BAB 18.

810 48 6
                                    

Setelah meninggalkan aula perjam
Uan Raden kian Santang memutus
Kan untuk kembali ke wisma nya.
Raden kian Santang merasa hari
Ini begitu sangat melelahkan entah
Kenapa. Dan akhirnya kian Santang
Memutuskan untuk melaksanakan
Ibadah sholat isya, setelah itu ia
Akan langsung tidur. sementara itu
Di aula perjamuan Raden Abikara
Menatap curiga salah satu emban,
Yang berdiri di sisi aula perjamuan
Dengan meredam emosinya, Raden
Abikara mengintrogasi ke 4 emban
Tersebut.

Abikara"kalian ber 4. Apa kalian
Tau sesuatu apa yang ter Jadi pada Rayi ku? Tanya Raden Abikara pada 4 emban tersebut.

Emban Sri: mohon ampun Gusti
Raden, kami memang tidak tau
Ada apa dengan Raden kian
Santang, tapi kami mendengar
Jika beberapa emban yg bertugas
Menyiapkan keperluan Raden kian
Santang sempat mengatakan, jika
Raden kian Santang itu sangat
Menyusahkan dan juga merepotkan
,"Ucap emban Sri .

Ucapan emban Sri. Juga di perkuat
Dengan pengakuan Emban melati.

Emban melati : itu benar Gusti
Raden,nama emban itu adalah
Emban Sekar dan emban Tini
Gusti Raden ," ucap emban melati.

DEG .

Alangkah kaget nya prabu Siliwangi
Serta keluarga istana mendengar
Pengaduan kedua emban keper
Cayaan prabu Siliwangi, dan itu
Membuat Gusti ratu Subang larang
Menjadi kesal karena putra bungsu
Nya di hina seperti itu. Sedangkan
Ratu kentring manik juga sedang,
Menahan marah nya, kian Santang
Memang bukan putra yang terlahir
Dari rahim nya, namun bagi nya
Kian Santang adalah anak kandung
Nya juga begitu juga para ratu
Padjajaran, ratu ambet kasih tau,
Jika kedua Rayi nya sedang mena-
Han marah langsung menenangkan
Kedua nya .

"Berani sekali Emban rendahan
Seperti mereka menghina Rayi ku,"
Ucap Raden abikara dengan datar.
Prabu Siliwangi tau putra nya
Abikara sedang marah .

Prabu Siliwangi" tenanglah kalian
Adinda kentring manik,Dinda
Subang larang," ucap prabu Siliwangi.

"Kanda, ini tidak bisa di biarkan
Nanda Raden kian Santang adalah
Pilar terkuat milik Padjajaran serta
Putra dan saudara tercinta kami,
Semua kanda ,kanda harus bert
Indak tegas untuk kedua emban itu.
," Ucap ratu Kani Raras

"Itu benar kanda. Mohon ampun
Kanda jika kami tidak meneruskan
Perjamuan ini, kami mencemaskan
Nanda kian Santang dan kami
Harus melihat. Apakah Nanda kian
Santang baik-baik saja atau tidak,"
Ucap ratu ambet kasih yang men-
Inggalkan aula perjamuan yang
Diikuti para ratu yg lainnya dan
Para saudara/i kian Santang juga,
Mencemaskan Raden kian Santang

S
K
I
P

WISMA KSATRIA PUTRA .

BILIK WISMA RADEN KIAN SANTANG.

Raden kian Santang sedang
Melamun di wisma nya, di depan
Jendela wisma nya yang terbuka,
Raden kian Santang berdiri sam-
Bil menikmati hembusan angin
Malam yang dingin, tanpa kian
Santang sadari sudah setengah jam
Diri nya berdiri di sana dengan,
Jendela wisma yang terbuka lebar

"Apa aku merepotkan untuk ayah-
ahanda dan juga menyusahkan,
Huhffff, kenapa rasa nya sangat
Menyakitkan," lirih kian Santang

Tanpa diri nya sadari kedua yunda
Nya sudah berada di dalam bilik
Wismanya,nyimas Rara Santang
Yang tau Rayi nya sedang bersedih
Langsung memeluk dirinya.

"Jangan bersedih Rayi,kau tidak
Pernah merepotkan atau menyusa
Hkan kami kau adalah kesayangan
Kami Rayi." Ucap nyimas Rara Santang

Sedangkan nyimas Ratna Wulan
Menutup jendela wisma Rayi nya
Sungguh hati nyimas Ratna Wulan
Sangat sakit, melihat sang adik
Yang biasanya ceria kini bersedih.

"Rayi apa yang di katakan yunda
Mu benar. Kau kesayangan kami
Semua ibunda, ayahanda dan juga
Raka serta Rayi mu, kami semua
Tidak merasa kau repot kan Rayi,"
Ucap nyimas Ratna Wulan yang
Juga memeluk sang adik.

Sementara para raka dan Rayi
Kian Santang yang berada di
Daun pintu masuk wisma Raden
Kian Santang sudah mengepalkan
Tangan mereka. Ya para raka
Sungguh sangat marah, dan Raden
Abikara segara memanggil prajurit
Untuk menangkap emban Sekar
Dan emban Tini kehadapan nya
Sekarang juga.

"Bedebah kedua emban rendahan
Itu, berani sekali mereka membuat
Rayi kian Santang menjadi seperti
Ini,!!! PRAJURITTT. TANGKAP DAN
BAWA EMBAN SEKAR DAN JUGA
EMBAN Tini,KEHDAPAN KU DAN
BAWA MEREKA KE HALAMAN
ISTANA AKU AKAN BERI KEDUA,
EMBAN TIDAK TAHU DIRI ITU
PELAJARAN," murka Raden abikara
Yang langsung meninggalkan
Wisma sang adik ke halaman. istana yang diikuti semua saudara
Nya.

HALAMAN UTAMA ISTANA.

prajurit: Ampun gusti Raden kami
Sudah membawa kedua emban ini

"Bawa mereka ke tengah halaman,"
Dengan datar dan dingin nya
Raden Abikara menghampiri
Kedua emban yang menurut nya
Tidak tahu diri itu .

"Kalian berdua,apa kalian tau
Apa kesalahan kalian," ucap Raden
Abikara datar.

Emban Sekar : A ampun Gusti
Raden. Kami tidak tahu kesalahan
Kami apa," jawab emban Sekar
Dan itu membuat abikara menjadi
Kesal.

"Biar ku beritahu. Kau sudah meng-
Hina Rayi ku!! Huh, kau pikir kalian
Ini siapa. Berani sekali kalian
Menghina Rayi ku ," murka abikara

"Prajurit. Kurung kedua emban tak
Tahu diri ini ke penjara bawah
Tanah."ucap abikara lagi.

"Rayi tenangkan dirimu jangan,
Seperti ini ," ucap nyimas Ratna
Wulan .

"Maaf yunda aku tidak bisa mengontrol amarahku aku,
Harus menemui Rayi kian Santang
Sekarang," Raden abikara.

Skip

Raden kian Santa masih dalam
Pelukan yunda nya nyimas Rara
Santang dan Raka nya Raden
Walang sungsang kedua nya tentu,
Sangat marah pada kedua emban
Yg tidak tahu diri seperti mereka,
Berdua lalu tidak lama Raden abikara masuk kedalam wisma Rayi
Nya Raden kian Santang.

"Rayi dengarkan Raka, kau Rayi
Kami saudara kesayangan para Rayi
Mu juga putra kesayangan ayahanda
Serta para ibunda Rayi. Kami tidak
Merasa kau repotkan dan juga men
Yusahkan kami Rayi jadi kau,
Adalah cahaya kehidupan kami Rayi
,"Ujar Raden Abikara sambil
Memeluk rayinya Raden kian Santang .

"Raka ," kian Santang membalas
Pelukan sang raka dengan sedih.

"Jangan bersedih lagi Rayi percaya
Lah kau adalah cahaya kami semua
Tersenyum lah karena senyummu adalah yg terindah di dunia ini Rayi
,"Ucap Raden abikara ingatkan dia
Untuk menghukum kedua emban
Tak tahu diri itu besok pagi .

Raden gagak ngampar dah banyak
Catra langsung menghampiri kedua
Nya keduanya pun memeluk erat ,
Rayi sambung tercinta mereka.

"Apa yg dikatakan Raka mu abikara
Benar Rayi kau cahaya kami tanpa
Mu cahaya itu akan padam jadi
Jangan kau dengar kan ucapan,
Para tanah itu karena. Sekali tanah
Maka tidak akan bisa menjadi
Langit Rayi ," ujar Raden gagak
Ngampar yg memeluk Rayi nya
Kian Santang begitu juga Raden
Banyak catra sementara para ratu
Saat ini sedang menahan marah
Atas perbuatan para emban yg sudah sangat keterlaluan begitu ,
Juga prabu Siliwangi yg juga sangat
Murka terhadap para emban kurang ajar itu termasuk ratu kentring
Manik yg memang sudah sangat,
Menyayangi Raden kian Santang.

Bersambung.

Kembalinya Raden Kian Santang (Titisan Sang Prabu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang