Jelly

6.7K 156 3
                                    

"Jeno, ayo sini, udah mulai nih," ujar seorang pria tampan yang tengah meyamankan tubuh tingginya di sofa.

"Sebentar!" terdengar sahutan nyaring dari arah dapur.

Tak lama setelahnya, datanglah sesosok manis yang tadi dipanggil dari arah dapur, sambil membawa semangkuk besar berondong jagung dan sebotol besar soda.

"Sini, sayang," ujar si pria tampan itu sambil menyambut kekasihnya.

Hump!

Jeno langsung terjun bebas ke pelukan pria tampannya, dan mengundang gelak tawa si pria tampan.

Jumat malam adalah jadwal Jeno dan prianya untuk menghabiskan waktu bersama setelah pulang kerja dengan menonton TV bersama sambil cuddling di sofa.

"Nih, aaa," ujar Jeno sambil menyodorkan berondong jagung ke mulut prianya.

"Aaa..." si pria tampan itu tentunya menerima camilan asin itu dengan senang hati.

"Makasih, sayang," lalu Jeno menerima kecupan singkat di keingnya.

Jeno dan prianya pun akhirnya menikmati acara TV yang tengah ditonton bersama dengan tenang dan damai, sampai akhirnya...

Meong, meong...

Seekor kucing gembul hinggap dengan riang di pangkuan Jeno.

"Bongsik..." ujar Jeno menyambut kucing peliharaannya sambil mengusap-usap gemas kepala kucingnya.

Pemandangan itu mengundang lirikan sinis dari kekasih Jeno.

Melihat itu pun akhirnya membuat Jeno mengusap-usap kepala kekasihnya dan tertawa kecil. Kemudian berekspektasi mereka akan menonton acara TV dengan damai, bagaikan keluarga bahagia dengan Bongsik sebagai anak mereka yang tertidur di pangkuan Jeno.

Tapi sepertinya Bongsik punya ide lain, kucing lucu itu tidak hentinya berusaha untuk mendusal-dusal wajah Jeno.

"Bongsik, nanti ya," ujar Jeno sambil berusaha menjauhkan wajahnya dari serangan ciuman Bongsik.

"Ah, sebel..." prianya Jeno akhirnya bersuara, masih sambil menatap sinis kucing mereka.

"Malem ini, Jeno tuh punyaku," ujarnya lagi pada Bongsik, kali ini sambil mencoba memindahkan kucing itu ke pangkuannya saja.

Jeno tertawa melihat itu, terlebih saat Bongsik justru mengeong ribut ketika dijauhkan dari pangkuan sang 'Mama'.

"Mark, masa kamu cemburu sama kucing, sih?"

Mark – alias prianya Jeno, mencebikkan bibirnya saat kekasih manisnya itu mengatakan bahwa dirinya cemburu pada seekor kucing.

Yah, memang benar, sih...

"Ih, aku jadi gak bisa cuddle sama kamu dong kalo kaya gini," keluh Mark.

"Aww, sini," Jeno pun menarik kepala Mark untuk bersandar di dadanya.

Diperlakukan seperti itu pun membuat Mark otomatis melingkarkan tangannya di pinggang ramping Jeno, menikmati tubuh hangat kekasihnya.

"Hmm..." Mark mengerang senang saat aroma tubuh Jeno sudah menyapa indra penciumannya.

Kini giliran Jeno yang mengecup puncak kepala Mark yang sedang bersandar di dadanya.

Sudah nyaman bersandar di dada Jeno, Mark akhirnya menyadari sesuatu.

"Yah, adegan yang tadi kelewat," keluh Mark, lalu melototi Bongsik yang masih setia di pangkuan kekasih manisnya, "kamu sih!"

Dibentak begitu oleh Mark, tentu saja kembali membuat Bongsik mengeong ribut pada kekasih sang 'Mama'.

Beautiful | Jeno HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang