Bad Alive

1.9K 94 18
                                    

Tipikal anak orang kaya pada umumnya. Selain tampan, populer, dia bisa berbuat semaunya. Yah, seperti saat ini, ketika kedua orang tuanya harus pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnis, apa yang dilakukannya? Mengadakan pesta, pastinya.

Rumah besar, atau kita sebut saja Mansion Keluarga Jung malam ini dipenuhi orang-orang muda yang cenderung tidak memikirkan hari esok, karena malam ini mereka sedang asyik berpesta. Minuman beralkohol, dansa, musik, dan DJ, itu semua memeriahkan pesta yang digelar oleh sang tuan rumah, Sungchan Jung.

Cool me off, I'm hotter than an oven

Wajah tampan bak pangeran, rambut hitam yang sedikit panjang, dan mata yang menyorot tajam, seolah sedang menyisir para tamu pestanya – mencari mangsa. Walau terkesan cabul, tapi akui saja, pesona sang tuan rumah itu benar-benar hot.

Orang-orang yang datang ke pestanya kebanyakan tidak dikenali olehnya, tapi mereka yang datang sudah pasti mengenal siapa itu Jung Sungchan.

Membutuhkan wajah seindah dewa-dewi Yunani jika ingin dilirik oleh Jung Sungchan. Namun terkadang indah saja tidak cukup, Sungchan menyukai tantangan.

Di ujung sana, ada mahasiswa tingkat akhir jurusan Ilmu Komunikasi, lumayan populer di jurusannya. Sungchan tidak begitu mengenalinya secara personal, tapi Sungchan cukup tahu siapa mahasiswa manis itu.

Lee Jeno, juga dikenal sebagai pacarnya Jae si asisten dosen.

Yah, you know, pacar orang lain memang lebih menantang.

Bulu mata lentik dan pipi tirus, ciri khas mencolok dari sesosok manis yang baru saja tiba di pesta Sungchan dan langsung membuat sang tuan rumah merasa segar kembali.

Jeno datang ke pesta ini tanpa Jae. Membuat Sungchan semakin yakin untuk mendekatkan diri pada si pemilik tubuh ramping yang sedang menikmati koktail itu.

"Mereka sudah putus."

Terdengar bisikan meyakinkan, yang seperti lampu hijau bagi Sungchan untuk bergegas mendekati Jeno. Setidaknya membuat Sungchan tidak terkesan begitu berengsek.

Sungchan tersenyum tampan pada si pemberi informasi tersebut.

"Terima kasih, kau mau apa, Renjun?"

Renjun, sang informan yang membisikkan kabar penting barusan, sang social butterfly yang tentu saja akurat jika menyangkut semua gosip kampus.

"Ah, santai saja," ujar Renjun sambil berlalu dan merangkul Donghyuck, pria incarannya sendiri.

Sungchan tertawa kecil dan tidak lupa untuk kembali fokus pada incarannya malam ini.

Menawan – satu kata yang sangat mewakili penampilan Jeno. Kaki rampingnya dibalut apik dengan celana jins ketat berwarna putih. Sedangkan untuk atasannya, si mahasiswa manis itu mengenakan kaus sleeveless alias kaus tanpa lengan berwarna hitam, yang sangat kontras dengan kulit putihnya, membuatnya semakin mencolok di mata Sungchan.

"Halo," sapa Sungchan yang langsung meraih tangan halus Jeno.

Tangan yang ada dalam genggaman Sungchan itu bukan diniatkan untuk dijabat, tapi diberi kecupan.

Jeno tersenyum miring, "halo juga, Tampan."

Sungchan balas tersenyum miring, tangan Jeno yang belum dilepasnya diberi kecupan-kecupan kecil, mulai dari punggung tangannya hingga terus ke atas sampai pada pundak Jeno yang tertutup kaus hitam itu.

cup

Satu kecupan singkat di pundak Jeno, kemudian satu kecupan panjang di leher Jeno.

Sialan, dengan mengecup leher Jeno, Sungchan jadi bisa menghirup aroma tubuh Jeno yang membuatnya merasa seperti mencicipi surga. Terlebih Jeno sama sekali tidak berjengit kaget saat bibir Sungchan menyentuh lehernya, lagi-lagi mengirimkan sinyal "maju" pada Sungchan.

Beautiful | Jeno HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang