Chapter 7: Mikhailovich (I)

7 4 0
                                    

Pada akhirnya dengan campur tangan Sidorova, kekacauan itu ditandai sebagai aksi bunuh diri yang didorong oleh halusinasi berat dan kondisi mental buruk. Untuk menutupi misi itu, kejahatan Robert Perry terungkap pada publik dan menjadi berita hangat bagi media massa... Setelah mengetahui kebenarannya, ibunda Overlord menghilang dari Kusumajaya menuju lokasi yang tidak disebutkan, tentunya untuk menghindari sorotan rakus dan tidak tahu diri dari para wartawan. Cukup jarang bagiku untuk "menggagalkan" misi seperti ini. Apakah karena gangguan suasana yang normal untuk dialami oleh seorang remaja? Bagaimanapun, aku memutuskan untuk berhenti bekerja selama sehari dengan alasan mendinginkan panas dari incaran kepolisian dan rakyat Kusumajaya. Heh... Ternyata aku juga selemah itu.

"Haah... Haah... Haah..."

"Kamu baik – baik saja, Bagas?"

"Diamlah, Dika... Ini hanyalah pemanasan..."

Kamis, 4 Agustus 2022. Aku dan Bagas menghabiskan waktu sore ini untuk mengikuti laga persahabatan futsal antara kelas 10A dan 11B pada lapangan milik sekolah. Ezra Manintamahu—ketua kelasku—rupanya memiliki hubungan dekat dengan klub futsal sehingga mengusulkan anggota yang merupakan perwakilan dari kelas 11B untuk bermain bersama. Kita baru saja menyelesaikan pemanasan singkat ini dengan berlari mengitari lapangan, ketika aku melihat seluruh pemain telah berkumpul pada tengah lapangan untuk melempar koin.

Empat tahun berada dengan Niki, ia seringkali mengajariku permainan seperti ini setiap dirinya pulang dari sekolah. Tidak hanya itu, Niki selalu mengajak aku, Kak Ryo, serta beberapa anggota Detasemen Gagak dan para pelayan untuk bermain bersama. Kami semua tidak keberatan karena momen kecil seperti itu dapat memberikan napas segar terhadap pekerjaan – pekerjaan yang menumpuk... Beristirahat sejenak pada sisi lapangan, aku menemani calon pebisnis muda ini untuk mengosongkan setengah botol minumnya.

"...Sanggup untuk bermain?"

"Sek... Berikan aku satu menit..."

"Sepertinya pertandingan akan dimulai."

"O-Oke! Hnghh!! Fuuh... Haah... Fuuh... Semangat, Dika. Hari ini kita akan menjadi lawan... Tunjukkan kemampuanmu di lapangan!"

Heh... Tidak, Bagas. Hari ini aku akan melihat bagaimana kamu dapat menguasai lapangan dan membawa pulang kemenangan untuk kelasmu. Hanya saja, pertemuan kita harus menunggu waktu karena aku ditempatkan pada bangku pemain cadangan. Bagas mengambil posisi untuk memimpin timnya setelah memenangkan taruhan koin. Ia kemudian memanggil ketiga teman laki – lakinya dan seorang perempuan dengan rambut panjang yang telah diikat untuk memudahkannya bermain... Mengamati sejenak, kedua tim terlihat memiliki fisik yang cukup bugar untuk bermain futsal dalam jangka panjang.

"..."

Menyelesaikan rapat singkat itu, seluruh pemain kemudian berjalan kembali menuju posisi yang telah mereka tentukan. Dua pemain penyerang, dua pemain bertahan, dan satu penjaga gawang. Bagas mengambil peran sebagai seorang penyerang sayap kanan, ditemani oleh sosok perempuan itu. Mereka tampak akrab, bergurau seraya meregangkan tubuh dan memberikan tos kepalan tangan sebelum peluit pertama berbunyi. Tidak... Itu bukanlah sekedar firasatku saja.

"Ezra."

"Hm? Ah. Iya... Kenapa, Andika?"

Ezra juga menjadi salah satu orang yang menyerbuku pada hari setelah pengumuman ujian itu. Aku memutuskan untuk bertanya demi menggali informasi mengenai Bagas dan perempuan itu. Jika Ezra tidak mengetahui apa – apa, maka aku akan mengambil risiko untuk berjalan menuju barisan kakak – kakak kelas yang tengah berkumpul menjadi satu.

"Kamu mengetahui hubungan antara Bagas dan perempuan itu?"

"Ah... Kak Bagas dan Kak Luna? Yah... Aku mendengar rumor kalau mereka itu sahabat sejak kecil. Tapi mengamati Kak Bagas, orang – orang ngerti kalau dia pernah punya perasaan kepada Kak Luna... Masalahnya, Kak Luna juga sudah punya seseorang di pikirannya. Seharusnya semua ini adalah asupan pribadi mereka berdua, tapi karena ulah seseorang, urusan Kak Bagas dan Kak Luna tersebar di mulut – mulut badan siswa."

Nagara NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang