Rebecca, wanita itu memakai gaun putih yang berlumuran darah, ini persis seperti apa yang ada di mimpi Freen sebelumnya. Freen mundur ke belakang, "kau tidak nyata", ucapnya.

"Kau takut padaku?, bukankah kau bilang kau tidak takut padaku sayang", ucap Rebecca.

Freen menggeleng, ini tidak nyata, "dimana Becca dan Mommyku?", tanya Freen, saat ini dia benar-benar sudah hampir pingsan.

Rebecca tiba-tiba menangis, "kenapa kau menanyakan mereka padaku?, aku selama ini tersiksa sendirian menunggumu, apa kau tahu bibi Charlote berusaha memisahkan kita?, apa kau tidak menyayangiku lagi?", ucap Rebecca dalam tangisannya.

Freen menatap wanita itu, ada apa ini sebenarnya, "kau tidak nyata Rebecca, bibi Charlote bilang kau ada di dalam peti mati", ucap Freen.

Rebecca menggelengkan kepalanya, dia terus menangis, "jika aku tidak nyata lalu kenapa aku ada disini, mendekatlah dan sentuh aku sayang, aku ini nyata" ucapnya lagi.

Freen merasa terenyuh melihat wanita yang sangat dirindukannya itu, perlahan dia mendekati Rebecca yang sedang menangis, Freen menyentuh wajah wanita itu, "kau nyata?", tanya Freen saat dia bisa menyentuh Rebecca, Freen kemudian langsung memeluk wanita itu dengan erat, kerinduanya menguap begitu saja saat memeluk Rebecca, "aku sangat merindukanmu sayang", ucap Freen.

"Kau adalah milikku".

Skip...

Charlote dan Apo baru saja tiba di sebuah rumah tua di pinggiran kota Bangkok, sudah lama Charlote tidak datang ke rumah itu. Charlote lalu mengajak Apo masuk ke rumah tersebut, rumah itu terlihat tidak terawat bahkan abu begitu banyak menempel di perabotan rumah, semua jendela di tutup sehingga membuat cahaya hanya sedikit yang masuk ke dalam, Charlote dan Apo mencium bau yang sangat busuk berasal dari sebuah ruangan, perlahan mereka memasuki ruangan itu, terdapat begitu banyak sesajen di ruangan itu, ada benang putih yang diurai di setiap sudut ruangan, Charlote melihat kepala sapi yang membusuk dan dipenuhi belatung, di depan kepala sapi itu ada foto Freen dan Rebecca.

"Rebecca", ucap Charlote.

Apo menatap wanita itu, "ada apa?", tanyanya

Charlote sudah tidak menjawab, dia menarik tangan pria itu dan keluar dari rumah tua tersebut, "ayo kita ke kastil lama", ucap Charlote. Perasaan Charlote sedang tidak enak sekarang, sepertinya sesuatu baru saja terjadi. "Apo bisakah kau melajukan mobilnya, aku takut ibuku sudah melakukan sesuatu", ucap Charlote.

Tiga puluh menit kemudian, Charlote dan Apo akhirnya tiba di Kastil tua, Charlote langsung turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam kastil, dia langsung membuka salah satu ruangan dan menuju ke ruang bawah tanah, Charlote menatap peti mati Rebecca, wanita itu perlahan mendekat dan membuka peti mati itu.

Charlote perlahan mundur ke belakang, tubuhnya bergetar hebat dan dia menutup mulutnya dengan tangan, air mata wanita itu luruh sudah. Apo yang heran mendekati Charlote, "ada apa?", tanyanya, Charlote tidak menjawab tapi air matanya terus bercucuran, "Engfa", ucapnya dengan suara bergetar.

Apo tidak mengerti maksud Charlote, hingga dia berbalik ke belakang dan melihat ke arah peti mati itu.

Deg...

Apo menegang, nafasnya naik turun dengan cepat saat melihat siapa yang ada di dalam peti mati itu, perlahan Apo mendekat, "Oh tidak, Engfa?", Pria itu memeluk tubuh istrinya yang sudah menjadi kaku, Engfa dijadikan tumbal untuk memanggil roh Rebecca kembali. Wanita tua itu menjadikan Becca sebagai wadahnya, Beccalah yang telah membawa Engfa ke kastil itu dan membunuhnya disana, itu bukan Becca karena dia dipengaruhi oleh ilmu sihir.

Apo terus memeluk tubuh istrinya dan menangis dengan histeris, kenapa semua menjadi seperti ini, Charlote menangis menatap Apo, lalu kemudian dia mengingat sesuatu, "Freen?", Charlote memegang kedua bahu Apo, "Kita harus mencari Freen, jangan sampai dia berada dalam bahaya sekarang", ucap Charlote.

Apo kemudian mengangkat jasad Engfa dan membawanya masuk ke mobil, pria itu terus menangis namun dia harus menemukan putrinya sekarang, "ibumu bertanggung jawab atas semua ini Charlote", ucap Apo.

Mobil terus melaju membelah jalanan kota Bangkok,  mereka sudah tiba di rumah, keduanya melihat rumah yang begitu gelap, saat ini waktu menunjukan pukul delapan malam, "Sepertinya Freen tidak ada disini Apo", ucap Charlote.

Apo menatap wanita itu, "lalu dimana putriku berada sekarang". tanya Apo frustasi.

"Rebecca pasti membawanya".

RebeccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang