Rean kembali ke kelasnya setelah puas berkeliling. Ia melihat kelasnya sepi dan hanya ada Rayen yang duduk di bangkunya ah jangan lupakan si murid baru alias Shopia yang juga sama-sama sedang duduk di tempatnya.
Rean merasa suasana nya kurang nyaman ya. Jadi dia memutuskan untuk tidak jadi masuk karena tidak mau ikut dalam kecanggungan dua orang yang masih saling diam-diaman itu.
Ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan saja dibandingkan kelasnya. Sesampainya di perpustakaan rean langsung duduk setelah menemukan buku yang ingin dia baca.
Rean memandang serius dan sesekali mengangkat sebelah alisnya tanda dia bingung. Kini dia sedang membaca sebuah buku tentang ramalan dan benar saja ada beberapa ramalan di dalam buku itu yang sudah terjadi seperti ramalan dikalahkannya raja iblis dan kemunculan seseorang yang memiliki dua mata dengan warna yang berbeda.
Itulah yang membuat rean mengeryit bingung. Diceritakan kalau ada seorang gadis yang secara mendadak menjadi seorang pria? Dan juga warna rambut yang hitam setengah dan setengah lagi putih.
' bentar-bentar... Kok ini mirip shopia? Di sini di ceritakan dengan jelas. Menurut legenda yang membuat buku ini adalah seorang petapa tua yang tinggal di gunung selama masa hidupnya di zaman kuno. Uih si Petapa ini cenayang ya? Kok bisa tahu. Tapi tunggu..." Batin Rean. Ia langsung melanjutkan kembali bacaannya dan dibikin kaget lagi.
Disitu tertulis bahwa, ketika gadis atau pemuda muncul maka akan ada sesuatu yang terjadi. Diceritakan kalau akan muncul Satu Monster yang berada di dunia bawah lepas yang mengakibatkan banyak kerusakan yang terjadi.
Monster itu adalah monster yang paling di takuti karena kekuatan nya setara dengan kekuatan 1000 raja iblis yang juga terkenal kuat. Tidak dijelaskan secara detail kembali setelahnya. Yang pasti itu membuat rean panas dingin begitu membacanya.
"Jadi begitu ya. Apapun yang terjadi kami akan selalu melindungi mu rean." Ucapan seseorang yang entah sejak kapan sudah berada di belakangnya. Rean terkejut dan sontak menoleh. Ia mendapati bukan hanya satu orang tapi ada sembilan orang lainnya.
"Ish kalian ini bikin kaget aja!" Protes rean kepada para tunangannya. Ia sedang membaca serius eh malah digangguin sama sembilan makhluk jejadian.
"Hehe abisnya rean imut ketika serius gitu." Ujar Layri yang entah sejak kapan tuh bocah udah duduk di depan kursi yang diduduki rean.
Wajah rean kini memanas dan pada akhirnya langsung ia tutupi wajahnya dengan buku yang tadi ia baca. Tentu saja melihat kelakuan kekasih mereka yang sedang salting membuat mereka berucap satu kata di batinnya.
' lucu." Batin mereka semua dengan pipi yang sedikit memerah.
...................
Rean kembali ke kelasnya begitu bel masuk sudah berbunyi. Ia duduk dan entah kenapa dia merasa kalau aura kecanggungan antara si murid baru dan juga Rayen sudah menghilang. Karena terlampau penasaran akhirnya rean bertanya meski entah dijawab atau nggak.
"Ra-rayen, apa kau sudah berbaikan dengan murid baru itu?" Nampak ekspresi Rayen yang tetap datar namun seperti sedang bingung.
"Kau tahu aku dengan dia berantem?" Rean menjadi kalang kabut. Ia sedang berusaha untuk merangkai kata agar si Rayen nggak tahu kalau dia nguping pembicaraan.
"A-ah iya. Waktu itu aku tidak sengaja mendengar pembicaraan mu yang sedang marah sekilas dan langsung pergi hehe..." Ucap Rean meski dia yakin kalau Rayen nggak akan percaya.
"Oh. Ya tadi aku sudah meminta maaf. Dan kami sudah berbaikan." Rean mengangguk kemudian tidak ada pembicaraan lagi karena guru sudah masuk ke dalam kelas.
................
Malam telah tiba. Secara perlahan dan bergantian para makhluk hidup sudah beristirahat didalam tidurnya. Rean kini tengah menatap langit-langit kamar. Dia entah mengapa tidak bisa tertidur.
Ia teringat dengan bacaannya. Bagaimana jika semua itu memang akan benar-benar terjadi dan akan banyak nyawa yang hilang? Apa dirinya juga akan menjadi salah satu korban?
' hahh... Memikirkan semua ini membuat kepalaku pusing." Batin Rean. Ia mencoba untuk pura-pura tidur. Dan ajaibnya dia langsung tidur beneran setelah beberapa saat.
.....................
Keesokan harinya rean terbangun duluan daripada yang lainnya. Ngomong-ngomong sekarang di kamar asrama nambah dua orang lagi. Siapa lagi kalau bukan Casey dan Zekki.
Ia mendengar suara ketukan pintu dari arah luar kamar asramanya. Dengan rasa kantuk yang masih tersisa rean langsung turun dari ranjangnya dan menuruni tangga karena ranjangnya berada di atas. Yah seperti ranjang bertingkat lah.
Setelah sampai di depan pintu rean langsung membukanya dan dia melihat wajah seseorang yang sering ia temui beberapa hari yang lalu. Ngomong-ngomong ini hari libur.
"Pagi." Sapa orang itu dengan senyuman lembutnya.
"Ah iya pagi." Jawab rean setelah sadar sepenuhnya. Ia melihat orang itu membawa tumpukan makanan yang dibawa menggunakan rak yang ada rodanya jadi bisa jalan.
"Ini sarapan kalian. Maaf ya aku datang pagi sekali, karena kata Bu kantin hari ini dia semangat masak sih." Ujar orang itu mencoba untuk basa-basi dengan Rean.
"Terimakasih sudah mengantarkan sarapan kami Arzen. Maaf merepotkan mu." Arzen orang tadi tersenyum lembut.
"Baiklah saya permisi dulu. Nikmati sarapan kalian ya." Setelah mengatakan nya Arzen langsung pergi dan rean langsung membawa troli yang berisi makanan ke dalam kamarnya.
' dia memang gadis yang baik. Eh tunggu dia gadis atau pemuda ya? Kok bingung aku." Batin Rean yang malahan menjadi kebingungan kembali.
"Dah la. Saatnya membangunkan para beban hidup ini." Ucap Rean setelah meletakkan semua makanan nya di meja makan. Kemudian pergi untuk membangunkan yang lainnya.
..................
...................
........
To be continued
![](https://img.wattpad.com/cover/347985069-288-k273785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Characters don't matter
RomanceBxB jangan sampai salah lapak. Ngerti? ___ Rean seorang pegawai toko buku umum yang masih magang tanpa sengaja menemukan sebuah buku yang tergeletak berdebu disudut rak tertinggi. Karena merasa cerita didalam buku itu menarik, akhirnya rean memutus...