Warmest Hug

3.3K 167 3
                                    

Derap langkah kaki kecil terdengar samar dari arah luar ruang kerja CEO Lee, pintu ruangan yang sejak awal sudah sedikit terbuka itu perlahan makin terbuka lebar, dan menampakkan sesosok mungil bayi gempal yang hanya memakai popok.

"Baby Ji, ayo pake baju dulu," terdengar suara lembut sosok yang lebih dewasa dari arah belakang si bayi.

"Ap... pa!" bayi gempal yang dipanggil 'Baby Ji' itu tidak berhenti merangkak demi menghampiri sosok dewasa lainnya yang dia tuju.

grep

Kaki jenjang seseorang terasa dihinggapi sesosok mungil yang tidak hentinya tertawa lucu.

"Hmm?"

"Appa, xixixi," oceh si bayi.

"Oh, sini sayangnya appa," Mark Lee, alias appa dari si bayi itu, mengangkat bayi gempalnya dan didudukkan di pangkuannya.

"Kenapa ke sini? Mana papamu?" tanya Mark pada bayinya – yang tentu saja hanya dijawab ocehan khas bayi.

Terdengar deheman dari arah pintu ruang kerjanya, dan Mark menemukan pasangan sahnya sedang bersandar di pintu sambil melipat tangannya di dada, di salah satu tangannya ada baju milik bayi mereka.

Melihat pemandangan indah di pintu ruang kerjanya membuat Mark otomatis mengembangkan senyumnya. Betapa hatinya terasa sejuk hanya dengan melihat wajah indah pemilik hatinya, wajah indah seseorang yang telah sah menjadi pasangan hidupnya, wajah indah dari seseorang yang mengantar bayinya ke dunia ini.

Bayi yang ada pangkuan Mark terus terkikik geli kala sang papa mendekatinya.

Mark langsung merangkul pinggang ramping Jeno – sesosok yang barusan saja dipuja-pujanya dalam hati.

"Hayo, Baby Ji nakal ya?" ujar Mark, satu tangannya masih sibuk merangkul pinggang Jeno, "kalo Baby Ji nakal ke papa, appa marah loh."

"Eung?" si bayi yang masih belum paham ucapan appa-nya hanya memiringkan kepalanya.

Jeno tertawa, "tuh, jangan bikin appa marah, ayo pake baju dulu, nanti masuk angin," ujarnya lembut.

Mark pun mendusalkan kepalanya ke perut Jeno yang saat ini sedang tidak rata itu – ya, akan ada adik untuk Baby Ji.

Melihat apa yang dilakukan appa-nya, Baby Ji langsung iri dan ingin berpindah ke dekapan papanya saja. Tangan gembil nan mungil itu terjulur ke arah papanya yang sedang berdiri di samping appa-nya.

"Eung, pa... pa..."

"Pakai baju dulu," ujar Jeno lembut.

Mark pun beranjak dari kursi kerjanya, lalu membuat Baby Ji duduk di kursinya dan membiarkan Jeno memakaikan baju ke bayi mereka.

Beres memakaikan Baby Ji bajunya, Mark mengarahkan Jeno untuk duduk di kursi kerjanya.

"Aww," terdengar rintihan pelan dari Jeno saat dirinya baru duduk di kursi kerja suaminya.

Mendengar itu, Mark si suami sigap pun langsung mengangkat pinggang Baby Ji. Karena ia tahu kaki bayi lincah itu tidak sengaja menendang perut Jeno.

Setelahnya Jeno malah tertawa, bagaimana tidak, kedua tangan Baby Ji mengalung erat di leher papanya, sedangkan pinggang bayi itu seperti mengambang di udara karena ditahan si appa, dan Mark terlihat tidak akan melepaskan pinggang Baby Ji sebelum memastikan keamanan si papa.

"Anakmu pengin peluk aku loh, lepasin," ujar Jeno lembut.

"Takutnya nendang perut kamu lagi, sayang. Baby Ji, sama appa aja yuk," tawar Mark.

Beautiful | Jeno HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang