Charlote sedang menemanin Apo di pemakaman, sepuluh menit yang lalu Engfa baru saja dimakamkan, Apo begitu terpukul dengan kematian Engfa istrinya, apa lagi sekarang dia belum tahu dimana keberadaan putri semata wayangnya Freen. Pria itu hanya terduduk diam tanpa suara, sesekali dia menghapus air matanya, beribu penyesalan datang menghapiri hati Apo, seandainya dulu dia tidak melakukan keburukan kepada keluarga Mario.
Disisi lain Charlote masih terus berpikir tentang keberadaan Freen, wanita itu sangat khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi pada gadis itu, tiba-tiba Charlote mengingat sesuatu, wanita itu lalu menghampiri Apo. "sepertinya aku tahu dimana kita harus mencari Freen", ucap Charlote. Apo menatap wanita itu, "apa kau yakin?, baiklah kita berangkat sekarang", Ucap Apo, lalu mereka berdua pergi ke tempat dimana Freen berada.
Skip...
Di rumah kosong dan pengap itu Freen tertidur di lantai, matanya bengkak karena terus menangis dan ketakutan sapanjang hari. Entahlah dia tidak mengingat apa pun, yang dia tahu saat itu dia memeluk Rebecca tapi kemudian dia tersadar sudah berada di tempat mengerikan itu. Tidak jauh darinya Becca sedang tertidur dengan kaki dan tangan yang diikat di atas ranjang, jika malam Becca akan menjadi sosok yang mengerikan, Freen sangat takut mendekati wanita itu, mereka berdua terkurung di dalam ruangan itu bahkan tanpa cahaya sedikit pun di malam hari.
"Freen", panggil Becca dengan suara yang sudah serak, "Freen, tolong aku, aku haus", panggilnya lagi dengan suara bahkan sudah tidak terlalu jelas.
Freen mencoba bangun, semua tubuhnya terasa sakit, dia merangkak mendekati ranjang dimana Becca diikat, Freen menatap Becca yang tidak berdaya, wajahnya pucat, bibir kering dan tanda hitam di bawah matanya menandakan wanita itu benar-benar tersiksa.
Becca menangis menatap Freen, "aku ingin mati saja", ucapnya.
Freen menghapus air mata Becca, dengan sisa tenaganya dia mencoba untuk memeluk wanita itu, "jangan katakan apa pun, aku disini bersamamu", jawabnya. Freen mengambil air yang berada di lantai dan membantu Becca untuk minum, setelah itu dia meminum sisa air yang masih ada. Freen melihat kedua tangan dan kaki Becca yang sudah membiru karena terikat, dia lalu mengusap kepala Becca, mencoba memberikan ketenangan pada wanita itu. Perlahan Freen naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Becca, "tidurlah, aku ada disini", ucapnya.
Skip...
Charlote dan Apo baru saja tiba di tepi hutan belantara, Apo memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dan mengikuti Charlote masuk ke dalam hutan itu, suasana sangat hening dengan suasana hutan yang lembab, rimbunya pepohonan membuat sinar matahari tidak terlalu masuk menerangi hutan itu, Charlote dan Apo semakin jauh ke dalam, hingga saat ini mereka berdua berdiri di depan sebuah rumah tua yang dipenuhi rumput yang hampir menutupi rumah tersebut.
"ini rumah kedua orang tuaku", ucap Charlote, Apo menatap wanita itu, "kenapa kedua orang tuamu membangun rumah di tengah hutan belantara begini", tanyanya.
Charlote tidak menjawab, dia lalu berjalan masuk ke dalam rumah itu, rumah itu sangat lembab sekali, disana sini bahkan terdapat rumput yang sudah tumbuh subur. "Apo, aku ingin kau tetap fokus, apa pun yang kau lihat dan kau dengar tolong jangan terpengaruh, bisa saja itu hanya ilusi yang mengecohmu", ucap Charlote dan di angguki Apo.
Kedua orang itu terus berjalan masuk ke dalam rumah, suara teriakan burung gagak membuat mereka terkejut kaget, Charlote merasa ada yang sedang mengawasi mereka berdua saat ini.
Charlote dan Apo memasuki ruangan yang sepertinya itu adalah dapur, terdapat sebuah sumur tua disitu, "Sayang", terdengar suara dari dalam sumur itu, "Apo tolong aku", itu suara Engfa, Apo yang mendengar suara itu dengan cepat berlari menuju sumur tersebut tapi tangannya di tahan oleh Charlote, "itu bukan Engfa, jangan mendekat kesitu", ucap Charlote, keduanya berdiri memandang sumur itu dari jarak agak jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebecca
FantasyFreen Sarocha adalah mahasiswa semester akhir yang memiliki hobi melukis, suatu hari Freen membeli lukisan tua dari sebuah toko barang antik, dengan keterampilan melukisnya ia mencoba memperbaiki kembali lukisan tua tersebut, siapa sangka lukisan it...