kembalinya Raden kian Santang ( titisan sang prabu)Bab 11.

635 44 9
                                    


Saat ini Raden kian Santang sedanga bersama kedua rakanya Raden walang sungsang dan gagak ngampar berada di wisma kian Santang, Raden walangsungsang masih merengkuh rayinya dengan memberikan ketenangan dengan
Membacakan sholawat agar rayinya
Tenang dan perlahan akhirnya Raden kian Santang menjadi tenang.

Raden walangsungsang .
"Kau sudah tenang Rayi sudah jangan marah lagi seorang berhati lembut dan putih seperti mu tidak
Cocok seperti ini Rayi" ucap Raden
Walangsungsang serta Raden gagak ngampar yang mengusap punggung tengab sang Rayi.

Raden gagak ngampar.
"Benar apa yang rakamu Raden walangsungsang katakan Rayi,
Manusia berhati putih,lembut dan penyayang seperti mu tidak pantas marah seperti ini , Raka tidak ingin tangan ini di kotori Rayi" ucap Raden gagak ngampar.

Tidak lama kemudian Raden kian Santang mulai tenang dan beristighfar, dengan Raden walang yang masih merengkuh nya.

Raden kian Santang.
"Astaghfirullahaladzim, ya Allah maafkan hamba mu ini yang hampir saja di kuasai Amarah,Raka terimakasih kalian sudah menyadarkan aku dari amarah" ucap Raden kian Santang dengan
Senyuman yang sangat manis.

Raden walangsungsang.
"Ya sudah Rayi ini sudah memasuki waktu sholat Zuhur kan , sekarang ambilah air wudhu dan sholat kah Rayi kami keluar dulu menghadap ayahanda" ucap Raden walang.

Raden gagak ngampar.
"Baiklah Rayi, kami keluar dulu kau beribadah lah "ucap Raden gagak ngampar yang langsung keluar bersama Rayi nya walangsungsang,
Dari wisma Rayi mereka dan langsung ke wisma ayahanda keduanya.

Sedangkan Raden kian Santang sudah selesai menjalankan sholat Zuhur dan sedang berzikir guna,
Menenangkan hatinya sungguh
Raden kian Santang tidak terima nama baik ayahandanya tercoreng.

Raden kian Santang.
"Ya Allah hampir saja hamba melakukan kesalahan yang kau
Benci ya itu membunuh sesama manusia hamba mohon ampunan mu ya Allah astaghfirullahaladzim"
Ucap Raden kian Santang.

"Aku ingin ibunda rasanya, emban" panggil Raden kian Santang pada emban yang menjaga di dalam wismanya.

Emban: ya Raden apa Raden membutuhkan sesuatu.

"Ya bisa kau panggilkan ibundaku,
Ibunda Subang larang"ucap Raden kian Santang.

Emban : baik Raden saya akan penggilkan Gusti ratu Subang larang

Ucap emban yang langsung di angguki Raden kian Santang tanpa menatap/melihat emban yang ia suruh, sedangkan Raden kian Santang lagi lagi melamun bahkan Raden tidak menyadari jika sang bunda sudah datang dan masuk kedalam wisma nya.

Ibunda ratu Subang larang.
"Assalamualaikum, putraku
Putraku ananda kian Santang" ucap
Ibunda Subang larang sambil mengusap kepala putranya dengan
Penuh sayang.

Raden kian Santang.
"Aa ibunda , maaf ibunda ananda tidak tau ibunda sudah datang,
Bunda bolehkah ananda tiduran di pangkuan bunda ananda lelah bunda" ucap Raden kian Santang.

Ibunda Subang larang.
"Kemarilah rebahkan kepalamu
Di pangkuan bunda nak, ada apa
Hmm tidak biasanya putra bunda seperti ini apa ada yang,
Menganggu pikiran mu nak" tanya
Ibunda Subang larang.

Raden kian Santang.
"Bunda, apakah Allah akan memaafkan ananda jika ananda melakukan kesalahan yang di benci nya bunda" ucap Raden kian Santang sendu.

Ibunda Subang larang.
"Putraku Allah itu maha pemaaf
Dan pengampun putraku sekarang ananda jelaskan kenapa ananda bisa berkata seperti itu hmm" ucap ibunda Subang larang.

Raden kian Santang.
"Maafkan anandan bunda, tadi ananda hampir membunuh orang yang sudah mencoreng nama baik ayahanda mereka memunggut umpeti atas nama ayahanda, tapi ayahanda tidak pernah melakukan hal seperti itu ibunda dan amarah ananda lepas kendali bunda dan hampir membunuh orang itu" ucap Raden kian Santang penuh penyesalan .

Ibunda Subang larang.
"Putraku dengarkan bunda,
Kesalahan sekecil apapun Allah akan mengampuni nya apa lagi kesalahan yang hampir kau perbuat putraku tentu Allah akan,
Mengampuniku nak,tapi jangan sampai kejadian ini terulang
Apa ananda sudah menjalankan sholat Zuhur" ucap ibunda Subang
Larang.

Dengan mendongkakan kepalanya
Dan menatap mata bundanya Raden tersenyum dan menjawab pertanyaan sang bunda .

Raden kian Santang.
"Ananda sudah sholat dan berzikir
Bunda,hmmm bunda ananda mengantuk bolehkah ananda tidur
Bunda" ucap Raden kian Santang.

Bunda Subang larang langsung merengkuh dan mencium pucuk kepala putra nya seraya berkata.

Ibunda Subang larang.
"Tidurlah ingin disini atau di tempat tidurmu putraku" ucap ibunda Subang larang.

Raden kian Santang.
"Disini saja bunda sambil bunda membacakan shalawat ananda sudah lama tidak mendengar nya"
Ucap Raden kian Santang.

Raden kian Santang pun tertidur di pangkuan sang bunda sambil mendengarkan shalawat yang merdu dari bundanya membuat hati dan pikiran Raden menjadi adem dan juga hangat, tidak lama kemudian prabu Siliwangi dengan diikuti kedua permaisuri nya ratu ambet kasih dan kentring manik datang kewisma putra bungsu kesayangan mereka.

Ratu kentring manik.
"Hampurasun Yunda, yunda apakah Nanda kian baik baik saja" ucap ratu kentring manik .

"Ya putra Rayi, Nanda kian baik baik saja ia baru saja tertidur " ucap ibunda Subang larang.

Ratu ambet kasih.
"Rayi, apa Nanda kian tidak akan sakit jika tertidur di lantai seperti ini, kanda sebaiknya pindahkan putra kita ketempat tidurnya adinda takut tubuh Nanda kian akan sakit nantinya" ucap ratu ambet kasih.

Prabu Siliwangi.
"Dinda sebaiknya kanda pindah
Kan putra kita ketempat tidurnya,
"Ucap prabu Siliwangi.

Dengan hati hati prabu Siliwangi memindahkan putra bungsunya ketempat tidurnya dapat ia lihat wajah damai putranya saat tertidur seperti ini .

"Dinda sebaiknya kau istirahat juga Dinda kanda tidak ingin jika Dinda sakit"ucap prabu Siliwangi.

"Dinda akan istirahat kanda di wisma putra kita, yunda Rayi terima kasih kalian menjenguk putra kita Nanda kian Santang" ucap bunda Subang larang.

Ratu ambet kasih.

"Rayi Nanda kian Santang sudah seperti putra kami juga tentu saja kami juga mencemaskan putra kita Nanda kian Santang." Ucap ratu ambet kasih.

Prabu Siliwangi.

Sebaiknya kita keluar Dinda biarkan putra kita ananda kian Santang istirahat dengan di temani bundanya" ucap prabu Siliwangi.

"Iya kanda, yunda kami keluar dulu ya," ucap ratu kentring manik.

Setelah prabu Siliwangi dan kedua ratu Padjadjaran keluar dari wisma Raden kian Santang yang saat ini sedang tidur dengan di temani bunda nya tidak lama kemudian Raden Abikara dan nyimas rara
Santang datang ke wisma raden kian Santang.

Raden abikara.
Assalamualaikum bunda " ucap salam raden abikara dan nyimas rara Santang.

Ibunda ratu Subang larang.
"Waalaikumsalam putra,putrku
"Jawab Ibunda Subang larang.

Nyimas Rara Santang.
"Bunda apa Rayi baru saja tertidur"
Tanya nyimas Rara Santang.

Bunda Subang larang.
"Iya putri ku Rayi mu baru saja tertidur putraku abikara maukah kalian menjaga Rayi kalian bunda mau kembali ke wisma bunda,jika nanti Rayi kalian bangun bilang saja bunda ada di wisma bunda " ucap bunda Subang karang.

Raden Abikara.
"Iya bunda, hufff rayi syukurlah kau tidak apa apa Rayi, Raka dan yunda sangat mencemaskan dirimu Rayi" ucap Raden abikara yang memandang wajah tidur rayinya
Yang damai .

Nyimas Rara Santang mengusap lembut rambut rayinya dengan sayang,Rara Santang tersenyum dengan apa yang abikara ucapkan.

Bersambung.

Kembalinya Raden Kian Santang (Titisan Sang Prabu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang