Perjanjian.

7.8K 284 3
                                    

Pagi ini Salma bersiap mau pergi, karna sore ini ia mau ke Tasik, biasa manggung. Salma seorang penyanyi Ia biasa mangung kesana kesini.

"kamu jangan terlalu sibuk, sebentar lagi udah mau jadi ibu rumah tangga." nasehat mama diruang tamu.

Salma yang sedang mengikat tali sepatu tiba-tiba Badmood, dengan cepat ia mengikat tali sepatunya dan langsung pamit.

"Have fun ya sayang." Lambai mama saat Salma naik mobilnya hanya dibalas klakson oleh Salma.

Perdebatan yang tiada usainya
Tentang kapan kita 'kan bertemu
Mungkin saatnya kita menghargai kata rindu
(Rindu)

Kata kuat ini
Hanya untuk kau tak menangis (menangis)
Sebenarnya aku juga tak kuasa menahan itu

Suara indah Salma memenuhi mobil pagi ini, dengan menjaga mood nya tetap baik ia menyanyikan lagu yang dibuat oleh nya.

Mobil melaju dengan santai, sebelum berangkat Salma menghampiri papa Maltho yaitu guru vokalnya.

***

"Ron besok kosongkan waktumu ya,  mama mau dateng kerumah calon mertua kau mama Ita. kita datang dengan niat baik untuk melamar putrinya."

"Secepat itu kah mak, aku belum bicara sama Salma, kau tau kan dia itu kawan kecilku. minimal kita bicara dulu la, gimana kalo aku ditolak."

"Tenang aja Ron, Mama Ita udah bicara sama Salma dan katanya mau ko." Jawab Mamak Rony.

"Ish mamak ini yang betulah nanti kita kesana si Salma ngga mau."

"Udalah kau ini nurut aja, kau bilang siap. Yasudah Mamak yang atur sama papa kau."

"Suka suka hati mamak Lah." Pamit Rony  pergi juga untuk manggung tak lupa menyalimi tangan mamaknya.

**
"Apa kabar papa Maltho yang baik hati ini," Salim Salma lalu memeluk sejenak dan tersenyum.

"Masuk dulu, udah sarapan Sal?"

mereka jalan beriringan masuk kedalam rumah, didalam rumah suara lengking mama Marim menyapa juga.

"Anakku, kangen mamak mu ini." langsung memeluk Salma erat, sampai Salma agak mengerang.

Sambil merangkul lengan Salma, mama Marim mangajak ke arah meja makan. "Liat mamak udah masak banyak, Cobain dulu." Tawar Mama Marim.

"Kenyang la sebenarnya aku, tapi kalo dipaksa Gas lah." Salma menyengir lalu duduk dikursi, diikuti papa Maltho dan mama Marim.

mereka asik berbincang, tertawa-tawa. Salma hendak bertanya dengan agak terbata bata.

"Mak, pa, mau nanya lah pendapat sama mamak sama Papa ? " Ia agak sedikit malu malu.

"Tanya apa Sal, kenapa ko kayak malu malu gitu?" Balas papa Maltho yang masih mengunyah makanan.

"eee itu kalo Salma nikah sekarang cocok ngga?"

Mama Marim dan pa Maltho terdiam sejenak agak syok dengan pertanyaan Salma, dilanjutkan tawa sedikit.

"Cocok lah Sal, umur kau sudah cukup itu." Jawab mama Marim, Pa Maltho menganguk setuju.

"Ish yang betulah? Tapi itu Suami nya ee itu—" Salma terbata - bata

"Apalah kau ini, bicara yang betul kenapa suaminya?" Mama Marim penasaran.

"Rony itu Rony"

"Kenapa sama Rony?" Papa Maltho penasaran juga.

"Dia yang dijodohkan dengan ku lah."

Rumah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang