8. Magic

1.5K 224 4
                                    

Rebecca terus berlari menyusuri hutan belantara itu, dia tidak merasakan takut walau saat ini hari sudah gelap. di kastel dia meninggalkan Freen yang baru saja memuntahkan darah yang sangat banyak, bahkan darah itu mengenai gaunnya. Wanita itu terus berlari, dia semakin jauh ke dalam hutan hingga ia tiba di gubuk tua yang di datangi Freen tadi siang.

Rebecca langsung masuk ke dalam gubuk, dia mencari wanita tua pemilik gubuk itu. "apa yang membawamu kemari?", tanya wanita tua itu.

Rebecca mendekat, "apa yang terjadi?, Freen hampir saja mati malam ini", ucap Rebecca, nafasnya berpacu dengan cepat.

Wanita itu menatap Rebecca, "apa kalian melakukan sesuatu?", sepertinya dia tahu apa yang menyebabkan Freen seperti itu.

Rebecca hanya diam, masalahnya dia merasa malu mengatakan kepada wanita itu tentang apa yang baru saja dia dan Freen lalukan.

"Kutukan itu menolaknya, kekuatan sihir selalu memiliki kelemahan dan wanita itu adalah kelemahannya, dia memiliki perasaan yang tulus padamu dan itu menjadikan kekuatan sihir dari kutukan itu melemah, itulah kenapa setiap kali kalian akan melakukan itu, sihir itu akan menyerang wanita itu", ucap wanita tua

Deg ....

Rebecca mematung, dia berusaha mencerna apa yang dikatakan wanita tua tersebut, "jadi maksudmu, kutukan itu akan hilang asal Freen yang menjadi korbannya?",

Wanita itu menatap Rebecca, "ini sudah saatnya kau mengetahui semuanya",

Flashback on.....

"Victoria, kau harus segera pergi dari tempat ini, warga desa sudah tahu tentang dirimu", ucap Helena.

Wanita yang bernama Victoria hanya menangis, dia memiliki tiga orang anak dan satunya baru saja dia lahirkan seminggu yang lalu, "bagaimana dengan anak-anakku Helena?, aku takut orang-orang itu akan membunuh mereka juga", Victoria terus menangis. Serahkan mereka padaku pergilah jauh kemana pun itu, kau tidak punya waktu lagi. Dengan cepat Helena mengambil bayi dalam gendongan Victoria, dia lalu membangunkan kedua anak Victoria yang lainnya dan segera membawa mereka pergi dari rumah itu.

Warga desa sudah berkumpul, mereka akan membakar wanita yang di duga penyihir itu, semua orang menuju ke rumah yang berada di tengah hutan, Victoria sudah melarikan diri, wanita itu terus menyusuri hutan belantara menghindari kejaran para penduduk desa. Sayangnya mereka dengan cepat menemukan wanita itu, mereka mengikatnya pada kuda dan menyeret Victoria menuju depan sebuah tempat ibadah.

"Penyihir ini harus dibakar", ucap seorang tetua desa itu.

Victoria terus berteriak memohon belas kasih tapi orang-orang itu tidak memperdulikannya, mereka terus menyeret wanita itu ke dalam kobaran api yang menyala, "kalian akan merasakan akibatnya nanti, aku mengutuk keturunan kalian, siapa pun keturunan kalian yang lahir tepat di tanggal kematianku ini, mereka akan mengalami hal mengerikan seperti yang aku alami, tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka selain rasa kehilangan satu sama lain", ucap Victoria sebelum api melalap habis tubuhnya.

Dari kejahuan Helena menatap kepergian sahabatnya itu, "seharusnya kau tidak pernah melakukan perbuatan mengerikan itu Victoria", Helena lalu pergi menghilang di tengah gelapnya malam.

Flashback Off...

Rebecca terduduk di lantai, "aku masih tidak paham dengan apa yang terjadi, kenapa harus Freen dan apa maksud kutukan itu", Rebecca mulai menangis.

"Itu karena kakek buyut kalian adalah pelopor pembakaran Victoria, kalian lahir di tanggal yang sama dengan kematian Victoria, hanya bedanya kau terlahir lebih dulu dari Freen. Kutukan itu yang membawanya masuk kemari, semua mimpi yang Freen alami adalah apa yang akan terjadi padamu nanti, wanita itu akan mencari cara bagaimana menghentikan kutukan pada dirimu", ucap wanita tua.

"Tapi kutukan itu menyerangnya saat dia mencoba menyentuhku", ucap Rebecca.

Wanita tua menatapnya lagi, "itu karena kalian berdua memiliki ketulusan satu sama lain, kalian saling mencintai dan itu adalah kelemahan dari sihir itu, karena itulah dia akan menyerang Freen jika wanita itu menyentuhmu lagi",

"Apa yang akan terjadi, jika kami tetap melakukannya?", tanya Rebecca

"Kutukan itu akan hilang, sebagai gantinya wanita itu akan kembali ke tempat asalnya untuk selamanya, dia akan membawa kutukan itu bersama dengan dirinya",

Rebecca semakin syok, "apa maksudmu?, apa yang akan terjadi padanya jika dia hidup bersama kutukan itu?",

"Dia akan mengalami apa yang di alami oleh Victoria, sebenarnya kalian sudah terikat satu sama lain. jika kau ingin dia tetap disini maka kaulah yang akan mengalami hal buruk itu, sebaliknya jika dia kembali maka kau terlepas dari kutukan itu dan sebagai gantinya dialah yang akan menjadi korban",

Ucapan wanita tua itu, seketika membungkam Rebecca, bagaimana bisa hal buruk ini menimpa dirinya dan Freen, dia mencintai wanita itu, bagaimana bisa mereka harus mengalami hal mengerikan ini. Rebecca terus menangis, sementara di luar gubuk, Freen mendengar semuanya, dia berusaha menyusul Rebecca yang berlari ke arah hutan dengan sisa tenaga yang ia miliki, saat dia tiba di depan gubuk dia mendengar pembicaraan Rebecca dengan wanita tua itu.

Freen merasa kakinya seperti jeli, ia terduduk di tanah. dia tidak ingin terkurung di tempat itu dan menyaksikan kematian Rebecca, tapi di sisi lain dia juga tidak ingin pulang membawa kutukan itu di dalam dirinya, "bagaimana kalau aku menyakiti orang lain, seperti yang terjadi pada Rebecca", ucap wanita itu.

Freen kemudian melangkah pergi meninggalkan gubuk itu, dia berjalan menuju tebing yang sangat tinggi, rasa pasrah dan putus asa sudah memenuhi pikirannya, dia tidak ingin memilih apa pun, "mommy, daddy, maafkan Freen", wanita itu terus menangis, "aku tidak bisa hidup seperti ini lagi", dia kemudian menutup kedua matanya dan berjalan pelan sambil melangkahkan kakinya ke arah tebing, tiba-tiba tangannya di tarik dengan kuat dari belakang hingga membuat Freen terhuyung ke belakang, dia menatap orang yang menariknya.

"Rebecca".

Rebecca langsung memeluk Freen, "jangan mati, aku mohon jangan mati, apa kau ingin meninggalkan aku sendirian?", ucap Rebecca sambil menangis.

Freen memeluk erat tubuh wanita itu, "aku takut, aku sangat takut, aku tidak mau kehilanganmu tapi aku juga tidak mau kembali dengan membawa kutukan ini bersamaku", Freen ikut menangis.

"Kita akan hadapi ini bersama, aku mencintaimu", ucap Rebecca lantang.

Freen melepas pelukan itu, "kau bilang apa tadi?", tanyanya

"Aku tahu ini salah, tapi aku mencintaimu",

Freen kembali memeluk gadis itu dan kemudian mencium bibirnya, "aku juga mencintaimu, aku berjanji akan menjaga dan melindungimu apa pun yang terjadi, kita akan pergi kemana saja asal itu tempat yang aman untukmu", ucapnya dan kembali memeluk Rebecca.

"Aku lebih baik mati dan membiarkanmu terkurung disini untuk selamanya, dari pada membuatmu kembali tapi kau harus menderita seperti apa yang aku rasakan selama ini" ucap Rebecca di dalam hati

RebeccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang