"Aku mencintaimu, mari kita akhiri semua ini", dengan berpegangan tangan kedua wanita itu memilih menjatuhkan diri dari atas tebing yang tinggi. Freen dan Rebecca terjatuh di pusaran air yang sangat deras, tangan mereka terlepas karena arus yang begitu kuat, tak ada yang tahu tentang apa yang terjadi selanjutnya karena saat itu mereka sudah pasrah pada kematian.
Skip....
"Uhuk...uhuk...uhuk", seorang wanita berusaha terbatuk-batuk, kakinya kebas dia nyaris tenggelam, "tolong....", dia terus meminta tolong, hingga akhirnya seseorang menceburkan diri ke dalam air itu.
"Nona Freen, ya ampun kenapa anda mandi di kolam malam-malam begini?", Yha yang merupakan ART di rumah Freen, menyelamatkan anak majikannya itu, dia sedang ingin mengambil air minum dan menemukan Freen sedang minta tolong di dalam kolam.
Yha membantu Freen naik ke pinggiran kolam, tubuh Freen menggigil karena kedinginan, "dimana Rebecca?", tanya Freen kepada ARTnya itu.
Yha merasa bingung dengan pertanyaan Freen, "Rebecca siapa Nona?", tanyanya lagi.
Freen melihat ke arah kolam, dia bahkan mengitari kolam itu mencari sosok Rebecca tapi tidak ada, "Yha, kau melihat wanita lain bersamaku di dalam kolam ini?", tanya Freen lagi.
Yha menggelengkan kepalanya, "Nona, kau hanya sendirian disini", ucap pembantu itu.
Freen terduduk, tidak mungkin Rebecca meninggal, harusnya jika Rebecca meninggal Freen tidak akan kembali lagi. Wanita itu menangis, Yha melihatnya heran, ada apa dengan majikannya itu, "Nona ayo ke dalam nanti anda masuk dingin", Yha lalu membawa Freen masuk ke dalam rumah.
Hari terus berganti, sejak kembali ke dunia nyata Freen merasa sangat hampa, dia sudah diwisuda namun wanita itu belum ingin melakukan apa-apa setelah wisudanya, pikirannya masih selalu tertuju pada Rebecca, bahkan terkadang dia mengurung diri di dalam kamar dan menangis semalaman di depan lukisan Rebecca yang dia lukis kembali. Jujur dia sangat merindukan wanita itu, sampai hari ini juga dia tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapa pun bahkan pada kedua orang tuanya sekali pun tentang apa yang terjadi padanya.
Skip....
Bangkok, 8 Agustus 2025
Hari ini adalah hari ulang tahun Freen yang ke 27 tahun, sebagai anak tunggal dia mendapatkan beban yang cukup berat dari orang tuanya, selain diminta untuk menjadi CEO di perusahaan milik ayahnya, dia juga diminta untuk segera menikah. Oh iya. Freen menjalin hubungan dengan Win, tapi sekali lagi sampai hari ini dia belum melupakan Rebecca.
Freen sedang berdandan di kamarnya, malam ini dia akan dinner bersama Win, sebenarnya dia agak lelah karena terlalu banyak urusan di kantor tapi kekasihnya itu memaksa Freen untuk makan malam bersamanya.
Tok...tok...tok..
"Boleh daddy masuk?", tanya Apo kepada putrinya itu.
"Masuk saja dad", jawab Freen.
Apo melihat putri kesayangannya itu, "Daddy yakin malam ini Win pasti akan melamarmu", ucap Apo.
Freen menatap daddynya, dia mengehela nafas perlahan, "Daddy mulai lagi, harus berapa kali aku katakan kalau aku belum siap menikah Dad", ucap Freen.
"Daddy tidak memaksa sekarang, tapi kalau Win melamarmu tolong jangan tolak dia", ucap Apo. lalu pria itu pergi meninggalkan kamar putrinya.
Freen berjalan ke arah lukisan Rebecca, wanita itu menangis di depan lukisan tersebut, "aku merindukanmu, kenapa kau tidak pernah datang lagi padaku, seandainya saja kita bisa bertemu lagi", gumamnya sambil menghapus air matanya.
Skip....
Saat ini Freen dan Win sedang di sebuah restoran, mereka sedang menunggu pesanan datang, "Kau cantik", puji Win pada kekasihnya itu.
Freen hanya tersenyum, "terima kasih", ucapnya.
Win lalu mengambil sesuatu dari kantong celananya, "Freen, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, kau tahu kalau hubungan ini sudah cukup lama berjalan bukan?, aku ingin lebih serius lagi denganmu", ucap Win, pria itu sedang mempersiapkan cincin untuk melamar Freen, Win tiba-tiba berdiri dan berjongkok di depan Freen sehingga membuat wanita itu keheranan, "Freen Sarocha Chankimha, maukah kau menikah denganku?", ucap Win sambil memberikan cincin kepada Freen.
Melihat itu Freen merasa kaget, ternyata benar kata Daddynya kalau Win mungkin akan melamarnya malam ini, Freen belum menjawab dia masih bingung mau mengatakan apa, dia menatap Win, mungkin lebih baik dia meminta waktu dulu, namun saat dia ingin mengatakan itu, tiba-tiba dia mendengar suara yang tidak asing di telinganya.
"Iriiin",
Deg....
Freen terdiam, "Rebecca", ucapnya dalam hati, itu suara Rebecca, Freen lalu menoleh ke arah suara itu dan benar saja dia kaget bukan main, seorang wanita memakai dress berwarna pink sedang berdiri tak jauh darinya, wanita itu Rebecca. Freen berdiri dan berjalan ke arah wanita tersebut, dia bahkan melupakan Win yang menatapnya bingung, Freen terus berjalan mendekati wanita itu, jantungnya berdetak kencang.
"Rebecca?", panggilnya.
Wanita itu menatap Freen, lalu kemudian dia menoleh ke kanan dan kiri, "anda memanggil saya?", tanya wanita itu.
Freen tidak menjawab, dia justru langsung memeluk wanita tersebut dengan erat, "Ya Tuhan, aku pikir aku tidak akan pernah melihatmu lagi, aku sangat ketakutan jika kutukan itu membunuhmu, aku merindukanmu, aku sangat merindukanmu sayang", ucapnya sambil menangis memeluk wanita yang dia anggap Rebecca itu.
Wanita itu melepas pelukan Freen, "maaf anda siapa?, mungkin anda salah orang nona".
Freen menggeleng, "aku tidak salah orang, kau Rebecca ku, aku ini Freen jangan begini, bercandamu tidak lucu", ucap Freen lagi.
Win mendekati kedua wanita itu, dia kebingungan melihat Freen yang menangis, "kau kenapa Freen?", tanya Win.
"Win, maafkan aku mungkin aku tidak bisa menikah denganmu, aku sudah bertemu dengannya, dia adalah Rebecca yang aku cari selama ini", ucap Freen.
Wanita itu keheranan melihat Freen, "maaf, tapi saya bukan Rebecca nona",
Freen menatapnya lagi, "apa maksudmu, aku minta maaf jika baru menemukanmu sekarang, selama ini aku selalu memikirkanmu", ucapnya sambil memegang tangan wanita itu.
"tapi aku memang bukan Rebecca teman anda",
"Lalu kau siapa?",
"Becca, namaku Becca bukan Rebecca", ucap wanita yang bernama Becca tersebut. "sebaiknya tuan membawa calon istri anda ini pergi, sepertinya dia butuh istrahat", ucap Becca lalu pergi meninggalkan Freen dan Win.
Freen menatap punggung wanita itu dari jauh, tidak mungkin dia adalah Rebecca, mana ada orang yang begitu mirip seperti mereka, bahkan jarak waktu di antara mereka sangat jauh, "Dia Rebecca, apa kau tidak ingat padaku sayang?", ucap Freen dalam hati.
"Kau adalah milikku, aku akan pastikan kau akan mengingatku kembali Rebecca".
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebecca
FantasyFreen Sarocha adalah mahasiswa semester akhir yang memiliki hobi melukis, suatu hari Freen membeli lukisan tua dari sebuah toko barang antik, dengan keterampilan melukisnya ia mencoba memperbaiki kembali lukisan tua tersebut, siapa sangka lukisan it...