"Allah yang menciptakan kita, membuat kita ada di dunia ini. Jadi selalu ingat kepada Allah, apa pun yang menimpa kita, baik sedang kesulitan, atau tengah bahagia."~ Hasna Fadhillah ~
Sejak mulai belajar Al-Qur'an, Adnan sering menghabiskan waktu kosongnya untuk membaca Al-Qur'an. Terkadang, ia melakukan hafalan surah. Saat ini hafalannya sudah sampai Al-Alaq. Adnan memang begitu cepat belajar dan menghafal. Ia berharap bisa menghafal semua juz yang ada di dalam Al-Qur'an, serta arti dalam semua surah dalam Al-Qur'an. Karena akan sangat berguna bagi hidupnya ke depan.Adnan tengah berada di teras yang ada tangganya, duduk di sana sembari membaca ayat suci Al-Qur'an. Suaranya memang sangat merdu walau ia masih di tahap belajar.
"Aku pasti bisa menambah bacaan lagi."
Tengah asyik membaca, tiba-tiba Hasna datang. Ia baru saja selesai mengajar dari sekolah desa. Hasna terdiam, menatap Adnan yang tengah membaca Al-Qur'an. Lantunan yang merdu, membuat hatinya tersentuh. Hasna tersenyum, mendengar lantunan indah ini. Mengapa Adnan sebagus ini dalam membaca Al-Qur'an, membuat Hasna merasa kagum. Sejak dahulu, ia berharap bisa mendengar suara indah dari pria saat membaca Al-Qur'an selain abinya. Ternyata ia bisa mendengarnya dari Adnan. Pria asing yang beberapa bulan ia tolong dan saat ini tinggal di rumahnya itu.
Hasna menghampiri Adnan, lalu duduk di sampingnya dengan berjarak. Ia tahu bagaimana menjaga batasannya. "Assalamualaikum."
Adnan menyelesaikan bacaannya, lalu menutup Al-Qur'an. Ia menoleh ke arah samping. "Waalaikumussalam, Na. Kamu udah pulang?" tanya Adnan.
"Iya, baru aja dari ngajar anak-anak di desa. Suara kamu indah banget, aku tenang mendengarkan suaramu. Kenapa tidak kamu lanjut lagi?" tanya Hasna.
"Ah, biasa aja, kok. Jangan terlalu memujiku. Aku masih belajar. Aku berhenti, karena aku merasakan kehadiran seseorang," sahut Adnan. Pipinya memerah karena dipuji oleh wanita di sampingnya. Adnan menunduk agar Hasna tidak melihat pipi merahnya itu.
"Tapi, menurutku sudah bagus, Nan. Suaramu sangat indah. Aku baru mendengar suara laki-laki mengaji seindah ini selain abiku. Aku mendengarnya dari kamu."
"Alhamdulillah, Na. Aku senang kamu menyukainya, tetapi aku membaca untuk selalu ingat kepada Allah, bukan untuk dipuji. Abi banyak mengajarkan aku, sehingga saat ini tujuanku adalah Allah. Tanpa Allah menyelamatkanku, aku nggak akan hidup sampai detik ini. Aku merasa bersyukur masih diberikan napas agar aku bisa tetap hidup, walau saat ini aku tidak ingat siapa aku yang sebenarnya."
"Iya, benar. Memang di dunia ini ada saja yang ingin kita capai, tapi tetap ingat kita diciptakan oleh Allah. Allah yang mengizinkan kita di muka bumi ini. Jadi, kita harus selalu mengingatnya. Baik di saat bahagia, maupun tengah kesulitan. Insya Allah, semua akan dimudahkan segala urusan kita, Adnan," tutur Hasna.
"Oh, ya, kamu di sekolah ngajar apa ke anak-anak? Kayaknya menyenangkan pekerjaan seperti itu?" tanya Adnan begitu penasaran, apa pekerjaan Hasna selama ini.
"Ini aku sebagai guru SD di desa kami. Pelajarannya ada matematika, IPA, IPS, agama, dan lain-lain. Sangat menyenangkan mengajari mereka, hanya saja kita perlu bersabar dalam menghadapi anak-anak. Karena setiap karakter anak-anak itu berbeda-beda," jelas Hasna.
Adnan mengangguk. "Oh, begitu. Jadi, kalau kita mau mengajari anak-anak kita harus tahu karakter anak-anak, ya?"
"Tentu saja. Supaya anak-anak merasa nyaman saat belajar di sekolah. Dalam mengajar, tidak asal mengajar saja, tetapi ada beberapa yang perlu disiapkan. Yaitu dari rencana pembelajaran, dari model pembelajaran, media pembelajaran, teknik pembelajaran."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Hati Untuk Adnan (SELESAI)
Duchowe[Romance - Islami] Kehilangan orang tua, membuat Adnan Faturrahman kehilangan arah. Kepribadiannya berubah menjadi sosok yang salah jalan. Namun, takdir mempertemukannya dengan sosok gadis muslimah bernama Hasna Fadhillah dalam kondisinya yang amnes...