Malam itu Freen kembali dari rumah Becca dengan perasaan yang kacau, kenyataannya Becca bukanlah Rebecca walau mereka sangat mirip, Freen membuka kain penutup lukisan Rebecca yang ada di kamarnya, dia menangis sesegukan di depan lukisan itu.
"Dia bukan dirimua walau kalian sangat mirip sekali", ucapnya lirih.
"Aku sangat merindukanmu, wanita itu memiliki banyak kemiripan denganmu tapi dia tidak selembutmu, dia tidak tahu siapa diriku", Freen terus menangis. "seharusnya aku bisa melindungimu, aku menyesal telah mengajakmu terjun dari tebing itu, bisakah kita bertemu lagi sayang? aku hanya ingin memelukmu saja", Freen menahan sesak di dadanya. bayangan Rebecca tidak pernah hilang dari ingatannya, seolah dia hanya bermimpi selama ini, menyimpan semua kesedihan, kesakitan dan rasa takut sendirin, tapi Rebecca adalah wanita yang membuatnya kuat dan berani menghadapi semuanya. Freen terus menangis hingga wanita itu tertidur dalam tangisnya.
"Freen?..hei",
Freen merasa seperti ada yang menyentuh pipinya dan memanggil namanya.
"Freen, bangun sayang", wanita itu mengelus lembut pipi Freen hingga akhirnya wanita tersebut terbangun
Freen menatap wanita yang membangunkannya, "Rebecca?", dia lalu bangun dan duduk di dapan Rebecca, "kau, ini benar dirimu?", tanya Freen.
Rebecca tersenyum dan mengangguk, "iya ini aku", jawabnya.
Freen melihat ke seluruh ruangan, tunggu ini kamarnya, kenapa Rebecca ada di kamarnya?, "kau kenapa ada disini?", tanya Freen bingung.
"Karena kau yang memintaku bertemu denganmu", ucapnya.
Freen langsung memeluk wanita itu, dia sangat merindukan Rebecca, Freen bahkan menghirup kuat aroma mawar yang keluar dari tubuh wanita tersebut, "aku sangat merindukanmu sayan", ucap Freen lalu dia mencium bibir Rebecca dengan rakus, mereka saling melumat dan mengecap rasa manis bibir satu sama lain. Freen merasa heran kenapa dia tidak terlempar seperti yang dia alami sebelumnya, "kenapa aku baik-baik saja?", tanya Freen.
Rebecca lalu menangkup pipi wanita itu, "karena kau sudah bebas", jawabnya.
Freen masih bingung, "apa maksudmu?, apa kutukan itu sudah hilang?", tanyanya.
Rebecca tidak menjawab dia hanya tersenyum pada Freen, "hiduplah dengan bahagiah, cintai siapa pun yang ingin kau cintai dan lupakanlah aku", ucap Rebecca.
"Tidak, aku tidak akan pernah melupakanmu, aku menyayangimu, bawalah aku kembali kesana bersamamu", Freen memohon kepada Rebecca.
Rebecca mengecup bibir Freen, "tidurlah kembali, aku akan pergi", Rebecca lalu pergi meninggalkan Freen.
"Tunggu, jangan tinggalkan aku, Rebecca please jangan tinggalkan aku", Freen terus berbicara dalam tidurnya.
"Rebecca, Rebeccaaaaa", Dia lalu terbangun.
Freen menatap seluruh ruangan itu tapi disana tidak ada Rebecca, Freen memeluk lututnya dan menangis, "jangan tinggalkan aku", ucapnya dalam tangis.
Skip.....
Waktu menunjukan pukul dua malam, Freen memacu mobilnya dengan cepat, hatinya sangat kacau sekarang. Mobilnya terus berjalan membelah jalanan kota bangkok yang sudah sedikit sunyi itu, Freen tiba di tempat tujuannya.
"Becca?", panggilnya
Tidak ada suara sahutan, Freen lalu mengetuk pintu itu lagi dan memanggil sang pemilik rumah, "Becca?", tapi lagi-lagi tidak ada sahutan.
"Dia tidak ada di rumah", ucap seorang pria, "Jam begini Becca sedang di tempat kerjanya", ucap pria tersebut.
Freen mendekati pria itu, "kau siapa?", tanyanya.
"Aku Heng, rumahku berada disana", dia menunjuk ke arah gang sebelah kanan.
"Jam begini Becca berada di tempat kerjanya", ucap Heng.
Freen melihat jam tangannya, "tapi ini sudah larut malam, pekerjaan apa yang dia lakukan larut malam begini?", tanya Freen.
Heng tertawa, " tentus saja ada pekerjaan jam begini, Becca berkerja di club", jawabnya.
Freen kaget mendengarnya, "kau tahu di mana club tempat Becca bekerja?",
Setelah mendapatkan alamat club tempat Becca bekerja dari Heng, Freen langsung mengendarai mobil lamborgini merahnya dengan cepat, kenapa Becca bekerja di club?, Freen merasa sangat marah, meskipun dia bukan Rebecca tapi Freen tidak ingin wanita itu melakukan sesuatu yang bodoh.
Freen sudah tiba di club yang dimaksud Heng, dia lalu masuk ke dalam club itu, disana orang-orang sedang berada di lantai dansa menari mengikuti irama musik dari seorang dj, musik yang kuat ditambah lampu club yang berwarna warni membuat semua orang menggila, Freen mencari Becca pandangannya terus menjelajah kesana kemari, aroma alkohol dan asap rokok memenuhi ruangan. Freen terus berjalan mencari wanita itu, dari jauh dia melihat seorang wanita bergaun putih menatapnya, wanita itu lalu berbalik dan berjalan, Freen mengikuti gadis itu, dia terus berjalan bahkan sesekali menabrak orang lain.
Gadis itu berhenti di depan sebuah ruangan, Freen menatapnya, "kau siapa?", tanyanya.
Gadis itu hanya diam dan menunjuk pintu ruangan itu.
Freen tidak terlalu jelas dengan wajahnya karena lampu club yang tidak terlalu terang, akhirnya Freen mendekati gadis itu, ",Haaa...", dia langsung mundur ke belakang, gadis itu adalah dirinya sendiri, tubuhnya bergetar, jantungnya berdetak sangat kencang, "kau?", ucapnya pada gadis itu.
Tapi seperti asap, gadis itu hilang begitu saja membuat Freen mematung dengan apa yang baru saja dia lihat, Freen lalu menatap pintu ruangan itu, ada apa di dalam sana?, dengan keberanian dia membuka pintu ruangan itu, disana seorang wanita sedang berusaha melepaskan diri dari dua orang pria yang ingin memperkosanya.
Freen kaget saat membuka pintu itu, "apa yang kalian lakukan?", tanyanya.
Kedua pria itu lalu menatap Freen, merasa takut Freen langsung berteriak sekuat-kuatnya hingga beberapa orang mendekatinya, kedua pria itu ditangkap dan dipukuli oleh para pengunjung disitu, Freen memeluk wanita yang hampir di perkosa itu, "darimana kau tahu aku ada disini?", tanya wanita itu.
"Aku tahu, ikutlah denganku, aku akan menjagamu Becca", ucap Freen.
Freen membawa Becca ke rumahnya, "ini rumah siapa?", tanya Becca
"Ini rumahku, ayo masuk", jawab Freen.
Becca terlihat ragu tapi Freen meyakinkannya, akhirnya wanita itu mau di ajak masuk ke rumah Freen.
"Ganti bajumu dengan ini", ucap Freen sambil memberikan piyama kepada Becca. "kamar mandinya disana", tunjuk Freen pada satu ruangan di dalam kamarnya.
Becca lalu mengangguk dan pergi ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya, Freen sedang duduk di tepi ranjang saat ini perasaannya tidak enak.
Wanita itu lalu berdiri hendak mengambil baju ganti di lemarinya, tiba-tiba di cermin itu muncul seorang wanita yang menarik kakinya saat di sungai, Freen mundur dan menjauh dari kaca lemari itu.
"Kau lagi", ucap Freen.
Wanita itu tertawa, "kalian tidak akan lepas dariku".
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebecca
FantasyFreen Sarocha adalah mahasiswa semester akhir yang memiliki hobi melukis, suatu hari Freen membeli lukisan tua dari sebuah toko barang antik, dengan keterampilan melukisnya ia mencoba memperbaiki kembali lukisan tua tersebut, siapa sangka lukisan it...