Part 5

22.3K 1.8K 63
                                    


...

Saat ini rean tengah melamun sambil mencuci tangannya. Dia sedang berpikir tentang kejadian yang baru saja terjadi.

'Kenapa protagonis wanita diadopsi oleh keluarga Leonard? Bukankah harusnya itu Gibrealtano? Terus lagi harusnya pertemuan antara Alland dan protagonis itu masih lama. Apa alurnya berubah ya? Jika begini apa aku akan tetap hidup?" Batin rean. Dia mungkin tidak sadar karena air di wastafel sudah meluber kemana-mana.

Sampai ada sebuah tangan yang mematikan kerannya yang membuat rean tersadar.

"Jika ingin melamun, matikan dulu kerannya!" Rean tersadar, dia agak merinding saat mendengar suara seseorang tapi dia tidak melihat orangnya.

"E-eh siapa yang bicara? Halo?" Orang itu hanya menghela nafasnya.

"Kau belum mengecek disebelah kiri mu." Sontak saja rean segera menoleh dan terkejut.

"Eh Alland?" Orang itu memiliki penampilan yang sama persis dengan Alland. Mata hijau tajamnya, Surai pirang panjangnya. Hanya saja orang itu kelihatan lebih tegas.

"Lagi-lagi. Aku bukan Alland." Rean mengeryit bingung, dia sedang mengingat-ingat kembali. Ah dia ingat sekarang, Rolland Ferdinand! Antagonis yang malah berakhir jadi haremnya protagonis wanita.

"Huhh namaku Rolland Ferdinand, dan Alland adalah adik kembaranku. Apa kau paham?" Rean hanya mengangguk meski dia nggak paham :)

Rolland POV

Aku pergi ketoilet untuk mencuci mukaku. Namun saat sampai aku melihat seseorang yang terdiam dengan keran yang masih menyala.

Aku mengernyit heran, air didalam wastafel itu mulai meluber keluar. Dengan segera aku pun langsung mematikannya.

Orang itu sepertinya terkejut tapi yasudah lah.

"Jika ingin melamun, matikan dulu kerannya!" Ucapku. Entah aku heran karena orang itu tampak bergetar. Apa mungkin dia takut? Apa suara ku seseram itu?

Saat dia berbalik, aku sedikit terpanah saat melihat wajah cantik orang itu. Apa dia perempuan nyasar?

"E-eh Alland?" Seketika wajahku menjadi datar kembali. Kenapa banyak sekali yang tidak bisa membedakan aku dengan Alland?

"Lagi-lagi... Aku bukan Alland." Ucapku. Dia sepertinya bingung, dan kembali masuk kedalam pikirannya. Entah apa yang dia pikirkan.

Namun saat melihat ekspresi seriusnya, rasanya sangat menggemaskan. Aku ingin sekali langsung mener- eh kok gini si!

Meski jantungku tidak bisa diajak kompromi. Aku tetap berusaha untuk menetralkan ekspresi ku menjadi datar.

"Huhh... Namaku Rolland Ferdinand, dan Alland adalah adik kembaranku. Apa kau paham?" Dia nampak mengangguk meski terpampang jelas kalau dia masih kebingungan.

"Lalu namamu?" Ucapku karena penasaran.

Rolland POV end

"Perkenalkan nama saya, Rean Aksara Devian. Anda bisa memanggil saya Rean atau terserah anda saja." Ucap Rean sambil tersenyum paksa karena dirinya jadi terpaksa harus sopan.

"Oh... Kau baru masuk akademi? Dan jangan terlalu formal." Rean mengangguk.

"Ya aku baru masuk hari ini." Ucap Rean.

"Asrama mu nomor berapa?" Meski terkesan menguras informasi pribadinya rean tetap menjawab. Toh dia juga kakak nya Alland jadi lama kelamaan akan tau.

"256 AY. Itu kamar asrama ku..."

"Kau seasrama dengan Alland?" Rean kembali mengangguk sebagai jawaban.

'Pantas saja dia kenal Alland." Batin Rolland.

Characters don't matterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang