Rindu.

5.6K 197 13
                                    

Rony merenung entah apa yang telah merasukinya, benar benar membuatnya menggila. Wajah nya saat ini sudah babak belur ia duduk di dekat kasur dengan kondisi kamar yang gelap.

Kenapa Bunga bisa selicik itu selingkuh dari nya, Rony memikirkan selama ini dia berbuat baik tidak pernah sekalipun melenceng dia termasuk sosok yang setia pada satu perempuan.

Ditambah bayang bayang dirinya yang membentak Salma waktu itu, Ia mengusap kepalanya kasar.

lalu berdiri jalan gontai ke kamar mandi melihat dirinya didepan kaca wajahnya terlihat kacau.

Ia mulai membasuh wajahnya dengan air lalu menempelkan hansaplas pada beberapa luka di wajah nya.

Setelah Rony membersihkan tubuh dan wajahnya ia keluar dari kamarnya melihat sekeliling rumah nya yang terasa lebih dingin malam ini lalu masuk ke kamar Salma yang sudah berapa hari ini kosong.

Rony melangkahkan kakinya setelah itu duduk di pinggiran kasur Salma, Ia merasa bersalah terhadap Salma sekarang dia sedang memikirkan bagaimana dia meminta maaf.

Rony merebahkan tubuhnya diatas kasur  wangi khas Salma menusuk kedalam penciumnya, dengan menghirup wangi sepreinya berwarna biru ini Rony jadi mengingat terakhir kejadian menginap di rumah Salma.

'Rumah ini terasa kosong sekarang' monolog Rony.

🍣🍣🍣

Salma sedang mengumpat didepan mobilnya, Diman yang melihatnya langsung menghampiri.

"Kenapa mobil nya, Sal?" Tanya Diman. Salma menoleh,

"Ngga tau nih apa yang rusak ngga mau idup." Ucap Salma.

"Boleh gua cek dulu?" Tawar Diman.

Salma menganguk, "Boleh banget."

Diman mendekat ke mobil Salma dia melihat ke dalam mesin yag sudah terbuka mulai mengotak atik mesinnya.

"Kayaknya ada yang salah sama busi nya dia kotor, Lo bisa suruh orang bengkel kesini aja Sal." Saran Diman.

Salma merapikan hijabnya, "Udah malam gini kayaknya udah ngga ada deh Dim."

"Yauda titip disini aja dulu besok baru dibenerin, pulang bareng gua aja gimana?" Tawar Diman.

"Aduh jadi ga enak nih. Engga ngerepotin kan?"

"Santai aja Sal lagian kita satu tempat kan." Kata Diman, lalu Diman mengambil motor retro klasiknya.

Diman melemparkan helm yang selalu  dibawa pada Salma, Salma menangkap nya.

Salma menaiki motor Diman dengan hati hati, ia pegang pundaknya lalu duduk dengan sempurna.

"Pegangan Sal." Ucap Diman, lalu ia melajukan motornya pelan.

Salma saat ini sudah diatas motor Diman ia memegang pinggang Diman tidak sampai menyentuh hanya jaket kulitnya saja.

Diman mengendarai dengan santai. Sampai pada ahkirnya di apartemen.

Salma turun lalu melepaskan helmnya, merapikan jilbabnya yang sedikit merosot karna pakai helm.

"Makasi ya." Ujar Salma seraya memberikan helm nya pada Diman.

Diman tersenyum, "Iya sama sama."

Rumah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang