Part 6

20.6K 1.6K 62
                                    


.....

Akademi Sihir AY merupakan akademi yang berbatasan dengan 2 kekaisaran.

Salah satu akademi terbaik di seluruh penjuru dunia. Yang setiap lulusannya pasti menghasilkan lulusan-lulusan terbaik. Sayangnya akademi ini hanya bisa diisi oleh para bangsawan.

Dikarenakan rakyat biasa tidak akan mampu untuk bersekolah di akademi itu. Kecuali murid yang emang memiliki kemampuan khusus dan akan diterima di akademi itu tanpa biaya apapun.

Ada satu dari ratusan peraturan yang istimewa di akademi itu. Yaitu setiap siswa maupun guru akan diperiksa kebaikannya menggunakan sihir. Jika kurang dari 70% maka tidak akan diterima sekalipun itu pangeran mahkota.

Gedung asrama antara perempuan dan laki-laki itu dipisah. Begitu juga dengan kelas-kelas nya. Kelas-kelas di akademi ini terbagi menjadi beberapa.

Kelas X One AY. Adalah kelas yang isinya orang-orang dari elements langka.

Lalu kelas X Two AY. Kelas yang isinya para murid beasiswa.

Kelas X Three AY. Kelas yang isinya dari kalangan bangsawan yang ahli dalam berpedang.

Dan Kelas yang terakhir adalah kelas X Four AY. Kelas yang isinya kalangan bangsawan biasa. Dan disinilah letak kelas rean.

.....

Rean saat ini tengah terduduk dilantai karena apa? Ya, dia jatuh diakibatkan oleh seseorang yang menubruknya.

"Kau tidak apa?" Orang itu segera mengulurkan tangannya. Dan tentu saja langsung diraih oleh rean untuk membantunya berdiri.

"Maaf tadi aku sedang buru-buru." Ucap orang itu dengan nada bersalah.

"Ya tidak apa." Ucap rean.

"Kalau begitu aku pergi dulu, sekali lagi maaf." Ucap orang itu sebelum akhirnya melenggang pergi meninggalkan Rean.

'Ini tubuh berasa kalau kena angin doang bisa terbang dah. Ramping bener..." Batin rean.

(Author: anda sehat?

Rean; hn! Kalau nggak sehat ngapain juga gue diakademi ini?

Author; lah iya)

........

Pintu kembali terbuka. Menampilkan rival yang sepertinya hawatir.

"Rea tidak apa? Tadi aku dengar suara orang jatuh." Rean hanya menggeleng. Sungguh sekarang dia malas dan rasanya ingin rebahan seperti saat di mansion miliknya.

"Aku nggak apa-apa. Val bisa anterin aku ke asrama ku ngga?" Rival kemudian mengangguk.

"Bisa, ayo ku anterin."

.......

"Loh siapa ini? Apa ini Alland?" Celetuk seseorang di suatu kamar asrama.

"Mana mungkin. Si Alland kan sedang ada di ruangan kepala sekolah." Ucap orang lainnya. "Lalu siapa dong ini?"

Suasana menjadi hening, sampai orang yang sedang menjadi bahan pembicaraan itu terbangun dari tidurnya.

Mereka seketika kaget karena melihat sosok imut bahkan ada yang jantungnya udah nggak karuan.

Sosok itu sedang menggosok matanya kemudian menguap khas orang baru bangun tidur.

"Loh dia kan..."

"Kau kenal?" Pemuda disebelahnya menggeleng. "Tidak aku hanya tidak sengaja pernah berpapasan dengannya." Pemuda yang lain mengangguk.

Selang beberapa detik, sosok itu menatap kearah mereka dengan kondisi setengah sadar sampai beberapa detik kemudian sosok itu berteriak, yang tentu saja membuat mereka terkejut dan hampir jatuh.

"S-siapa kalian?"

Rean POV

Setelah sampai didepan pintu asrama ku, Rival pamit untuk menuju ke asramanya. Karena sudah sangat lelah sampai asrama aku langsung tertidur disalah satu kasur disana.

.....

Aku terbangun karena mendengar suara beberapa orang disampingku. Entahlah... Suaranya terkesan asing namun ada satu yang sepertinya suara yang pernah aku dengar.

Aku menggosok mataku untuk mengusap semua kotoran di mataku. Dan menguap seperti orang baru bangun tidur.

Selang beberapa detik aku menoleh kearah orang-orang itu. Aku masih belum sadar sepenuhnya hingga beberapa detik kemudian aku berteriak karena kaget.

"AAAA!!!!!!"

Kulihat mereka juga ikut kaget, tapi jujur saja aku juga sangat kaget.

Dengan keberanian ekstra aku pun bertanya.

"S-siapa kalian?" Ucapku meski diawalnya masih gagap.

Rean POV end

.....

"Ha-harusnya kami yang bertanya." Ucap salah satu dari pemuda itu. "Tunggu, apa kau murid baru itu?"

"Y-ya, khm maaf karena pertemuan pertama kita nggak mengenakkan." Ucap Rean, meski sejujurnya dia malu sih terbukti dari telinganya yang memerah.

"Nggak apa kok, Oh ya. Perkenalkan nama saya Ren Grance. Dan kita pernah berpapasan saat dijalan. Kau ingat?" Rean mengangguk. Pantas saja rasanya tidak asing, batinnya.

"Namaku Jallfaen Evortdians. Anda bisa memanggilku Jal atau apapun yang terpenting sopan." Rean mengangguk. Sedangkan ren sedang mengeryit heran, bukankah biasanya di Jallfaen itu nggak akan mau jika namanya diringkas? Mungkin itu yang sekarang ada dipikiran ren.

'Apes bener nih hidup? Ketemu Ama pemeran utama Mulu. Apalagi ini satu-satunya pria yang diterima oleh protagonis wanita untuk hidup bersama.' batin rean.

"Lalu namamu?" Seketika rean tersadar dari lamunannya.

"A-ah, namaku Rean Aksara Devian. Kalian bisa panggil aku Rean." Ucap Rean sambil tersenyum canggung.

"Oh kau putra satu-satunya dari Duke yang terkenal berdarah dingin itu." Celetuk dari ren yang tanpa sadar ngomong begitu.

'Berdarah dingin?" Alis rean berkerut, dan sedang memikirkan alur dalam novelnya kembali.

Sedangkan ren sedang kesakitan karena kaki nya diinjak oleh Jallfaen.

"Kalau ngomong itu yang benar!"

"Ish iya-iya maaf."

Ren dan Jallfaen kini sedang berdebat sendiri. Sedangkan Rean masih berkutat dengan pikirannya.

'Duke Devian? Dijelaskan dalam novel memang terkesan kejam tapi sangat menyayangi anaknya. Untung saja rean ngga mati, kalau terjadi mungkin dunia langsung hancur ditangan Duke tirani itu." Batin rean. Sepertinya dia tidak sadar kalau dirinya bertransmigrasi kedalam tubuh Rean Aksara :)

'Lah bentar! Gue kan transmigrasi nya kedalam tubuh Rean Aksara. A-apa artinya karena aku Rean ma-mati? Aaa ma! Bagaimana jika Duke tahu dan aku langsung dieksekusi mati?! Hueee ma belum mau mati lagi..." Batin rean. Baru sadar dia nya :)

.....

To be continued

Nama: Jallfaen EvortdiansUsia: 15 tahunTinggi: 180 cmHal kesukaan: menembak rean (anjay)Elements: api and tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama: Jallfaen Evortdians
Usia: 15 tahun
Tinggi: 180 cm
Hal kesukaan: menembak rean (anjay)
Elements: api and tanah

"Hanya padamu aku bisa tersenyum rean."

Characters don't matterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang