Bab 16

10.4K 842 14
                                    

........

"Shitt Minggiran lagi kenapa?" Sekarang, mereka (Harem rean) sedang ngumpet di semak-semak samping rean.

Untuk mengintip apa yang rean lakukan di tempat penangkaran hewan peliharaan. Tapi karena badan mereka bongsor jadinya mereka selalu ribut karena kesempitan.

"Kalau aku minggir lagi. Yang ada kita ketahuan!" Ucap Alland. Namun karena badan mereka yang besar jadi rean sedari tadi udah tahu. Tapi pura-pura aja dia mah. Nggak deng sebenarnya rean bingung apa yang sedang mereka lakukan.

Karena sibuk berdebat. Mereka tidak sadar kalau rean melirik kearah mereka. "Kalian kenapa disana?"

Ucapan itu membuat mereka berhenti berkelahi. Dan menatap rean yang sudah berdiri didepan mereka dengan menggendong Lavi.

"Ka-kami..." Layri melirik kearah mereka. Dan mereka hanya mengacuhkannya yang membuat layri memaki mereka didalam hatinya.

"Kenapa?"

"Ahaha kami sedang berburu semut. Iya semut hehe..." Rean pun mengangguk. Sedangkan yang lainnya hanya menepuk jidatnya masing-masing.

Apa tidak ada alasan selain itu? Masa iya mereka yang banyak kerjaan nya dibilang berburu semut yang dilakukan orang gabut.

(Author: lah lalu kenapa kalian ngikutin rean?

All: demi masa depan tor.

Author: dimi misi dipin! Alah dasar bucin nggak ketulungan!

All: bilang aja lu iri karena ngga punya ayang

Author: hiks jahat!

....)

........

"Oh jadi kau kesini karena kau punya kucing ya. Pantas saja..." Ucap layri sambil memandang kucing yang hanya mau nurut Ama rean.

"Namanya siapa?"

"Namanya Lavi. Dia jinak kok tenang saja." Ucap Rean yang membuat mereka mengeryit heran. Bukankah tadi kucing itu saat melihat mereka seperti ingin membunuh mereka?

"Ya kan lavi?" Rean menggelitik bulu lavi yang membuat lavi kenakan. Yang tentu saja dilakukan sambil melihat remeh kearah Harem rean.

Seakan tatapan itu menunjukkan isyarat. "Kalian kalah!" Yang tentu saja membuat mereka kesal sampai rasanya ingin membunuh kucing sialan ini.

(Author: Awokawok kasihan. Kalah Ama kucing!

All: diem lu!

Author: (disumpal mulutnya make lakban)

Rean: loh kalian ngapain author?

All: nggak ada sayang. Ayo pergi

Rean: oke?

Author: sialan memang mereka (batin)

.....)

.........

"Mama! Ayah!" Rean buru-buru turun dari kereta kudanya. Dan langsung memeluk kedua orangtuanya.

"Rean jangan seperti tadi mengerti?" Ucap sang ibunda sambil mencubit pipi chubby anaknya. Sedangkan sang Duke hanya terkekeh melihat kelakuan anaknya.

"Rean ngelti! Lepass" Sang ducess tersenyum gemas dengan anaknya satu-satunya ini. Meski dia tahu kalau jiwa nya berbeda. Tapi dia tetap menyayangi anaknya selalu.

"Yasudah ayo masuk."

.......

"Kakak!" Saat rean sampai didalam. Rean langsung memeluk pelayan pribadinya yang sudah seperti kakak menurutnya.

"Tuan muda bukankah baru bertemu saya beberapa hari yang lalu?" Rean mengerucutkan bibirnya yang membuat semua orang gemas dan rasanya ingin mencubit pipi tembem nya itu.

"Tetap saja rean kangen." Mereka hanya terkekeh geli melihat tingkah laku anak dan tuan mudanya. Mansion itu menjadi lebih hidup saat rean pulang.

"Ma..." Rean seketika berbalik dan menatap mamanya. Atau ibunda rean aksara.

"Ada apa sayang?" Ucap Ayuna sembari mengusap lembut kepala anaknya. Sedangkan Rean kembali mengerucutkan bibirnya sambil memegang perutnya.

"Rean lapar." Ucapan itu sontak saja membuat mereka semua menahan tawa mereka. Sungguh mereka kira ada hal serius. Nyatanya membuat mereka ingin tertawa namun ditahan takut rean marah.

........

Setelah makan dan mengobrol sebentar dengan keluarganya. Membuat rean langsung tertidur saat sampai di kamarnya.

Sedangkan Eva yang melihatnya hanya tersenyum kecil kemudian mengusap lembut Surai milik rean.

"Mimpi indah, tuan muda." Ucapnya yang kemudian mengecup singkat kening rean sebelum pergi dari kamar tuan mudanya.

Sedangkan Rean tidak terusik sama sekali malahan semakin nyaman dan bermimpi indah.

.........

Paginya rean sedang sarapan bersama keluarganya dengan hangat. Rean makan banyak karena disuruh sama Ibunda nya. Dengan alasan, tubuh Rean terlalu kurus. Jadinya rean nurut aja, toh semua makananya enak.

"Rean, apa habis ini rean mau ikut ibunda dan ayah?" Ucap Ayuna saat acara sarapannya selesai. "Kemana memangnya?"

Ayuna tersenyum kemudian menjawab pertanyaan anaknya. "Mama ada urusan jadinya akan ke kekaisaran begitu juga dengan ayahmu. Apa rean mau ikut?" Ucap Ayuna yang dibalas anggukan oleh rean karena setelah dipikir-pikir dia bosen juga kalau disini terus meski nyaman.

"Baiklah kita akan berangkat siang nanti."

......

Rean memandang keluar dengan mata berbinar. Karena sepanjang perjalanan, dia disuguhkan dengan pemandangan indah. Dan ada beberapa keluarga yang nampak harmonis dari kejauhan.

Rean tersenyum. Sedangkan Duke dan ducess terkekeh geli melihat tingkah anak mereka yang menggemaskan. Sungguh rean dilihat dari manapun pasti sangat menggemaskan.

Yang tentu saja membuat Duke sedikit waswas karena pasti banyak yang sudah terpikat dengan putranya ini. Dan lagi dia pernah dikirimkan sebuah surat yang mengatakan harus mengawasi rean baik-baik karena kaisar Demons mengincar putranya ini.

Sesampainya di kediaman keluarga kerajaan. Rean langsung takjub saat melihat kediaman itu yang sangat besar bahkan lebih besar dari kediaman miliknya.

Taman bunga yang bermekaran indah. Air mancur yang terdapat patung orang? Mengalir indah. Sungguh membuat rean takjub.

"Kalian sudah sampai. Duke Devian dan ducess Devian." Rean seketika mengalihkan pandangannya kearah seorang?

.........

Slide Story:

Author: hiks kok author selalu terzolimi di cerita author sendiri :(

Rean: dah nasib mu tor

Author: rean juga jahat!

Rean: lah kok aku juga kena?

Layri: udah jangan urusin author banyak drama ini. Mending main aja yuk!

Rean: main apa?

Para harem: kartu (tersenyum penuh arti)

Rean: oke?

Author: ikut berduka cita rean :)

To be continued

Characters don't matterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang