4.3k words
Kayaknya bakal jadi chapter terpanjang sepanjang cerita ini berjalan, mau dipotong gantung banget.
***
Minho bisa saja bolos kuliah dan tidak ketahuan mama atau papanya, tapi sebagai pribadi yang terlalu jujur dia ragu melakukannya. Mulut dengan bibir tipis miliknya sering kali tidak bisa ditahan untuk curhat, jadi cepat atau lambat pasti akan ketahuan. Dan niatnya, hari ini dia ingin minta izin untuk tidak masuk kuliah, lagi.
"Mahal-mahal bayar kuliah kalau nggak masuk buat apa?"
Padahal Minho sudah bisik-bisik pada mamanya, tapi memang nasib bajingan papa yang dia tidak tahu kapan datangnya justru dengar.
"Sehari ini saja, pa. Aku janji ini yang terakhir," rayunya dengan dua tangan ditangkup depan dada.
Namun Brian si kompor rusak justru ikut memanas-manasi. "Mana mungkin terakhir, pa. Pasti nanti dia tawuran lagi, terus nggak masuk lagi."
Ingin sekali Minho jejalkan sambal ke mulutnya. Hampir pula dia datangi Brian yang duduk diseberangnya untuk dipukul. Namun urung karena papa memarahinya. Lihat, papa lebih sayang anak tirinya daripada dia yang anak kandung. Dari dulu papa lebih bangga dengan Brian daripada Minho. Mau bagaimana, memang lebih membanggakan kakaknya daripada dia. Minho mengakui juga, tapi tetap saja, dia kesal.
"Kalau tawuran lagi sudah minggat saja kamu dari rumah. Capek papa punya anak nakal kayak kamu."
"Jual saja di shofee, pa," usul Brian.
"Memang laku?" Tanya papanya iseng dengan tangan yang menerima piring dari istrinya.
Brian tergelak puas, "kayaknya nggak."
Minho memegang dada kirinya, "tega-teganya kalian bilang begitu," katanya penuh drama. Orang-orang ini jelas tidak bersyukur punya anak dan adik selucu dirinya. Dia memang nakal, tapi tetap saja dia ini mood booster di rumah. Kalau tidak ada dia rumah pasti seperti kuburan yang sunyi.
"Sudah, sarapan. Minho nggak ada jatah libur lagi, harus kuliah. Kalau IP-mu turun semester ini, motormu mama sita."
"Kok gitu? Akukan—"
"Nggak ada alasan, makan."
Mama jarang bicara saat mereka kumpul, tapi sekali bicara selalu mampu buat semua bungkam. Minho makan dalam diam meski wajah sudah hancur bukan main. Gagal sudah niatnya menghindari Seungmin.
Tolong bantu doa agar dia selamat dari amukan presma kampusnya.
***
Kondisi tangan Minho belum benar-benar baik, dia masih pakai penyangga lengan, dan itulah sebab dia mau tidak mau diantar Brian. Padahal Minho minta agar diantar supir saja, tapi papa bilang tidak bisa, supirnya ikut papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM | 2MIN
FanfictionBanyak yang iri pada Minho. Iri karena seorang Minho yang biasa-biasa saja bisa pacaran dengan Seungmin, yang kata orang mirip pangeran negeri dongeng. Ganteng, baik hati, pintar, kaya, dan ganteng lagi, pokoknya ganteng terus. Dalam hati Minho men...