Makan, Ray

113 20 1
                                    


"Beneran elo nggak pengen ke pasar malem bareng gue?"

Raya sebagai penumpang di motor beat berwarna putih campur merah itu, menghela napas berat. "Dari tadi itu mulu pertanyaannya, Kak Laut naksir saya yaa?!"

Suara tawa Laut terdengar, ia tidak menjawab. Lampu merah di perempatan Jl. Tombolotutu menghentikan motor mereka. Suasana hampir magrib membuat lampu merah itu sangat sunyi, padahal ada beberapa motor yang juga berhenti.

"Enggak, kamu salah paham sayang! Mana ada aku chatan sama cewe di akun grab?! Mau pacaran sama abang-abang grab emangnya aku? Kamu coba lah pikir lagi!!" seru Laut tiba-tiba dengan nada lantang.

Raya melototkan mata, tentu ia tidak paham apa yang sedang terjadi. Drama apa lagi yang seniornya ini sedang perankan? Ya ampun!!

"Yaudah deh, aku minta maaf kalau aku salah, di maafin nggak nih?!" seru Laut lagi.

Demi masa meramu dan merakit, Raya ingin melenyapkan Laut sekarang juga!

"Yang, kok diem? Dimaafin nggak sih?!"

Belum berhenti juga ternyata, dan anehnya lagi lampu merah menjadi sangat lama. Rasanya Raya ingin turun dari motor ini dan memasukkan dirinya ke dalam lubang hitam agar lenyap sekalian.

Beberapa pengendara terang-terangan menatap ke arah mereka, membuat Raya mau tidak mau meladeni drama yang Laut buat.

"Y-ya dimaafin."

Kuning!
Hijau!

Pertanda yang baik setelah Raya mengucapkan dua kata itu, lampu merah telah berakhir sekaligus dengan drama tidak jelas Laut.

"Hahahahahha, lucu banget muka lo tegang gitu Ray!!" Tawa Laut kini menggelegar lagi di sepanjang Jl. Tombolotutu.

Raya dengan kesal mencubit pinggang seniornya. "Ihhh dasar Kak Laut nyebelin!!"

"Aw.. aw sakit Ray!! Lepas anjir entar kita jatoh!! Ampun woy Jagat Rayaaa!"

Biar saja dia menjerit kesakitan, Raya tidak perduli karna Raya benar-benar dongkol.

Tapi jika di pikir lagi, kasihan juga. Apalagi sampai membuat keduanya mencium tanah air alias jatuh dari atas motor hanya karna cubitan Raya.

"Buset, gue laporin Kak Bagus lo, biar hak asasi elo di cabut lagi kayak pas Inisiasi kemarin."

"Bacot!"

Kalau mengingat kembali masa-masa saat inisiasi, dongkol juga. Tapi momen itu sangat berarti, apalagi tentang tragedi kesurupan massal saat perjalan pulang angkatannya. Raya merindukan vibesnya, tapi tidak dengan masa-masa sarapan dengan sepotong wafer.

"Btw nih Ray, gue baru inget.."

Huhh.. apaa lagi sekarang?

"Kenapa Kak?"

"Pintu sekre tadi di kunci nggak sih?"

Raya menutup kepalanya yang tidak di balut helm. "Lohh, Kak Laut gimana sih? Kan yang keluar sekre tadi Kak Laut sama Sefa!"

"Hehehe Ray, temenin gue ke kampus yaa. Kayaknya pintunya belum di kunci."

Wajah menyengir Laut bisa Raya liat dari kaca spion motor, jika tidak ingat dia adalah senior, sudah dari tadi Raya cekek.

"Dasar keturunan Pithecanthropus!!"

Laut agak menoleh ke belakang, "Loh Ray, nenek moyang kita sama."

"Enggak, saya Ras Kaukasoid Kak, bukan Ras Mongoloid apalagi keturunan pithecanthropus."

"Bhahaha, Ras Kaukasoid mana ada makan sayur kelor sama beli nasi Gorontalo depan kampus sih. Kocak banget Rayaaa!!!"

🗿🗿🗿

Raya di pulangkan ke kosan selepas magrib, memang tidak berperikeislaman Laut itu. Sesama hamba Allah, Laut melaksanakan solat magrib di mesjid Fisip, sementara Raya ia biarkan menunggu di parkiran depan mesjid.

Padahal Raya ingin segera pulang dan menunaikan kewajibannya di kosan, malah menjadi terlambat gara-gara harus menunggu Laut selesai solat. Sudah begitu, baca doanya panjang sekali.

Ting!!

Nada pesan masuk membuat kegiatan Raya membersihkan kamar kosannya menjadi terganggu.

Ternyata grub whatsapp divisi dokumentasi, Laut si senior menyebalkan itu yang membuatnya.

Ternyata grub whatsapp divisi dokumentasi, Laut si senior menyebalkan itu yang membuatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raya memang saling save dengan Laut, itu terjadi setelah rapat perdana, Laut yang memaksa agar kontaknya Raya simpan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raya memang saling save dengan Laut, itu terjadi setelah rapat perdana, Laut yang memaksa agar kontaknya Raya simpan. Lalu jika dengan Hugo, mereka memang sudah lama saling save bahkan sebelum inisiasi. Tapi dengan Sefa, Raya tidak terlalu dekat dengannya jadi yaaa wajar nomer Sefa tidak ada di daftar perkontakan Raya.

Perihal obrolan unfaedah di grub chat tadi, Raya putuskan untuk tidak nimbrung lagi karna merasa tidak penting.

Tapi rentetan pesan masuk lagi, kembali mengalihkan atensinya. 

Bukannya ini aneh? Senior dan junior perdivisi tidak saling mengingatkan makan kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukannya ini aneh?
Senior dan junior perdivisi tidak saling mengingatkan makan kan?

"Dia.. nggak suka gue beneran kan?"






































Sependek balasan chat dari doi wkwkwkw😭
Besok update lagi dahhhh🤣

Antropolo(ve)gi : Lautan RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang