16. Illusion

1.3K 212 5
                                    

"Ini tidak mungkin", ucap Freen

Becca segera datang menyumbat darah yang terus keluar dari hidung Freen, dia sangat panik melihat hal itu. "Kau baik-baik saja?", tanya Becca.

Freen menangguk, saat ini kepalanya sangat pusing sekali, "aku ingin ke toilet", ucapnya.

"Aku temani", ucap Becca tapi di tolak oleh Freen, "aku sendirian saja", jawabnya.

Freen lalu masuk ke dalam toilet, kepalanya sangat pusing dan terasa berat, Freen juga merasa dadanya sangat berat sekali, "Becca bukan Rebecca, tapi kenapa aku mengalami hal yang sama seperti saat aku dengan Rebecca", tanya Freen dalam hati.

"Freen"

Suara panggilan itu terdengar olehnya, ",Rebecca?", panggilnya.

"Hidupkan aku di dalam pikiranmu",

Suara itu kembali mengucapkan hal yang sama seperti yang ia dengar saat itu, Freen tidak mengerti dengan apa yang terjadi, wanita itu lalau keluar dari toilet dan menemui Becca yang sedang menunggunya di sofa. "kau baik-baik saja?", tanya Becca. "Yah, mungkin aku hanya kecapean saja", jawabnya.

"Sepertinya aku harus pulang", ucap Freen, Becca merasa khawatir dengan wanita itu, "menginap saja, kau bisa memakai bajuku", ucap Becca.

Freen menggeleng, " aku tidak ingin merepotkan", jawabnya. "aku tidak merasa repot", lanjut Becca.

Akhirnya, Freen memutuskan menginap di rumah Becca. Keadaannya yang masih sangat pusing tidak memungkinkan dirinya pulang apa lagi dia menyetir sendirian.

"Pakai baju ini", ucap Becca sambil memberikan baju kepada Freen. "kau tidur saja di ranjang, nanti aku tidur di luar", lanjut Becca sambil membersihkan tempat tidurnya yang cukup kecil itu.

Freen menatap Becca, "tidurlah disini, kita bisa berbagi tempat tidur", ucapnya. "i'm fine", lanjutnya

Becca terdiam, tapi akhirnya dia mengangguki permintaan Freen, "baiklah, ayo kita tidur".

Mereka akhirnya tidur bersama, agak sempit memang tapi mereka berusaha menikmatinya, Freen lalu menarik Becca mendekat padanya dan memeluk pinggang wanita itu dari belakang, Becca kaget dan sedikit canggung, dia baru mau berbalik menatap Freen tapi wanita itu menahannya, "tidurlah", ucapnya.

Skip....

Paginya Freen akan kembali ke rumahnya, saat bangun tadi perasaannya jauh lebih baik apalagi saat dia membuka matanya dia langsung bertetapan dengan wajah Becca dari jarak yang sangat dekat, sehiingga menambah mood wanita itu semakin meningkat.

"kau yakin sudah tidak apa-apa?", tanya Becca.

Freen mengangguk, dia lalu mengambil tisu dan membersihkan bibirnya, saat ini mereka sedang sarapan, "aku merasa jauh lebih baik, terima kasih", ucapnya dengan senyuman.

Sarapan selesai dan Freen akan segera pulang, "aku pulang dulu, hati-hati di rumah", ucapnya pada Becca,

Becca mengangguk, "kabari aku jika kau sudah sampai di rumah", ucapnya.

Freen lalu masuk ke mobilnya, dia melambaikan tangan ke Becca dan pergi dari tempat itu. Freen berencana akan langsung ke apartemennya yang lebih dekat dengan kantornya, saat ini Freen sudah tiba di apartemen, wanita itu langsung memarkirkan mobilnya, saat dia turun Freen merasa seperti ada yang sedang mengawasinya, wanita itu melirik ke kanan dan kiri melihat semua penjuru beskem apartemen itu.

Saat Freen akan berjalan, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya, Freen merasa sangat kaget dia lalu berbalik melihat siapa yang menepuk bahunya.

Matanya melotot melihat seorang wanita berdiri di hadapannya sekarang, "Bibi Charlote", ucapnya. Sungguh ini di luar nalarnya, bibi Charlote ada di depannya sekarang.

RebeccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang