"Jadi... Ini adalah cara kalian calon generasi emas untuk mengerjakan penugasan Karya Tulis Ilmiah ini?"
"K-Kamu harusnya juga, kan?? Ehem! Yah... Kurang lebih. Satu hal yang pasti, setiap anak memegang judul yang berbeda—menyesuaikan dengan bakat dan minat mereka... Bahkan aku banyak mendengar teman – temanku mengangkat judul tentang teknologi, kecerdasan buatan, sosial media..."
"Jika aku tidak salah, seluruh siswa – siswi kelas 10 harus mengumpulkan judul serta mengajukan guru pembimbing karya tulis pada akhir tahun pembelajaran... Bukankah begitu, Sylvie?"
"Benar, kak! S-Saya sendiri berencana untuk mengangkat judul tentang tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Kota Kusumajaya!"
Bagas kemudian menyampaikan secarik "saran" untuk memulai pencarian judul pasti kami secepat mungkin... Hal ini dikarenakan Sekolah Nasional Kusumajaya seringkali mengadakan acara maupun perlombaan yang menyita banyak waktu bagi siswa – siswinya, tidak termasuk kegiatan pribadi seperti pekerjaan sampingan atau panitia pada Organisasi Siswa Intra Sekolah.
"Sebagai anak baru di sekolah berakreditasi internasional ini, memang banyak yang harus dikejar, Dika, Sylvie..."
"A-Anu... Apakah saya bisa membuatkan Kak Dika dan Kak Bagas minuman untuk membantu mengerjakan karya tulisnya?"
"—Gah! T-Tidak perlu, Sylvie! A-Aku saja yang ambil!!"
Tidak membiarkan Sylvie untuk melangkah menuju dapur kamarnya, Bagas telah lebih dulu "melempar" laptopnya pada kasur sebelum bergegas menuju kulkas dalam misi memberikan kita minuman segar. Wajar saja ia tidak menginginkan Sylvie untuk membuatkannya minuman—ketika dapurnya penuh dengan peralatan makanan yang belum dicuci. Kembali dari dapur, Bagas membawakan aku dan Sylvie masing – masing botol dingin minuman apel.
"M-Maaf, aku keteteran dan sangat membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan pendahuluan karya tulisku. Pak Santos akan membunuhku jika aku tidak menyelesaikannya malam ini!"
"Semangat, Kak Bagas! J-Jika boleh, saya akan membantu Kak Bagas mencarikan referensi!"
Aku berjalan mendekati jendela kamar Bagas yang berembun terpapar oleh hawa dingin hujan deras. Tentunya dengan usulan seperti itu, ia membutuhkan banyak sudut pandang masyarakat Kusumajaya untuk mencari tahu kesalahan dalam sistem ini... Kusumajaya membutuhkan penyempurnaan pada kualitas yang dimiliki oleh penduduknya. Jika apa yang telah diteliti dan dijalankan oleh Bagas berhasil, maka pulau ini akhirnya dapat mencapai masa keemasannya. Tidak hanya itu, Sidorova akan mendapatkan surplus tenaga kerja berpengalaman untuk membantu membangun dominasi dan pada saat yang bersamaan, menjadikan Pulau Kusumajaya sebagai contoh di mata daerah – daerah lain negeri ini.
"Kamu tentunya harus turun pada lapangan di luar sana, menanyakan bisnis – bisnis kecil di bawah naunganmu dan kelompok masyarakat dari berbagai distrik. Aku dapat membantumu mengatur wawancara dengan beberapa perusahaan yang menjadi tempatku menghasilkan uang."
"S-Saya juga mengenal beberapa penjual toko dan pelayan – pelayan Senaya!"
"A-Apakah kalian yakin?? Bukannya malah tambah merepotkan untuk kalian buat nyari data yang menjadi tugas a-aku!?"
"Jangan khawatir. Anggap semua ini sebagai bantuan yang harus kamu kembalikan nantinya."
...
*PLEEP*
Diskusi kami akhirnya terpotong oleh suara melengking yang berasal dari ponselku... Sepertinya Sidorova telah memanggilku kembali untuk bekerja. Antara itu, atau Kiki sangat membutuhkan bantuanku untuk mengusir pengerat – pengerat yang berkeliaran di lantai rumah. Serius. Itu bukanlah kiasan. Menghela napas, aku memutar tubuhku untuk menemui tatapan Sylvie dan Bagas yang sedang menunggu jawabanku dari meja belajarnya... Akan tetapi, Sylvie segera memberikanku tatapan pengertian. Tidak heran, ketika Kiki telah berulang kali mengirimkanku pesan kerja bahkan dengan keberadaan Sylvie di sekitarku. Beruntung saja Sylvie hanya menganggap itu sebagai panggilan bos "tukang pembersih"-ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nagara Nusantara
Romance"Kemuliaan bagi pembela kemanusiaan." Andika "Dika" Raylan, seorang remaja berlatar belakang misterius yang bersekolah pada sebuah SMA elit untuk merasakan kehidupan normal seraya menggali informasi dan melaksanakan perintah terakhir dari majikannya...