Bab 18

9.6K 824 17
                                    

.

.

.........

Keesokan harinya, rean terbangun dari tidurnya. Karena dipaksa bangun oleh Eva pelayan pribadinya yang sudah dia anggap kakak nya sendiri.

"Tuan muda ayo bangun! Hari ini desainer anda sudah datang." Ucap Eva. Sedangkan Rean hanya menguap mendengarkan ucapan pelayan pribadi nya.

"Desainer untuk apa?" Ucap Rean sembari meregangkan otot-otot nya habis yang kaku karena baru bangun.

"Untuk menjahit dan mengukur pakaian untuk anda kenakan pada acara ulang tahun akademi. Dan juga sekalian untuk acara pertunangan anda." Ucap Eva.

"Oh... Tadi apa yang kakak bilang? Pertunangan? Siapa?" Ucap Rean setelah berhasil loading karena emang dia itu lambat untuk memproses jadinya ya perlu loading dulu :)

"Tentu saja pertunangan tuan. Dan cepat tuan bersiap karena Yang mulia ratu dan yang lainnya sudah menunggu anda dibawah." Bentar, rean ngelag dulu.

"Sudah jangan berpikir terlalu banyak tuan. Ayo cepat bersiap! Kalian bantu tuan muda untuk bersiap!" Ucap Eva kembali.

Para pelayan lainnya yang memang bertugas untuk membantu tuan mudanya mandi dan siap-siap pun langsung membungkuk.

"Siap! Ayo tuan muda!"

'Ma tolong!" Batin rean. Karena jujur dia sangat tidak suka dimandikan, alasannya karena pasti para pelayan itu akan terus menggosok tubuhnya hingga bersih.

Dan jujur aja itu agak sakit. Tapi untung rean itu laki, ya kan?

.........

"Silahkan anda pilih mau pakai pakaian yang mana, Tuan muda." Ucap salah satu dari pelayan itu. Setelah acara mandi yang membuat rean sengsara (sok dramatis) rean sekarang dipaksa untuk berpikir.

Hadehh rasanya rean mau pensiun aja jadi bangsawan. Udah ini pakaiannya ada banyak lagi. Yang tentunya semua pakaian itu mewah. Satu-satunya pakaian sederhana yang pernah rean pakai hanya saat tidur.

"Yang itu deh." Rean menunjuk kearah pakaian yang sudah paling sederhana menurutnya. Dengan setelan hitamnya serta jubahnya yang berwarna merah ati, serta celananya yang pendek.

Kek gini lah...

Karena jujur aja rean lebih suka menggunakan celana pendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena jujur aja rean lebih suka menggunakan celana pendek. Tapi dengan kaos kaki panjang tentunya. Karena dia tidak ingin kaki putih mulusnya terpampang dihadapan semua orang.

"Baik tuan!"

........

Rean ingin segera menemui kedua orangtuanya. Alhasil dia berlari saat menuruni tangga, karena kamar rean berada di lantai 3 dan orang tuanya serta yang lainnya ada di ruang tunggu tamu yang terletak di lantai 2.

"Tuan muda hati-hati!" Ucap Eva yang kualahan dengan tingkah tuan mudanya ini.

Pandangannya beralih kearah beberapa pemuda yang duduk di kursi samping kedua orangtuanya.

"Mereka?" Karena tidak fokus. Alhasil rean terpeleset dan hendak jatuh.

"TUAN MUDA!" Mereka semua langsung mengalihkan pandangannya kearah rean. Dan langsung panik juga. Sedangkan Xafier dan yang lainnya langsung berlari kearah rean.

Tapi untungnya sebelum rean jatuh, sudah ada yang menangkapnya.

"Hati-hati. Jangan melihat kearah lain saat berjalan dan jangan berlarian." Ucap orang itu.

Rean langsung mendongak, dan tanpa rean sadari wajahnya sudah berlinang air mata dengan hidung yang merah.

"Ma-maaf. Hiks..." Orang itu dibuat diam oleh rean. Seketika rival yang sudah sampai langsung menarik rean ke pelukannya.

"Rean kau tidak apa?" Tanya mereka hawatir. "Hiks maafkan rean hiks..."

Sungguh sekarang ingin sekali mereka melihat wajah rean saat mereka melakukan itu. Namun langsung disadarkan oleh suara seseorang.

"Maaf menganggu. Tapi putraku juga perlu memperkenalkan dirinya ke calon menantu. Ahay!!" Ucap seorang wanita dewasa yang namanya Hyuna Alexandrey.

Hyuna kemudian mencubit perut anaknya. Sedangkan yang jadi sasaran cubitan menahan sakit. Karena cubitan Hyuna tidak main-main sakitnya.

"Ibu kok nyubitnya aku?" Protes anak bontot nya yang menjadi incaran.

"Ya karena kamu anak ke 2." Sunggu sekarang rasanya dia ingin pensiun jadi anaknya Hyuna. Tapi kasihan karena dia ibu kandungnya sendiri.

"Khmm! Maaf sebelumnya. Perkenalkan nama saya Gibra Alexandrey. Dan aku anak pertama dari mama Hyuna." Ucap Gibra orang yang tadi membantu rean saat hampir jatuh.

"Maafkan aku karena sudah membuatmu menangis." Ucapnya sekali lagi. Sedangkan Rean yang masih terisak pun langsung mengusap air matanya.

"Hiks nggak apa hiks, makacih udah hiks menolong Rea hiks. Maaf hiks rea cengeng hiks hiks..." Ucap Rean meski masih sambil terisak.

"Tidak ada masalah. Jangan menangis hm?" Gibra langsung mendekat kearah rean yang masih dikelilingi oleh para haremnya. Dan berniat untuk mengusap air mata rean.

"Jangan menangis." Ucapnya. Membuat rean menatap wajah Gibra dengan wajah memelasnya.

Sedangkan Gibra yang ditatap begitu rasanya jadi mau langsung nikah aja sama rean.

"Acie kacian dikacangin!" Kata-kata rondom keluar dari anak ke2 Hyuna yang namanya Riska Alexandrey.

"Dari pada lu jomblo." Ucap Hyuna menimpali perkataan anaknya.

"Hiks ibu kok tega banget! Kan langsung menohok hati kuchh ini." Sedangkan orang-orang yang mendengar perkataan dari Riska langsung merasa merinding.

'High najis" batin semua orang. Minus Eva yang isi pikirannya berbeda.

'Kenapa dia ada disini." Batin Eva sembari mencengkeram erat pakaiannya. Sedangkan Riska yang melihatnya langsung menyeringai penuh arti.

'Kita bertemu lagi. Manis..." Batin Riksa sambil menatap intens kearah pelayan pribadi Rean.

'Hadehh ni anak. Pasti punya rencana lain lagi untuk pelayan pribadi nya menantu. Biarin aja lah." Batin Hyuna yang sudah sangat mengerti dengan gelagat putri satu-satunya ini.

........

Riska: ayang! Akhirnya kita ketemu lagi!

Eva: menjauh! Tuan muda tolong aku!

Rean: huh tolong apa?

Author; :)

Nama: Gibra AlexandreyUsia: 16 tahunTinggi: 182 cmHal kesukaan: balap kuda and reanElements: air, es

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama: Gibra Alexandrey
Usia: 16 tahun
Tinggi: 182 cm
Hal kesukaan: balap kuda and rean
Elements: air, es

"Maafkan aku kalau saat pertama kita bertemu. Membuatmu menangis dan ketakutan"

To be continued

Characters don't matterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang