BxB jangan sampai salah lapak. Ngerti?
___
Rean seorang pegawai toko buku umum yang masih magang tanpa sengaja menemukan sebuah buku yang tergeletak berdebu disudut rak tertinggi.
Karena merasa cerita didalam buku itu menarik, akhirnya rean memutus...
"Oh ya all." Alland mengeryit bingung. Tadi rean manggil dia apa?
"All?" Rean yang ngerti pun langsung jawab ucapan Alland yang terkesan kebingungan.
"Iya namamu kan Alland jadi ku panggil all aja. Apa kau nggak suka?" Alland sedikit merasa bersalah saat melihat ekspresi rean yang sepertinya sedih atau begitulah.
"Jangan sedih... Aku suka kok. Nah gimana kalau kita keliling akademi ini rea?" Sekarang gantian rean yang bingung.
"Rea?"
"Bukankah kau memanggilku all... Apa aku tidak boleh memanggilmu rea?" Rean hanya mengangguk, meski nama panggilan itu seperti nama perempuan.
"Jadi gimana?"
"Gimana apanya?"
"Mau keliling bareng aku nggak?" Rean pun berpikir sejenak, kemudian dia mengangguk semangat karena dirinya tadi tidak sempat keliling.
.....
"Kebetulan kita sudah ada dikantin. Apa kau mau sekalian makan?" Rean kembali mengangguk, dia sangat penasaran dengan rasa masakan di kantin ini.
"Ya, tapi rame. Aku nggak suka ngantri." Ucap Rean sambil cemberut, dirinya memang sangat tidak suka ngantri apa lagi disini isinya dari kelas bangsawan, kalau ada sedikit kesalahan nya saja bisa langsung jadi bahan pembicaraan para bangsawan itu.
"Kau tunggu saja di meja sebelah sana. Emangnya kau mau makan apa?"
"Ngikut aja, soalnya nggak tau menu disini apa aja." Ucap Rean. Alland mengangguk paham, dirinya langsung pergi meninggalkan rean Sendiri.
Setelah melihat kepergian Alland, rean yang merasa tidak nyaman pun akhirnya melangkah kearah meja yang tadi ditunjuk oleh Alland, entah kenapa tidak ada yang menempatinya.
Suasana yang baru membuatnya sedikit tidak nyaman. Pada akhirnya rean hanya diam ditempat nya sambil ngelamun.
Saat rean tengah melamun ada seseorang yang berdiri didepan rean.
"Permisi, apa aku boleh duduk disini? Soalnya meja yang lain sudah penuh." Rean yang awalnya sedang ngelamun kini tersadar dan dia terkejut saat melihat seorang gadis yang cantik ada didepannya.
"Ah y-ya?" Gadis itu tersenyum kemudian duduk.
"Oh ya, kau kesini sendirian?" Tanya gadis itu.
"Ah aku tadi bareng sama temen sekamar. Sekarang dia sedang pesan makanan." Gadis itu mengangguk.
"Maaf agak telat, kenalin namaku Zefira Leonard." Rean sontak saja membulatkan matanya. Didepannya ini sekarang terdapat pemeran utama didunia ini.
"Kenapa?" Rean pun segera tersadar dari keterkejutannya.
"A-aa namaku Rean Aksara Devian. Salam kenal nona Zefira. Tapi kenapa nama anda bermarga Leonard? Saya tidak tahu kalau kekaisaran Leonard itu punya dua putri." Ucap Rean dengan nada formal yang membuat Zefira tidak nyaman.
"Panggil aku Zefira saja, dan jangan terlalu formal. Aku hanyalah anak angkat kaisar." Rean mengerti kesedihan dibalik ucapan yang Zefira berikan.
"Baiklah no- eh maksudnya Zefira." Ucap Rean gugup. Sekarang rean paham perbedaan antara karakter utama dengan karakter tidak penting sepertinya.
Meski dia rasa tubuh dari Rean Aksara itu juga sempurna. Matanya yang bermanik cerah, kulit seputih salju, dan juga surainya yang menjuntai agak panjang berwarna putih.
Kalah jauh dengan penampilan dari karakter utama wanita. Manik hijau yang cerah dan bulat, Surai panjangnya menjuntai indah berwarna coklat. Dan wajahnya yang cantik, belum lagi kalau dia tersenyum. Behh udah serasa liat bunga matahari dipagi yang cerah.
"Rean." Mereka berdua langsung menoleh dan mendapati bahwa Alland sedang berdiri didepan meja mereka.
"E-eh... All?" Alland langsung mendudukkan dirinya disamping rean tanpa disuruh. Zefira yang merasa tatapan mematikan dari Alland pun merasa tidak nyaman.
"Oh ya, Zefira kenalin ini Alland Ferdinand. Teman sekamarku..." Ucap Rean sembari tersenyum. Zefira yang merasa tidak nyaman dengan tatapan yang diberikan oleh Alland pun hanya bisa tersenyum canggung.
"All kenalin ini Zefira Leonard."
"Leonard? Apa kau anak angkat kaisar itu?" Ucapan yang menurut rean sangat lah menusuk dihati, bahkan dia tahu ucapan itu bukan untuknya tapi dia bisa merasakan sakitnya.
"A-ah ya." Sekarang Zefira berharap kakak angkatnya segera kembali.
"Zefira." Zefira langsung menoleh dan dia langsung senang saat melihat kakak perempuan angkatnya.
"Kakak!" Zefira langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kearah kakak angkatnya.
"Kau kemana saja hm? Kakak hawatir saat tidak menemukan dirimu." Ucap kakak angkatnya sambil mengusap lembut Surai adiknya.
"Tadi aku bingung harus kemana soalnya kakak kelamaan." Ucap Zefira dengan nada bersalah.
"Oh ya kak kenalin ini Rean Aksara Devian. Dan yang satunya..." Rean pun segera bangkit dari duduknya.
"Salam kepada tuan putri, saya izin berkenalan. Nama saya Rean Aksara Devian. Dan ini teman saya, Alland Ferdinand." Kakak angkatnya hanya mengangguk.
"Tidak usah terlalu formal. Benarkan Alland?" Alland hanya mengangguk.
"Ya, mungkin kau sudah tahu tapi (reader belum tau namanya) namanya Revany Leonard. Sepupuku dan tuan putri kekaisaran Leonard." Rean mengangguk. Dia emang sudah tahu hal itu.
"Kak bisakah kita makan ditempat lain saja?" Ucap Zefira karena dia tidak nyaman dengan tatapan yang diberikan oleh Alland.
"Baiklah ayo." Setelah mereka berdua pergi, rean pun langsung ingin melamun karena dia sekarang tidak nafsu makan.
"Kau kenapa?"
"Kau makan saja, aku akan ketoilet. Oh ya, letak toilet dimana?" Alland kemudian memberikan peta sekolah dengan sihirnya yang bisa dibaca tanpa menggunakan kertas dan sudah terpampang didepan mata.
"Terimakasih." Setelah mengatakan itu, rean pergi meninggalkan Alland.
'Sebenarnya aku kenapa?" Batin Alland yang heran dengan dirinya sendiri.
'Apa aku menyukainya? Tapi entah kenapa perasaan ku, dia bukan hanya akan menjadi milikku dan anehnya aku tidak kesal. Kenapa ya?"
......
Visual Alland
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nama: Alland Ferdinand Usia: 15 tahun Tinggi: 180 cm Hal kesukaan; Menggoda rean Elements: Angin
"Bisakah kau menjadi milikku sendiri? Ah sayangnya mungkin tidak akan terjadi."