BAB 14 : Acara Bersama Anak Panti

22 3 1
                                        


"Memberikan kebahagiaan kepada anak yatim atau piatu adalah suatu kemuliaan yang mengharukan."

~ Hasna Fadhillah ~

Di hari libur ini, Hasna dan Umi Naura tengah sibuk memasak. Mereka berencana akan pergi ke rumah panti asuhan yang kurang mampu di desa mereka. Sementara Adnan dan Abi Fadhilah tengah membongkar beberapa yang sudah Fadhilah beli di pasar bersama Adnan.

"Ini untuk apa, Bi?" tanya Adnan ingin tahu, untuk apa bahan pokok dan jajanan yang banyak?

"Ini nanti kita mau bagikan ke anak panti asuhan yang kurang mampu di desa ini. Kamu mau ikut, ya? Kamu pasti akan senang ke sana. Anak-anak di sana sangat baik dan sopan," jelas Fadhilah.

Adnan mengangguk. "Adnan mau, Bi. Tapi, apa aja yang mau kita bagikan nanti? Ini sangat banyak, Bi," sahut Adnan yang tidak mengerti, mengapa sebanyak ini dibagikan ke panti asuhan.

"Nanti yang kita bagiin itu ada jajanan buat anak-anak, nasi box, lagi dibikin sama Hasna dan Umi, bahan pokok buat mereka makan sehari-hari kayak beras, mi instan, dan bahan-bahan lainnya, serta uang yang Abi punya," jawab Fadhilah.

"Wah, banyak sekali. Abi nggak takut rugi membagikan hal sebanyak itu?" tanya Adnan lagi.

Fadhilah mengusap rambut Adnan dengan lembut. "Berbagi sama anak yatim piatu tidak ada ruginya. Sebagian harta kita itu, ada rezeki anak yatim atau piatu yang harus kita berikan. Selagi ada, kita berikan saja. Mereka pasti senang menerimanya. Jangan takut rugi atau miskin," terang Fadhilah.

"Yah, sayang banget Adnan nggak punya uang. Inget jati diri aja enggak, apalagi pekerjaan Adnan. Kapan ya, Adnan bisa inget? Kalau Adnan udah inget lagi, Adnan akan mencoba berbagi sama orang-orang yang kurang mampu," ujar Adnan yang merasa sedih karena belum bisa berbagi. Mengingat, ia belum ingat apa-apa selama ini.

"Sabar ya, Nak. Suatu saat kamu pasti inget, kok. Bersedekah itu nggak hanya memberikan uang atau barang, kok. Banyak yang bisa kamu lakukan. Misalnya membagikan ilmu, melakukan hal-hal yang bermanfaat dengan anak-anak," tutur Fadhilah. Adnan tengah memisahkan beberapa jajanan yang akan dibungkus dengan plastik bening.

Jajanan yang tersedia ada susu kotak, roti isi, snack seperti chiki, wafer, ada permen cokelat. Adnan memisahkannya satu persatu, lalu menyatukan jajan yang berbeda, kemudian memasukkannya ke dalam plastik. Sementara Fadhilah tengah menata bahan pokok yang akan diberikan di dalam kardus.

Usai membungkus semua jajanan, Adnan menatanya di dalam kardus dengan dibantu Fadhilah. Adnan merasa senang melakukan ini. Ia merasa sudah nyaman berada di dalam keluarga yang saling membantu itu.

Selesai mereka menata jajanan ke dalam kardus, mereka ke dapur, membantu Hasna dan Naura. Fadhilah dan Adnan saat ini tengah membantu, menyiapkan kardus untuk menata nasi dan lauk-pauk, serta sayurannya. Sementara Hasna dan Naura tengah menata nasi putih, lauknya bistik daging yang dipotong kecil-kecil, sayur tumis jagung kecil, dengan buncis, wortel, dan bakso. Mereka benar-benar membangun kerja sama dengan baik. Hingga akhirnya mereka dapat menyelesaikan nasi box yang akan mereka berikan ke panti asuhan.

Jam sembilan pagi, mereka bersiap akan pergi ke panti asuhan. Adnan telah memakai pakaian koko berwarna biru muda dan peci berwarna putih. Hasna terdiam, menatap penampilan Adnan. Adnan terlihat makin tampan dan memesona.

Astaghfirullah, kenapa aku terus menatap Adnan? Aku nggak boleh seperti ini. Jaga pandanganmu, Na. Kamu nggak boleh kayak gini. batin Hasna yang berusaha tidak menatap Adnan.

Adnan menatap penampilan Hasna, Hasna sangat cantik memakai gamis berwarna merah muda dan jilbab berwarna senada. Adnan terpaku, jantungnya terus berdebar ke sana dan kemari. Subhanallah, cantik banget Hasna. Dia wanita yang sangat cantik, membuatku ingin terus menatapnya, tetapi kami bukan mahram, mana boleh menatap lama-lama. Aku harus jaga pandangan. batin Adnan.

Bidadari Hati Untuk Adnan (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang