Janji

5.3K 231 17
                                    

Rony, Salma masih ada diruang tamu mereka saling diam hanya menatap secarik kertas di meja.

"Ron maaf gua taro nya sembarangan," lirih Salma.

"Cepat lambat juga akan ketauan juga."

"Terus sekarang gimana, Ron?" Tanya Salma.

Rony mengusap rambutnya kasar, "Gue juga belum tau Sal."

🍣🍣🍣

Nabila, Paul sekarang sedang ada di salah satu caffe di jakarta.

Nabila menyedot minumannya, "Pol aku kepikiran Kak Salma," Ucap Nabila dengan nada lemas.

Paul menatap Nabila, "Kita ngga bisa ikut campur Nab, mereka udah menikah."

Nabila Memanyunkan bibirnya, "Aku coba telpon aja kali ya."

"Jangan dulu biar nanti dia yang telpon kita, takut nya mereka lagi ada masalah."

Nabila menghembuskan nafasnya kasar, "Iyauda deh."

Paul mengulurkan tangannya mengusap kepala Nabila lembut, "Salma itu wanita storng pasti dia baik baik aja." Ucap tenang Paul.

"Terus kapan kamu kerumah, bilang sama abi."

Paul menyengir dia mengaruk tengkuknya yang tak rasa gatal itu, "Kita usahain secepatnya ya, jadwal kita juga masih padet."

Nabila tersenyum, "Iyauda tapi kamu ngga ingkar janji kan."

"Iya engga Nabila,"

🍣🍣🍣

Bunga saat ini sedang menyelesaikan laporan hasil praktiknya di rumah sakit bersama Anggis.

"Gua mau telpon Rony hari ini."

Anggis menoleh, "Suka suka elo aja lah." Jawab Anggis.

Bunga mengambil ponsel nya dan menghubungi Rony.

Panggilan pertama tidak dijawab, Bunga terus mencoba sampai panggilan yang kelima belum ada juga jawaban.

Bunga melepas ponselnya ke atas buku, ia mengerang.

"Gua bilang juga apa ngga mungkin dia angkat, kayaknya sekarang lagi mesra mesraan sama istrinya." Ledek Anggis lalu dia tertawa, Bunga mendorong pundak Anggis pelan.

"Lo ada kan nomor telpon istrinya." Pinta Anggis.

"Gatau gua masih nyimpen apa engga," jawab Anggis.

Bunga mengambil ponsel Anggis yang tak jauh dari buku buku nya, lalu ia buka whatsapp dan mencari nomor telpon Salma.

Anggis hanya membiarkan lalu kembali mengerjakan tugas nya.

Bunga teriak, Sampai Anggis kaget. "Mulut Lo woi sakit telinga gua."

Bunga tersenyum senang, lalu mengecup pipi Anggis gemas, "Makasi yaa sahabatkuuuu, "

Anggis mengeliat geli, "Ih Bunga apaan sihh Lo.."

Bunga tersenyum, dan mengirim pesan ke nomor Salma.

Rumah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang