Part 7

18.4K 1.6K 87
                                    

....

Disebuah ruangan dengan cahaya yang minim. Terlihat seorang pemuda yang sedang memandangi sesuatu. Ya pemuda itu adalah Rean, dia sedang memandangi kalung dan anting milik ibunya yang diberi oleh ayahnya.

Karena belum sempat untuk beresin barang-barangnya. Rean akhirnya membereskan nya saat semua sudah tidur. Namun pandangan rean beralih kesebuah kotak kecil.

Karena penasaran dia mengambilnya. Saat dibuka dia melihat sepasang kalung dan anting, pandanganya kini beralih ke sebuah surat kecil di dalam kotak itu dan dibawah kotak itu.

Kemudian rean membaca surat yang ada dibawah kotak itu terlebih dahulu. Saat dia membukanya, tertulis disana nama ayahnya.

Isi kertas:

Rean sebelumnya selamat sudah masuk kedalam akademi ini. Ayah hanya ingin menyampaikan benda yang ingin sekali ibumu beri kepadamu. Ayah tidak tahu isinya apa, namun ayah yakin itu adalah benda terbaik untukmu. Maafkan ayah Rean...

Penuh cinta: rean
Deviano Anggara Devian

Rean tersenyum setelah membaca surat itu. Kemudian pandangannya beralih kearah surat yang satunya, yang terkesan sudah tua dan tanpa berlama-lama rean langsung membukanya dan membacanya. Namun betapa terkejutnya dia karena itu dari mendiang ibu rean aksara.

Isi kertas:


Rean... Jika kau membaca ini mungkin ibu sudah tiada. Tapi satu hal yang harus rean ingat. Ibu sangat menyayangi rean meski itu bukan lah rean sendiri. Ini adalah kalung dan anting khusus. Dengan kalung dan anting ini kau bisa menyembuhkan dirimu sendiri. Ibu adalah keturunan elf murni, jadi rean juga masih mempunyai darah dari para elf. Sayang kau harus ingat, bahwa bangsa ini sudah bersatu. Para mahluk yang bukan manusia juga sudah berdamai. Raja iblis juga sudah dikalahkan. Namun... Kaisar Demons dia sangat berbahaya. Ingat pesan ibu, jangan pernah pergi kearah hutan larangan itu. Raja iblis bukanlah manusia namun dia sudah dikalahkan. Sedangkan kaisar Demons dia masihlah manusia meski hanya setengah karena setengahnya lagi vampir. Tapi jika pada akhirnya dia menjadi haremmu ibu merestui saja hehe... Mungkin ini saja yang ingin ibu sampaikan. Jaga diri baik-baik. Ibu sangat menyayangi mu rean. Maafkan ibu karena tidak bisa selalu bersamamu

Penuh cinta rean
Ayuna Elfy Devian

Entah kenapa setelah membaca surat itu. Air matanya kembali mengalir. Mungkin ini adalah perasaan dari rean aksara yang asli.

Dia menangis dalam diam. Jujur saja dia merasa hatinya sangat sakit setelah membaca ini. Mungkin rean yang asli sangat merindukan ibunya.

"Ibu..."

.........

Keesokan paginya, rean terbangun dari tidurnya. Karena apa? Ya dia terbangun karena kaget mendengar suara benda jatuh yang tidak bisa dibilang lumayan lagi.

Dia melihat ren yang sedang mengusap pantatnya yang baru menyentuh permukaan lantai itu. Kalau rean nggak baru bangun tidur, pastinya dia langsung ngakak sengakak ngakak nya.

Alland hanya bisa menggeleng. Karena dia sudah biasa melihat ren yang terjatuh dari kasurnya. Sungguh apa bener si ren itu bangsawan? Kenapa nggak punya etika?

Kalau Jallfaen mah seperti biasa, mukanya datar. Namun dia diam-diam tersenyum kecil saat melihat rean yang sangat imut dengan rambut sedikit acak-acakan.

.......

Seragam akademi Sihir AY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seragam akademi Sihir AY

Anggep aja rean yang warna biru tapi bukan rok. Terus celananya pendek.

"Loh bentar. Kok kalian jubahnya hitam? Kenapa aku biru? Dan lagi celananya pendek." Tanya rean berulangkali karena heran masa dia beda.

"Nggak tahu. Tapi itu cocok untuk mu. Sudahlah cepat dari pada terlambat masuk." Pada akhirnya rean hanya mengangguk dan masuk kedalam kamar mandi untuk berganti pakaian.

Selang beberapa menit kemudian, rean kembali dengan sudah mengenakkan seragam akademi.

Alland dan Jallfaen sampai tidak bisa mengalihkan pandangannya dari rean. Sedangkan ren dia memang sempat terpesona. Namun dia langsung ingat kalau dia sudah punya kekasih.

Tok tok tok... (Suara ketukan pintu)

"Siapa?" Tanya rean karena bingung.

"Oh pasti itu shopia. Sebentar aku bukakan dulu." Ucap Ren kemudian beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju kearah pintu.

Beberapa menit kemudian, ren kembali dengan membawa troli berisi makanan dan minuman.

"Ayo sarapan dulu."




........


"Jadi kita sekelas ya?"

Saat ini rean tengah berjalan menuju kearah kelas bersama dengan ren. Karena Alland masuk kedalam kelas X One AY sedangkan Jallfaen masuk kedalam kelas X Three AY.

"Ya, huhh nasib karena tidak punya kekuatan khusus. Ngomong-ngomong... Kenapa kau memakai kalung dan anting?" Ucap Ren.

"Ah ini pemberian ibunda ku. Kedua benda ini sangat berharga makanya aku memakai nya." Ucap Rean sembari memandangi kristal hijau yang ada dikalungnya sambil tersenyum.

"Kau pasti merindukan ibumu ya."

"Sudah pasti... Sudahlah ayo, atau kita akan telat." Ucap Rean yang menyadarkan ren.

"Ah benar juga! Ayo!" Ren kambali menarik tangan rean yang membuat rean hanya pasrah.

'Aku ingin sekali punya sihir teleportasi rasanya:)" batin rean.


.........

"Silahkan perkenalkan dirimu."

Sesampainya dikelas, dosen langsung menyuruh rean untuk mengenalkan dirinya didepan kelas yang nampak bising.

"Na-namaku Rean Aksara Devian. Salam kenal, kuharap bisa berteman baik dengan kalian dan mohon bantuannya!" Rean membungkuk sebagai tanda penghormatan.

Seluruh kelas seketika diam. Namun saat rean menegakkan tubuhnya kembali, seluruh kelas langsung jadi heboh. Ada yang mimisan ada yang pingsan sampai ada yang kesurupan.

Bagaimana tidak, secara mata rean yang berbinar dan mulut kecilnya yang bergetar takut salah bicara. Membuatnya tambah imut.

"Uwah... Damage nya hampir mirip seperti shopia. Untung saja aku sudah pakai kacamata anti ini." Ucap salah satu siswi disamping ren.

"Bener tuh. Damage nya hampir mirip. Sama-sama membuat orang pingsan dan mimisan." Ucap ren sambil ngemil kacang yang entah dia dapat darimana.

........

Rean memandang jengkel kearah rak atas. Kenapa dia menuruti perintah dari dosennya sih? Aduh kan dia itu pendek.

Saat rean sedang berjuang untuk mengambil buku yang diminta oleh dosennya dia kesusahan tentunya. Sampai ada sebuah tangan yang mengambil buku itu yang tentu saja membuat rean berbalik dan langsung terkejut.

'Mampus!"



.......

To be continued

Characters don't matterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang